Part 23 - Putus

9.2K 1K 87
                                    

Pagi telah kembali dan bersama matahari yang selalu datang bersama. Menyambut harapan baru di setiap paginya. Hari ini Putri mengawali hari dengan sarapan nasi goreng yang mengeyangkan, kemarin dia memulai hari dengan harapan pukul sepuluh sudah terasa lapar.

Langkah Putri bergerak ringan kala memasuki gerbang sekolah, ini berkat nasi goreng buatan sang ibu yang sukses mengisi full energi Putri. Langit terlihat cerah dan masih berwarna biru. Gerbang sekolah mereka masih berwarna abu-abu bertuliskan SMA Panca Dharma di atasnya. Tidak ada yang berubah kecuali cewek yang duduk di atas boncengan motor Adam. Kemarin-kemarin Putri, hari Safa.

"Safa?" gumam Putri pelan saat motor Adam melewati gerbang sekolah. Melintas tidak jauh dari samping tubuh Putri.

"Itu, itu! Bang Adam dan kak Safa boncengan," pekik adik kelas pada temannya yang berjalan di depan Putri sambil menunjuk heboh pada motor Adam yang kini memasuki parkiran.

"Mana? Oh iya, itu mereka baru masuk parkiran."

"Mereka akhirnya pacaran?"

"Iya kali! Best couple dari SMA kita. Bang Adam sama kak Safa cocok."

Kesehatan telinga Putri akan memburuk jika terus-terusan mendengar hal seperti ini. Mood Putri yang pada awalnya bagus berkat nasi orang buat sang ibu berubah buruk. Langit yang awalnya berwarna biru cerah di mata Putri kini menjadi biru butek. Dada Putri berdenyut tidak menentu. Ini hanya rasa kesal, bukan? Iya, kan? Ini bukan perasaan cemburu.

"Woi, cewek galau. Tungguin gue!" Putri kenal suara siapa ini yang memanggil dari arah belakang. Putri malas untuk menoleh. Langkah tergesah-gesah terdengar, hingga akhirnya yang memanggil Putri itu kini dapat menyamakan langkah. Dia adalah ketua OSIS yang super berisik.

"Harusnya aku yang di sana dampingimu dan bukan dia. Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia," si ketua OSIS menyanyikan sepenggal lagu dari band terkenal milik Armada.

Putri mengalihkan pandangan dari Adam dan Safa yang baru keluar dari area parkiran sekolah. Kini dia menatap sang ketua OSIS dengan  tajam. "Lo mau mati pakai tangan kanan gue atau kiri? Dan perasaan kemarin kita udah end? Mau apa lagi lo sekarang?" sinis Putri pada si ketua OSIS.

"Aku tampan, aku baik, aku kalem. Masih tega lo bunuh jenis manusia kece kayak gue?" tanyanya.

Putri mencibir sambil mempercepat langkah dan meninggalkan ketua OSIS. Tapi sebelum itu dia beekata, "lo terlalu berisik jadi seorang cowok."

"Dari pada lo gagal move on," ledek si ketua OSIS.

"Mending gue, dari pada lo jomblo karatan," jelas Putri tidak mau kalah.

"Gue terlalu berharga untuk dimiliki wanita mana pun." V BTS sebagai jajaran orang tertampan di dunia menangis mendengar ini.

Membuat Putri hampir saja tersedak air liurnya sendiri karena perkataan penuh percaya diri itu. Dengan cepat dia segera menjauh dari si ketua OSIS.

Putri berjalan beberapa meter di belakang Adam dan Safa yang tidak menyadari keberadaannya. Keduanya terlihat asik mengobrol, sesekali Safa merenggut kesal karena guyonan Adam kemudian dia meninju bahu Adam pelan.

"Bang Adam!" panggil si ketua OSIS. Mau tidak mau Adam menoleh ke belakang. Dan barulah dia menyadari kehadiran Putri, terbukti dengan matanya yang melotot karena terkejut saat menatap Putri.

Putus! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang