Putri tersentak kaget saat berbelok di ujung koridor. Adam datang dari arah yang berlawanan. Membuat tubuh mereka hampir saja bertabrakan jika gerak refleks keduanya tidak bagus.
Lalu suasana menjadi canggung.
"Lo lewat duluan," ungkap Adam. Namun tubuhnya tidak bergeser sedikitpun untuk memberi Putri jalan.
Putri menatap Adam gamang. "Geser sedikit."
"Iya." Tapi Adam masih pada posisi. Menatap Putri dengan mata dingin tanpa kata-kata.
Jantung Putri berdetak tidak karuan seolah dia baru menyelesaikan lari dua kali keliling lapangan sekolah. Matanya bergerak ke sembarang arah asal tidak bertemu pandang dengan Adam. Tatapan cowok itu terlalu tajam dan mengintimidasi. Membuat Putri menjadi salah tingkah dengan perasaan tidak menentu.
"Adam." Bian muncul dari balik punggung Adam. Tadi saat keluar dari kelas mereka berjalan bersama menuju ruang olahraga, namun Bian ditinggal oleh Adam karena saat diperjalanan tadi Bian disapa seorang teman dan mereka terlibat percakapan kecil.
"Eh, ada Putri. Apa kabar, Put? Udah lama gue nggak ngelihat lo," Bian basa-basi.
Putri hanya balas dengan senyuman setengah. Memandang pada Bian dan Adam dengan serba salah. Otak Putri mendadak mati untuk berpikir seharusnya bagaimana dia bersikap.
"Lo udah selesai ngobrol sama Ujo?" tanya Adam.
"Udah. Oh iya, Dam, film dokumenter satwa liar di Afrika Barat yang baru lo download kemarin seru banget! Sumpah, nggak salah lo ngerekomendasikan film itu. Gue rela begadang buat nonton sampai habis."
Adam bingung dengan perkataan Bian. Perasaan kemarin Adam tidak mendownload film apapun. Beberapa hari terakhir dia kehilangan minat menonton. Dan Adam tidak pernah merekomendasi film dokumenter pada Bian, karena Adam tahu Bian tidak suka jenis tontonannya.
"Gue dapat pelajaran berharga dari film itu," kata Bian dengan nada dramatis.
Adam semakin bingung. Sementara Putri hanya diam dan menyaksikan saja.
"Sebagian orang mentang-mentang sudah mendapatkan dan memiliki orang yang dia inginkan menjadi seenaknya dan ia sia-siakan. Mereka lupa bahwa orang yang ia sia-siakan juga dapat dimiliki oleh orang lain yang lebih pantas," ungkap Bian.
Dan kebingungan Adam semakin menjadi-jadi. Selama dia menonton film dokumenter tentang hewan tidak pernah Adam mendapatkan konklusi sedalam dan hmmm, sebucin itu. Atau mungkin maksud Bian ini adalah kisah cinta antara singa jantan dan harimau betina dimana cinta si jantan disia-siakan?
Dan di sisi lain Putri merasa tersinggung. Bian tengah menyindirnya.
"Lo setuju sama yang gue katakan, Put?" Bian menarik satu ujung bibir kala menatap Putri, pandangannya penuh maksud.
Putri menatap gamang, "setuju," jawabnya.
"Ya, kita memang nggak boleh seenaknya sendiri. Orang yang kita sia-siakan bisa saja diambil oleh orang lain. Baik fisik maupun hati," tandas Bian dengan nada dalam.
"Gue nggak tau kalau lo sebijak ini. Hal yang gue dapat selama ini saat nonton film dokumenter paling hanya tentang cara bertahan hidup di tengah hutan. Dan lo mendapat sesuatu yang lebih dari itu," Adam terkekeh sambil menepuk punggung Bian, kini Adam paham apa yang Bian maksud.

KAMU SEDANG MEMBACA
Putus! [END]
Dla nastolatkówKonon katanya perempuan adalah makhluk yang paling sulit dimengerti. Tidak sesimpel itu menginginkan apa mau mereka. Memendam rasa dan menyampaikannya dengan kode yang para Adam sulit mengerti. Jika soal Aljabar adalah pelajaran yang sulit dipahami...