Part 15 - Putus

9.3K 1K 66
                                    

"Putri, lo di mana?"

Mutia berteriak tidak tahu aturan saat memasuki ruang kelas. Semua pasang mata yang ada di kelas 12 IPS 4 langsung menghadiakan Mutia dengan tatapan sebal. Oh ayolah, teriakan Mutia sangat bertolak belakang dengan tubuhnya yang mungil, sungguh sangat menganggu.

"Apa sih, Mut? Lo malu-maluin banget jadi cewek. Teriak-teriak nggak jelas, yang anggun dikit dong jadi cewek," omel Acha.

"Ah, itu nggak penting. Gue punya kabar bagus buat kalian berdua, tepatnya buat Putri. Kabar ini spektakuler, fantastis, amazing, menggemparkan dunia persilatan, pokoknya sangat waw," jawab Mutia dengan semangat yang menggebu-gebu.

Putri dan Acha saling tatap dengan pandangan penuh tanya. Kabar apa kiranya itu?

"Kabar apa?" respons Putri. Perkiraan Putri bahwa Mutia pasti membawa kabar yang tidak normal. Oh ayolah, Mutia itu bukan cewek normal dengan mulut yang suka nyelekit.

"Gue ketemu cowok tampan."

Perkiraan Putri benar. Dengar sendiri bukan kabar menggemparkan yang bawa oleh Mutia, haruskah Putri dan Acha terkejut sekarang?

"Ini cowok bukan sembarang cowok. Matanya ada dua," lanjut Mutia dengan nada semangat.

"Waw," balas Putri, sengaja suaranya ia  buat antusias. "Jangan bilang mulutnya ada satu."

"Benar, mulutnya ada satu. Hidungnya juga ada satu, tapi lobangnya dua. Dia juga punya rambut yang banyak," jelas Mutia dengan nada sok polos.

Acha memutar bola mata malas. "Jadi bagian yang menggemparkannya dimana, Mut?"

Mutia tersenyum penuh makna, dia tatap Putri dan Acha secara bergantian dengan pandangan misterius. "bagian yang wawnya, dia mau kenalan sama Putri."

"Apa?! Sumpah lo?! Si-siapa yang mau kenalan sama siapa?" tanya Putri kaget.

"Gue nggak salah dengar?" Acha mengerutkan kening.

"Ck," Mutia berdecak sebal. Apa telinga kedua temannya bermasalah sehingga tidak dapat mendengar perkataan Mutia dengan baik? Putri dan Acha butuh dokter THT kalau begitu.

"Dia mau kenalan sama Putri. Sama Putri. Putri. Masa iya sama alien yang ada di planet tetangga," nyinyir Mutia sebal.

"Nggak ah, malas gue." Untuk saat ini Putri l tidak memiliki minat untuk dekat dengan makhluk yang berjenis kelamin laki-laki. Hati Putri belum baik-baik saja setelah Putus dari Adam.

"Lo harus mau, Put! Ini kesempatan bagus untuk buktikan sama Adam kalau lo udah bisa move on  dari dia. Gosip soal Adam dan Safa mulai menyebar seantero sekolah. Lo mau kalah dari mereka?" Mutia coba mempengaruhi keputusan Putri

Putri menelaah dengan baik semua nasehat Mutia, ada benarnya juga. Seminggu terakhir warga sekolah memang gencar bergosip tentang Adam dan Safa. Sementara Putri masih begini-begini saja setelah putus.

Ini kesempatan yang bagus untuk membuktikan pada Adam kalau ia baik-baik saja setelah putus dari cowok itu. Tapi, masalahnya hati Putri masih ragu untuk memulai sesuatu yang baru dengan luka yang belum mengering.

"Lo nggak bisa nutup hati selamanya, Putri. Hidup ini terus berjalan," tumben sekali Mutia sebijak ini.

"Nggak ada salahnya lo coba, Put," sela Acha.

Putus! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang