| My New Brothers |
SAKURA POV
"Jadi, apa kau berubah pikiran hari ini?"
Aku memandang malas seseorang yang tiba - tiba saja bersender di sebelah loker ku. Yah, dia pria brengsek yang pernah mempermainkan hatiku. Utakata.
Tiba - tiba saja selama satu minggu ini ia mengejar ku dan sama sekali tak menyerah untuk mengajak ku berkencan meskipun sudah kutolak berkali-kali. Dia memang pria gila yang brengsek. Aku benar-benar risih karena ia terus mendatangiku hanya karena sebuah kencan.
"Apa kau gila? Aku tidak akan berkencan denganmu!"
Aku ingin berbalik pergi darinya namun tangan nya langsung menahan tanganku dan mendorongku keras ke loker hanya untuk menyudutkanku.
'Brak'
Dia menjebakku diantara kedua tangan nya.
"Kembalilah Sakura. Aku akan mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Sekarang aku jadi gila hanya karena masih menyayangi mu."
Aku memalingkan wajahku untuk menghindari tatapan matanya yang lirih, seharusnya ia mengatakan kalimat itu dan melakukan nya saat aku masih mencintainya. Tapi sekarang bahkan bukan rasa cinta lagi, tapi aku benar-benar benci padanya. Dia sudah mengkhianati ku tapi dengan percaya diri nya masih berani untuk mengajakku kencan.
"Kau..."
Aku menatap nya dingin dan tajam.
"... menjijikkan."
Utakata terdiam tegang ketika aku menghina nya langsung didepan wajahnya. Ia tampak sedikit terbelalak dan dalam sekejab langsung merubah ekspresinya menjadi ekspresi marah.
"Jangan pernah mengajakku berkencan lagi karena aku sangat membencimu."
'Plak'
Aku pun pergi setelah melepaskan tangan nya dengan kasar. Aku terus berjalan cepat tanpa berbalik sedikitpun, ditengah perjalanan ku, aku hanya bisa merenung jika semua nya sudah terlambat. Kenapa ia baru menyesal sekarang? Bahkan hari itu ia sama sekali tak mengejarku. Jadi apa aku memiliki alasan untuk menerimanya kembali?
"SAKURA!"
Aku menghentikan langkah ku kemudian menunggu lanjutan teriakan nya itu.
"...AKU PASTI AKAN MENDAPATKAN MU BAGAIMANAPUN CARANYA. JIKA SEKALIPUN ITU MENYAKITIMU AKU TIDAK AKAN PEDULI."
Aku tersentak dengan ucapan nya yang sangat lantang, apakah dia benar-benar cinta? Atau itu semua hanya sebuah obsesi?
"Utakata, apa kau tidak malu setelah turun dari posisi kapten team basket?"
Sebuah suara tiba - tiba menarik perhatian ku.
Aku menoleh pada Shikamaru yang tiba - tiba datang dari arah yang kutuju. Ia menghadap pada Utakata dan mengatakan hal itu tanpa ragu.
"Senpai-"
"Jika kau melakukan hal yang diluar batas ini maka bersiaplah untuk kupermalukan sekali lagi."Aku menatap tak percaya pada Shikamaru yang berekspresi serius seperti itu. Apa yang sebenarnya ia lakukan? Orang yang paling tak mau direpotkan itu sekarang malah ikut campur dengan urusan yang merepotkan. Bahkan setelah pertandingan itu, Aku masih tak mengerti arti yang sebenarnya dari semua tindakan nya itu!
"Pergilah ke kelasmu."ujarnya singkat tanpa menoleh sembari melangkah mendekat pada Utakata.
Aku yang awalnya cemas pun akhirnya pergi berlari untuk melupakan segalanya. Dari kejauhan pun aku masih bisa mendengar suara Utakata yang menyuruhku untuk berhenti namun aku tak akan berhenti. Sekeras apapun ia berbicara dan mengancam, aku tidak akan berbalik padanya. Apapun yang terjadi pada mereka, aku berusaha untuk tidak peduli.