| My New Brothers |
SAKURA POV
Aku membuka mataku tiba - tiba ketika telah berbaring selama 10 menit di kasurku. Rasanya aku tak bisa tertidur disaat seperti ini.
Sudut mataku melirik pada sebuah jam weker di atas nakas sebelah tempat tidurku, jam 12 malam. Bagaimana mungkin aku tak bisa tidur padahal pagi ini harus pergi ke sekolah? Apakah ini karena aku yang terbiasa begadang untuk mengelilingi rumah ini?
Aku bangkit dari tempat tidurku karena tak mau memaksakan tubuhku yang menolak tidur.
Setelah berpikir selama beberapa saat, aku pun menegakkan tubuhku dan berjalan menuju pintu kamarku.
'Cklek'
"Kurasa aku harus berkeliling lagi."ujarku dengan helaan nafas yang berat.
Dengan pelan aku keluar dari kamarku dan menutup pintunya kembali.
Saat berada di luar kamarku, tanpa sadar mataku pun menatap sekeliling lantai 2 yang setengah gelap itu, hanya cahaya dari lampu lampu pajangan berwarna kuninglah yang menerangi kediaman rumah ini jika semua orang sudah masuk ke kamarnya masing - masing.
Mataku kini beralih menatap satu - satu pintu kamar mereka, di lantai 2 ini selain kamarku, ada juga kamar Gaara, Sasuke, dan Naruto. Melihat pintu mereka yang tertutup rapat dan hening membuatku sadar jika mereka semua sudah tertidur lelap.
Kaki ku berjalan pelan menuju tangga besar untuk turun kebawah. Selama perjalanan yang singkat itu aku melihat sekeliling rumah ini yang begitu mewah. Meskipun sudah melihat nya berkali-kali, ketakjuban itu selalu hadir spontan dari hatiku.
Banyak guci, hiasan dinding bahkan lukisan yang terlihat sangat mahal. Aku tau bahwa kekayaan Uchiha memanglah sangat banyak, bukankah aku sangat beruntung bergabung dengan keluarga terkaya di jepang setelah keluarga kaisar?
Aku bersyukur bergabung dengan keluarga yang kaya, tapi yang lebih ku syukuri adalah kehangatan yang mereka berikan dengan tulus padaku. Mereka yang menunjukkan sebuah perasaan yang sesungguhnya padaku membuatku sadar betapa percaya nya mereka padaku, dan kurasa aku memiliki perasaan yang sama seperti mereka sehingga aku bisa memahami mereka dengan cepat. Itu terjadi karena kami sama - sama kehilangan orang yang sangat berharga.
Langkahku lagi - lagi terhenti di ruangan yang memiliki pintu besar yang misterius. Sebenarnya apa yang ada didalam sana? Mengapa hanya ruangan ini yang terkunci? Ruangan yang berpintu besar dan megah ini selalu menjadi daya tarikku setiap aku berkeliling. Rasa penasaran itu semakin lama semakin besar.
Haruskah aku meminta kunci nya pada Pein?
'Glek'
Aku terlalu takut untuk menghadapi kakaku yang sangat dingin itu, entahlah dia menganggapku seorang adik atau tidak, namun yang jelas kami tak pernah mengobrol sejak aku pindah kesini. Mungkin hanya saat dia memperkenalkan dirinya?
'klek,klek'
Aku berusaha membuka pintu itu dengan berani, tapi ternyata masih sama saja. Masih terkunci rapat.
Aku menghela nafas dan berbalik pergi, sekarang aku akan pergi menuju kebelakang dan melihat kolam renang yang selalu memantulkan cahaya bulan. Disanalah tempat favorit ku karena dapat melihat pemandangan langit dari air yang tenang.
'Tap,tap,tap'
"Oh ini dia."
Aku tersenyum senang kemudian menggeser pintu berkaca bening itu dan berjalan mendekat pada kolam renang yang selalu kuamati selama ini.