Chapter 14

2.5K 307 41
                                    


Malam itu Wang Yibo sedang asyik menonton televisi sambil makan cemilan di ruang keluarga. Nyonya Wang datang dan duduk disamping putra kesayangannya itu. Dengan lembut Nyonya Wang membelai surai anaknya.

"Yibo."

"Ya?"

"Bagaimana kabarnya calon menantu kesayangan Mama? Kapan kau akan melamarnya?"

"Aku sudah melakukannya, Ma."

"Benarkah?" tanya Nyonya Wang tak percaya, ada nada senang dari suaranya. "Kapan? Kenapa tidak cerita pada mama?"

"Kemarin malam."

"Dimana?"

"Pasar malam."

"Anak bodoh!" omel Nyonya Wang. "Kenapa kau melamarnya ditempat seperti itu? Apa tidak ada tempat yang lebih romantis selain pasar malam? Seperti makan malam romantis di restauran mewah gitu."

"Semuanya terjadi begitu saja, Ma." ujar Wang Yibo. "Awalnya aku hanya ingin mengajaknya jalan-jalan berdua saja ke pasar malam, setelah itu aku ingin mengajaknya makan malam di restauran mewah seperti kata mama tadi. Tapi..."

"Tapi kenapa?"

"Tapi semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Semuanya menjadi kacau."

"Menjadi kacau bagaimana?"

"Xiao Zhan ternyata mengundang temannya untuk ikut bergabung dengan kami. Lalu temannya yang lain juga tiba-tiba muncul." Wang Yibo menceritakan kejadian di pasar malam saat itu pada mamanya. "Dan semuanya menjadi kacau."

"Jadi kau gagal melamarnya?" tanya Nyonya Wang sedih.

Wang Yibo memandang Mamanya sambil memajukan bibir bawahnya seolah merasa kecewa dan sedih. Namun tiba-tiba wajahnya berubah menjadi ceria dan memeluk mamanya dengan manja.

"Dia menerima lamaranku."

"Benarkah?" Nyonya Wang membelalakkan matanya, senyum bahagia terlihat menghiasi wajahnya. "Lalu kapan kalian akan menikah?"

"Mama!" seru Wang Yibo terkejut. "Mama tidak sabaran sekali sih!"

"Tentu saja mama tidak sabar! Mama tidak mau nanti kalau kalian tidak segera menikah, orang lain akan merebutnya!" sahut Nyonya Wang memasang wajah serius. "Jangan sampai gadis kasar itu merebut calon menantu mama yang manis."

Wang Yibo terkekeh mendengar perkataan mamanya tentang gadis teman kecil Xiao Zhan. Namun raut wajah bahagianya tiba-tiba lenyap saat dia teringat papanya.

"Tapi bagaimana dengan Papa?" tanya Wang Yibo sembari menatap mamanya. "Aku tidak yakin Papa akan bisa semudah itu menerima Xiao Zhan."

"Kalau soal papamu... Mama akan mencoba membantu membujuk papa mu nanti." ujar Nyonya Wang berusaha menenangkan putranya. "Kalau mama berhasil membujuk papa mu, mama dapat hadiah apa?"

"Hais Mama ini." gerutu Wang Yibo sembari mempoutkan bibirnya. "Tentu saja hadiahnya adalah Mama akan segera mempunyai menantu yang manis dan imut."

"Ha ha ha kau benar, sayang!" ujar Nyonya Wang terkekeh.

"Aku ingin segera mengumumkan tanggal pernikahanku dengan Xiao Zhan pada semua orang."

"Bagaimana kalau kau mengumumkannya pada hari pesta ulang tahunmu?"

"Eh? Pesta ulang tahunku?"

"Iya, sayang." Nyonya Wang tersenyum penuh arti. "Dan saat itu akan menjadi pesta ulang tahunmu yang paling berkesan."

Hadiah Terindah Dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang