Chapter 36

2.1K 257 26
                                    


"Yang Yang."

"Hn."

"Hari ini aku ingin mengatakan soal kehamilanku ini pada Yibo."

Yang Yang menatap Xiao Zhan dengan tatapan sedih. Dia sebenarnya juga merasa senang mendengar tentang kehamilan adiknya, namun dia juga tidak mau adiknya harus mengambil resiko begitu besar.

Bertahun-tahun dia mencari ibunya, walaupun tidak bisa bertemu dengan ibunya namun dia merasa senang karena ternyata dia memiliki seorang adik meskipun berbeda ayah. Baru dia merasakan kebahagiaan bersama adik yang baru dia temukan, sekarang harus dihadapkan pada kenyataan bahwa ada kemungkinan adiknya akan pergi meninggalkannya.

"Zhan Zhan... Apa kau yakin akan mempertahankan kehamilanmu ini?" tanya Yang Yang sedih.

"Yang Yang! Kenapa kau bertanya begitu? Ini juga kan calon keponakanmu!"

"Jangan salah paham dulu, Zhan Zhan," ujar Yang Yang buru-buru. "Aku hanya tidak mau terjadi sesuatu padamu. Aku baru saja menemukanmu. Aku tidak mau kehilangan lagi orang yang aku sayangi."

"Yang Yang, dengarkan aku," ujar Xiao Zhan sembari menatap lembut kakaknya. "Kau dan Yibo adalah orang yang paling berarti dalam hidupku. Dan kini Tuhan memberiku kesempatan untuk membahagiakan kalian dengan memberikan janin ini dalam rahimku."

"Aku tidak mau punya keponakan kalau harus membahayakan jiwamu!"

"Yang Yang!" tanpa sadar Xiao Zhan meninggikan suaranya.

"Jangan marah! Jangan marah!" ujar Yang Yang cepat. "Aku minta maaf."

Yang Yang tidak ingin membuat adiknya marah karena dia tahu akibatnya jika sang adik tersayang marah.

"Tapi berjanjilah kau akan melakukan kontrol secara rutin."

"Iya."

"Janji apa?" tanya Wang Yibo yang baru pulang dari cafe.

"Aku meminta Zhan Zhan berjanji untuk melakukan kontrol kesehatan secara rutin."

"Ah aku setuju dengan Yang Yang," sahut Wang Yibo sembari memeluk Xiao Zhan dari belakang. "Akhir-akhir ini kau sering terlihat lemah, lemas, dan mudah lelah. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu, Sayang."

"Tuh dengar apa kata suamimu!" ujar Yang Yang.

"Iya. Aku janji," sahut Xiao Zhan. "Sayang, kau mandilah dulu. Setelah itu kita makan malam bersama."

"Baiklah. Aku mandi dulu kalau begitu."

Wang Yibo pun segera masuk ke dalam kamar untuk mengambil perlengkapan mandi. Sementara itu Xiao Zhan mendekati Yang Yang.

"Yang Yang, tolong jangan sampai Yibo tahu apa yang dibicarakan dokter kemarin."

"Zhan Zhan, apa tidak sebaiknya Yibo juga tahu tentang resiko kehamilanmu itu?"

"Tidak! Aku tidak ingin dia menjadi cemas."

"Cepat atau lambat dia pasti tahu, Zhan Zhan."

"Tapi tidak sekarang, Yang Yang."

"Hhhh... Baiklah. Terserah kau saja." Yang Yang menghela napas menyerah dengan kekerasan kepala adiknya. "Tapi kau harus benar-benar menepati janjimu untuk rutin periksa!"

"Iya aku janji."


✾✾✾✾✾✾✾✾✾


Tit Tit Tit

Wang Yibo terbangun dari tidurnya saat mendengar suara alarm dari jam weker yang ada di atas nakas di samping tempat tidurnya. Wang Yibo melihat jam weker itu menunjukkan pukul tujuh pagi. Wang Yibo mengalihkan perhatiannya pada sang istri yang masih tertidur lelap di sampingnya.

Hadiah Terindah Dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang