Sepulangnya dari rumah kekasihnya, Wang Yibo langsung menemui kedua orang tuanya lalu menceritakan semua permasalahan yang sedang dirinya dan kekasihnya hadapi. Wang Yibo juga menceritakan tentang rencana Xiao Zhan untuk mengadakan pernikahan secara tertutup.
"Mama rasa usul Zhanie bagus," ujar Nyonya Wang menanggapi cerita putranya.
"Papa juga setuju," sahut Tuan Wang. "Dengan tidak adanya media yang di undang maka gadis itu tidak akan mengetahui tentang pernikahan kalian. Dan papa pikir ini juga baik untuk karirmu."
Wang Yibo terdiam mendengar perkataan Papanya. Dia bahkan tidak berpikir hingga ke sana. Yang ada dalam pikirannya hanyalah bagaimana dirinya dan kekasihnya bisa hidup bersama dengan tenang dan bahagia.
"Hmm... Aku sebenarnya berencana akan mengundurkan diri dari dunia keartisan," ujar Wang Yibo yang langsung mendapat tatapan bingung dari kedua orang tuanya.
"Kenapa kau ingin mengundurkan diri, Sayang?" tanya Nyonya Wang lembut.
"Aku rasa sudah cukup sampai di sini saja, Ma. Semua yang kuinginkan telah kudapat," jawab Wang Yibo. "Kurasa tabunganku pun sudah lebih dari cukup untuk bisa hidup bersama Xiao Zhan. Dan selanjutnya aku hanya ingin hidup tenang bersama Xiao Zhan."
"Mama dan Papa tidak melarangmu untuk berhenti. Mama dan Papa akan selalu mendukung semua keputusanmu, Sayang." ujar Nyonya Wang seraya tersenyum.
"Lalu apa rencanamu nanti setelah berhenti dari dunia ke artisan?" tanya Tuan Wang. "Kalau kau mau kau bisa bekerja di perusahaan papa."
"Tidak, Pa. Xiao Zhan memiliki impian untuk memiliki toko kue sendiri. Dan aku berencana untuk mewujudkan impiannya itu." jawab Wang Yibo dengan mata berbinar-binar.
"Jadi kau berencana akan membuka toko kue bersama Xiao Zhan?" tanya Tuan Wang lagi.
"Iya, Pa," jawab Wang Yibo mantap.
"Aahh, anak mama ini memang manis sekali!!" seru Nyonya Wang seraya mencubit pipi putranya dengan gemas. "Mama bangga sekali denganmu, Sayang."
Wang Yibo tersenyum mendengar pujian dari mamanya. Dia merasa beruntung memiliki orang tua yang selalu menyayangi dan mendukung apa pun keputusannya. Jika dipikirkan kembali mana ada orang tua yang akan membiarkan anak lelakinya memilih untuk menikah dengan lelaki. Wajarnya orang tua pasti menginginkan putra mereka menikah dengan seorang wanita.
Namun tidak dengan orang tuanya. Orang tuanya bisa menerima pilihan hatinya, bahkan merestui hubungannya dengan Xiao Zhan.
"Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya Nyonya Wang bersemangat.
"Tetap seperti rencana semula," jawab Wang Yibo tersenyum geli melihat mamanya lebih bersemangat daripada dirinya. "Kami akan menikah bertepatan dengan ulang tahun Xiao Zhan."
"Lalu siapa saja yang akan kalian undang?" tanya Tuan Wang.
"Jangan lupa, kerabat dekat kita semuanya harus diundang!" sahut Nyonya Wang mengingatkan.
"Itu sudah pasti, Ma. Kami berencana hanya mengundang keluarga dan teman-teman dekat saja. Tak ada media!"
"Bagus. Bagus." sahut Nyonya Wang sambil mengacungkan kedua ibu jarinya pada putranya membuat Wang Yibo makin tersenyum lebar karena geli.
"Kalian akan menikah dimana?" tanya Tuan Wang. "Apa cukup waktu untuk mempersiapkan segalanya?"
"Aku sudah mengurus semuanya, Pa," jawab Wang Yibo. "Kami akan menikah di Jepang. Sekalian berbulan madu di sana."
"Wah, ide yang bagus itu!!" seru Nyonya Wang semakin bersemangat, lalu tiba-tiba menoleh ke arah suaminya. "Sayang, sekalian kita liburan ke Jepang ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah Terindah Dari Tuhan
Fantasy"XIAO ZHAN!!!" Sudah berjam-jam Wang Yibo berteriak memanggil nama kekasihnya. Sudah berjam-jam pula di menyusuri hutan mencari kekasihnya. "Xiao Zhan!!" Wang Yibo kembali berteriak memanggil. Namun seperti sebelum-sebelumnya tetap tak ada jawaban...