Chapter 2

3.4K 387 58
                                    


Waktu menunjukkan pukul dua belas malam saat hujan turun deras membasahi bumi. Di tengah derasnya hujan tampak sebuah mobil melaju di jalanan di daerah pinggiran kota. Awalnya mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, namun perlahan-lahan mobil itu mulai melaju dengan lambat dan akhirnya berhenti.

"Sial!" seru Wang Yibo memukul kemudi mobilnya. "Kenapa hari ini aku sial sekali?!"


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wang Yibo menempelkan kepalanya pada kemudi. Hari ini dia mengalami beberapa hal yang tidak menyenangkan. Pertama saat dia sedang syuting di daerah taman hiburan, dia merasa haus dan terpaksa harus mengantri sendirian karena tidak ada yang bisa membelikan untuk dirinya. Kedua setelah berhasil membeli minuman, belum sempat dia meminumnya tapi seorang pemuda tidak sengaja menabraknya hingga minuman ditangannya tumpah dan mengenai pakaiannya. Ketiga dia terpaksa harus pulang tengah malam gara-gara seorang aktris selalu melakukan kesalahan sehingga harus selalu diulang. Dan sekarang mobilnya tiba-tiba mogok di tengah derasnya hujan di daerah yang dia tidak tahu ada dimana.

Wang Yibo mengangkat kepalanya lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi kemudi. Diambilnya ponsel dari dashboard mobilnya. Dia menghubungi bengkel langganannya, dan ternyata montir dari bengkel tersebut baru bisa datang pukul sepuluh pagi. Wang Yibo memejamkan matanya, mengatur napasnya yang tidak teratur karena menahan marah. Dia melihat keluar jendela, yang terlihat hanyalah kegelapan malam. Namun saat dia memandang ke depan samar-samar dilihatnya ada sebuah rumah berdiri tak jauh dari mobilnya mogok.

Untuk beberapa saat Wang Yibo berpikir untuk tetap diam di dalam mobil menunggu bantuan yang entah kapan datangnya atau menghampiri rumah itu untuk meminta bantuan. Akhirnya dia memutuskan untuk mendatangi rumah itu.

Wang Yibo keluar dari dalam mobilnya, derasnya hujan langsung mengguyur tubuhnya hingga basah kuyup. Dengan sedikit berlari Wang Yibo melangkah menuju rumah itu, dan langsung mengetuk pintu begitu tiba di depan pintu rumah itu.

Tok Tok Tok

Tak ada sahutan dari dalam. Hening. Wang Yibo kembali mengetuk pintu namun kini lebih keras. Tak lama kemudian terlihat cahaya muncul dari dalam rumah, dan terdengar langkah kaki. Perlahan pintu terbuka, dari balik pintu muncul seorang pemuda.

"Maaf, bolehkah aku menumpang berteduh dirumahmu?" tanya Wang Yibo menggigil menahan dingin karena kehujanan. "Mobilku mogok disana. Montir baru bisa datang besok pagi jam sepuluh."

Pemuda itu menatap Wang Yibo dari ujung kepala hingga ujung kaki. Muncul raut wajah cemas pada wajah pemuda itu saat melihat Wang Yibo menggigil kedinginan. Pemuda itu kemudian membuka pintu rumahnya lebar-lebar.

"Masuklah."

"Terima kasih."

Wang Yibo melangkah masuk ke dalam rumah. Saat Wang Yibo berada dalam rumah itu, entah mengapa dia merasakan kehangatan dalam dirinya. Dia merasa seolah berada di rumah sendiri. Wang Yibo mengedarkan pandangan matanya.

Hadiah Terindah Dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang