Chapter 29

2.1K 267 46
                                    


Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam saat Wang Yibo tiba di rumah. Wang Yibo beberapa kali mengetuk pintu rumah namun tidak ada sahutan dari dalam. Dia lalu mengeluarkan kunci cadangan dari saku celananya. Dia sengaja membuat kunci cadangan pintu rumah karena dia tidak ingin mengganggu tidur sang istri jika dia pulang larut malam.

Dimasukkannya anak kunci ke dalam lubang kunci lalu memutarnya. Terdengar bunyi klik pertanda pintu sudah tidak terkunci lagi. Wang Yibo memutar handle pintu dan membukanya. Wang Yibo pun langsung melangkah menuju ruang makan yang jadi satu dengan dapur untuk mengambil minum.

Namun dia terkejut saat menyalakan lampu ruang makan. Dilihatnya Xiao Zhan tengah tertidur dengan posisi duduk dan kepala di atas meja makan dengan kedua tangan menjadi bantalan. Rupanya Xiao Zhan menunggu dirinya pulang hingga tertidur di meja makan.

Wang Yibo mendekati istrinya yang tertidur. Dipandanginya wajah manis dan imut itu dengan intens. Perlahan disingkirkannya rambut yang menutupi wajah istrinya, kemudian dengan lembut mencium keningnya.

"Hn," Xiao Zhan menggeliat lalu perlahan matanya terbuka. "Yibo?"

"Maaf membuatmu terbangun," ujar Wang Yibo. "Kenapa kau tidur disini? Kenapa tidak di kamar?"

"Aku menunggumu," jawab Xiao Zhan. "Apa kau sudah makan?"

"Aku sudah makan tadi di tempat syuting."

"Oh," sahut Xiao Zhan pelan.

Xiao Zhan pun berdiri kemudian membuka tudung saji yang ada di atas meja makan. Wang Yibo terbelalak melihat di atas meja makan tersaji beberapa hidangan. Dilihatnya Xiao Zhan mengambil hidangan-hidangan itu lalu memasukkannya ke dalam lemari pendingin.

"Kau belum makan?" tanya Wang Yibo memperhatikan Xiao Zhan.

"Aku menunggumu untuk makan bersama," jawab Xiao Zhan. "Tapi ternyata kau sudah makan. Ya sudah aku mau tidur."

Xiao Zhan melangkah hendak menuju kamar untuk tidur, namun Wang Yibo buru-buru meraih tangannya.

"Maafkan aku membuatmu menunggu," ujar Wang Yibo seraya memeluk istrinya. "Mulai besok kau tak perlu menungguku."

"Maksudmu?" Xiao Zhan melepaskan diri dari pelukan Wang Yibo dan menatap heran.

"Hari ini adalah hari terakhir aku syuting."

Xiao Zhan memiringkan kepalanya, dia masih tidak mengerti maksud dari kata-kata Wang Yibo.

"Hais! Syuting pembuatan film yang sedang aku kerjakan hari ini sudah selesai. Hanya tinggal melakukan tour ke beberapa kota untuk melakukan promo film," ujar Wang Yibo menjelaskan. "Dan setelah film ini tayang maka kontrakku dengan perusahaan film ini berakhir. Itu berarti berakhir pula karirku dalam dunia hiburan."

"Apa kau yakin dengan keputusanmu ini?"

"Aku yakin. Sangat yakin!" jawab Wang Yibo mantap. "Jadi mulai besok aku akan menemanimu kemana pun kau pergi. Nah sekarang aku temani kau makan."

"Aku tidak lapar."

"Tidak! Kau harus makan!" sahut Wang Yibo cepat. "Aku tidak mau kejadian di pondok dulu terulang lagi! Aku tidak mau kau jatuh sakit! Jadi sekarang kau harus makan!"

"Baiklah. Baiklah," ujar Xiao Zhan mengalah. "Aku panaskan dulu makanannya."

"Tidak perlu!" ujar Wang Yibo cepat. "Biar aku yang memanaskan makanannya. Kau duduk saja disini dengan tenang."

Wang Yibo kemudian mengeluarkan hidangan yang tadi dimasukkan ke dalam lemari pendingin oleh Xiao Zhan. Sementara Xiao Zhan memperhatikan setiap gerak-gerik suaminya sambil tersenyum senang karena Wang Yibo begitu memperhatikan dirinya.

Hadiah Terindah Dari TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang