Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi saat Wang Yibo dengan hati-hati membuka pintu kamar Xiao Zhan. Dilihatnya Xiao Zhan masih tertidur dengan lelapnya membuat Wang Yibo tidak tega untuk membangunkanya.
Wang Yibo menutup kembali pintu kamar Xiao Zhan. Wang Yibo melangkah menuju dapur, dia berniat membuatkan sarapan untuk Xiao Zhan. Saat membuka kulkas matanya dibuat membulat sempurna, alisnya naik ke atas, dahinya berkerut.
"Dia ini vegetarian atau apa sih?" pikir Wang Yibo saat melihat isi kulkas hanyalah sayuran, buah, dan telur. "Kalau seperti ini harus bikin apa?"
Wang Yibo menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi berbelanja bahan makanan. Wang Yibo segera menyambar kunci mobilnya yang tergeletak di meja di ruang tamu.
Sepeninggal Wang Yibo, Xiao Zhan terbangun dari tidurnya. Xiao Zhan merasakan tubuhnya terasa sakit semua. Xiao Zhan berusaha turun dari tempat tidurnya, dengan tertatih dia melangkah menuju kamar tamu. Dilihatnya kamar itu kosong, tempat tidurnya pun sudah rapi. Xiao Zhan kembali melangkahkan kakinya, kini dia menuju ruang tengah. Namun orang yang dicarinya tidak ada.
"Hmm... Dia sudah pergi rupanya." pikir Xiao Zhan, ada raut kecewa di wajahnya karena tak dapat menemukan orang yang dicarinya.
Xiao Zhan melangkahkan kakinya kembali ke kamarnya. Namun langkahnya segera terhenti saat mendengar suara ketukan yang berasal dari pintu depan rumahnya. Xiao Zhan segera menuju ruang tamu dan membuka pintu rumahnya untuk melihat siapa yang datang bertamu.
Setelah membuka pintu rumahnya, dilihatnya seorang pemuda tengah berdiri di depan pintu sambil tersenyum.
"Hai," Haoxuan tersenyum ramah.
"Haoxuan?" Xiao Zhan menatap heran pada pemuda tampan yang ada dihadapannya. "Darimana kau tahu rumahku?"
"Dari tempat kerjamu," jawab Haoxuan. "Aku tadi datang ke tempat kerjamu untuk sarapan. Aku tidak melihatmu disana. Aku khawatir terjadi sesuatu padamu, makanya aku ke sini."
"Oh, begitu. Ah iya, masuklah." Xiao Zhan mempersilahkan Haoxuan masuk ke dalam rumahnya. "Duduklah. Aku akan membuatkan minum untuk mu."
Xiao Zhan pun bergegas ke dapur dan membuatkan minuman untuk tamunya. Dan tak lama kemudian telah kembali ke ruang tamu dengan membawa nampan berisi dua cangkir teh.
"Maaf hanya ada teh saja," ujar Xiao Zhan seraya meletakkan cangkir teh di meja.
"Tidak apa-apa," sahut Haoxuan. "Oh iya ini aku bawakan buah."
Haoxuan menyerahkan keranjang berisi buah-buahan pada Xiao Zhan.
"Terima kasih," sahut Xiao Zhan menerima keranjang buah itu dan meletakkannya di atas meja. "Seharusnya kau tidak perlu repot-repot membawa buah tangan segala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah Terindah Dari Tuhan
Fantasia"XIAO ZHAN!!!" Sudah berjam-jam Wang Yibo berteriak memanggil nama kekasihnya. Sudah berjam-jam pula di menyusuri hutan mencari kekasihnya. "Xiao Zhan!!" Wang Yibo kembali berteriak memanggil. Namun seperti sebelum-sebelumnya tetap tak ada jawaban...