Wang Yibo seharian ini sejak membuka cafe terlihat gelisah. Perutnya sejak tadi terasa mual, pusing, dan berkeringat.
"Apa yang terjadi padaku?" pikir Wang Yibo bingung. "Kenapa tubuhku tiba-tiba terasa tidak enak begini?"
Ji Li yang sejak tadi memperhatikan Wang Yibo merasa khawatir. Dia ingin sekali bertanya pada Wang Yibo tapi dia takut.
Klinting
Ji Li menoleh ke arah pintu masuk. Dia menghela napas lega saat mengetahui siapa yang datang. Buru-buru Ji Li menghampiri orang tersebut lalu menyeretnya ke bangku yang ada disudut ruangan.
"Ji Li, ada apa?" tanya Haoxuan yang merasa bingung karena tiba-tiba diseret oleh Ji Li.
"Coba kau lihat ke sana," ujar Ji Li seraya menunjuk ke arah Wang Yibo.
"Kenapa dia?"
"Entahlah. Tapi sepertinya dia sedang kurang sehat," ujar Ji Li sedikit berbisik. "Sejak tadi kuperhatikan dia kelihatan gelisah dan berkeringat. Padahal pendingin ruangan menyala."
Haoxuan memperhatikan dengan seksama pemuda tampan yang berdiri di belakang meja kasir yang tampak sesekali menyeka keningnya yang berkeringat.
"Lalu kenapa kau menyeretku kemari?"
"Aku khawatir melihat keadaannya yang seperti itu," jawab Ji Li. "Aku ingin bertanya tapi aku takut. Kau tahu sendiri kan dia tidak menyukaiku."
"Jelas saja dia tidak menyukaimu. Kau sih suka sekali menempel dan memeluk istrinya," ujar Haoxuan sembari terkekeh.
"Ah kau ini! Itu kan reflek!" gerutu Ji Li. "Cobalah kau yang bertanya padanya."
Haoxuan kembali memandang ke arah Wang Yibo lalu berkata, "Baiklah. Aku akan coba bertanya padanya."
Haoxuan pun melangkah menghampiri Wang Yibo. Namun belum sempat dia bertanya, tiba-tiba saja tubuh Wang Yibo merosot ambruk tak sadarkan diri. Dengan panik dia meminta Ji Li untuk membantunya mengangkat tubuh Wang Yibo dan membaringkannya di sofa di sudut ruangan. Untungnya suasana di cafe saat itu sedang sepi sehingga tidak ada kepanikan yang terjadi di cafe itu.
"Apa perlu aku menghubungi Xiao Zhan?" tanya Ji Li panik.
"Jangan! Kau tahu kondisi jantung Xiao Zhan saat ini. Jika kita memberitahunya tentang kondisi Yibo, takutnya akan membuat dia kena serangan jantung lagi."
"Lalu kita harus bagaimana?"
"Cepat buatkan teh hangat!"
Ji Li pun bergegas pergi ke dapur untuk membuatkan teh. Sementara itu Haoxuan melonggarkan semua pakaian Wang Yibo, lalu memanggil-manggil nama Wang Yibo sambil menepuk-nepuk wajahnya.
"Yibo! Yibo sadarlah!" seru Haoxuan terus menepuk-nepuk pipi Wang Yibo.
"Hn..."
Wang Yibo mulai sadarkan diri. Matanya perlahan mulai terbuka. Samar-samar dilihatnya seseorang sedang berlutut di samping tempat dia berbaring.
"Xiao Zhan?" tanya Wang Yibo lemah.
"Bukan. Ini aku! Haoxuan!"
"Haoxuan? Kenapa kau ada disini?" tanya Wang Yibo yang berusaha duduk namun langsung merasakan sakit pada kepalanya. "Kenapa aku?"
"Kau pingsan tadi," jawab Haoxuan.
"Haoxuan ini tehnya," ujar Ji Li yang datang dengan membawa teh hangat.
Haoxuan menerimanya lalu memberikannya pada Wang Yibo, Wang Yibo menerimanya dengan tangan gemetaran. Dengan hati-hati dia membantu meminumkannya pada Wang Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah Terindah Dari Tuhan
Fantasi"XIAO ZHAN!!!" Sudah berjam-jam Wang Yibo berteriak memanggil nama kekasihnya. Sudah berjam-jam pula di menyusuri hutan mencari kekasihnya. "Xiao Zhan!!" Wang Yibo kembali berteriak memanggil. Namun seperti sebelum-sebelumnya tetap tak ada jawaban...