Tau nda si?
Aku sayang banget sama kalian 😭💖
Happy reading-!
"A'..." Panggil Jeno.
Mark yang sedang membereskan laptopnya hanya berguman sebagai balasan. Ia barusaha menyelesaikan rapat online perusahaannya. Omong-omong, Mark belum jadi keluar dari perusahaan gaji 8jtnya.
"Aa' ishhh!" Panggil Jeno lagi, kali ini disertai merajuk. Kedua tangannya dilipat di depan dada dengan bibir cemberut dan kaki dihentakkan ke lantai.
Perlu diingat, Jeno adalah anak bungsu. Manja juga merupakan perannya di keluarga Djung ini.
Sasaran manjanya yang pertama tentu saja Mommynya. Mendapat elusan di punggung dan kepala dari Mommynya adalah hal paling nyaman menurutnya. Membuat hatinya tenang. Sasaran keduanya adalah Mark. Jujur saja, walaupun Mark tampak seperti kakak slengean yang tegas dan galak (sepertinya), Mark adalah kakak yang mengayomi. Ketika berebut sesuatu contohnya, walaupun mereka akan bertengkar dulu, akhirnya Mark yang akan mengalah atau berbagi.
Mark juga tidak pernah membiarkan adeknya kelaparan. Ia rela memasakkan Jeno mie instan, walaupun hasil akhirnya mie kuah dengan penampakan seperti danau Toba. Kuahnya terlalu banyak. Ditambah lagi, insiden-insiden yang terjadi selama Mark memasak. Ingat, Mark pernah hampir membuat dapur terbakar. Mark adalah Aa' yang baik.
Jeno berjalan mendekat ke arah Mark, lalu menggoyang-goyangkan lengan Mark dengan manja.
"Apaan si Jeno?" Tanya Mark akhirnya.
Jeno tersenyum, akhirnya aa'nya merespondnya juga.
"Mintain nomer Naiara ke Haechan dong..."Pintanya.
"Dih ogah, berjuang sendiri dong."jawab Mark acuh.
"Masalahnya lagi stay at home tau nda sii A'? Kalo engga mah, gue juga nemuin dia sendiri terus pdkt sendiri!"balas Jeno kesal.
Mark terkekeh menyebalkan, "derita lo."
Oke, sepertinya Jeno harus menarik kata-katanya kalau Mark adalah kakak yang baik.
Jeno berpikir sejenak, kemudian sebuah ide tiba-tiba muncul di pikirannya.
"Oh yaudah kalo Aa' ngga mau ngasih. Gue mau chat Teh Echan aja minta kontak Naiara. Sekalian godain ah, barangkali Teh Echan nanti naksir gue." Jeno bersiul sebagai penutup.
"Oke, gue mintain."
——
Tyra baru saja menaruh semangkuk opor ayam di meja ketika menyadari si bungsu Jupiter tidak terlihat. Aneh sekali, biasanya Jeno akan menungguinya memasak untuk berbuka. Duduk diam di meja makan, lalu berbinar menatap menu buka puasa yang Tyra masak. Bahkan, Jeno adalah orang yang menata peralatan makan di meja makan.
Tyra memutuskan untuk mencari Jeno. Tidak mungkin Jeno pergi keluar tanpa pamit dan mencium tangan Tyra. Setelah mengecek ruang keluarga, ruang tamu, dan tentunya kamar Jeno, Ia belum menemukan keberadaan Jeno.
"Kamana si budak eta?" Gumam Tyra.
Setelah lelah berkeliling rumah dan belum menemukan keberadaan Jeno, Tyra memilih mendudukan dirinya di kursi meja makan.
Tiba-tiba saja terdengar suara sesuatu yang jatuh dari arah gudang. Tyra ngeri, gudang rumahnya ada penjaganya. Seorang hantu perempuan kurus berambut panjang menutupi wajah. Hantu wanita itu beberapa kali iseng pada keluarganya. Beberapa barang hilang lalu tiba-tiba ditemukan di tempat yang bukan tempatnya sudah biasa keluarga ini alami. Tapi hantu itu sepertinya hantu baik.
Tetapi uniknya, menurut salah satu teman Jeff, hantu itu sudah mengikuti keluarga mereka sebelum mereka tinggal di sini. Waktu rumah mereka masih di Bandung, hantu perempuan ini juga di sana, malah kata teman Jeff, kemungkinan hantu itu berasal dari rumah mereka yang dulu namun ikut pindah kemari.
Jeno memberi nama hantu itu Melati. Teteh Melati katanya, asli Bandung.
Sebenarnya, Mark dan Jeno berdebat sengit untuk memberi nama hantu itu.
Mark ingin menamainya Catherine. Alasannya karena nama Catherine itu bagus dan cantik, karena katanya hantu perempuan itu cukup cantik.
Tyra ingat, waktu Mark dan Jeno berdebat, Ia dan Jeff sebagai penonton tiba-tiba saja vas bunga di meja ruang keluarga jatuh pecah. Pecahnya vas bunga itu bertepatan dengan Mark yang menyampaikan pendapatnya untuk menamai hantu itu Catherine. Akhirnya Jeno yang menang dalam kompetisi memberi hantu itu nama karena sepertinya Melati tidak suka nama usulan Mark.
Walaupun Melati hantu yang baik, tetapi Ia cukup ganjen untuk ukuran hantu. Apalagi Melati sepertinya menyukai laki-laki tampan. Jeno terutama, berkali-kali kena goda.
Makanya tidak ada yang berani ke sana. Apalagi Jeff dulu sering mengancam Mark dan Jeno akan dikurung di gudang jika mereka nakal. Bukan karena seram, tapi takut Melati menggoda dan menyukai mereka.
Suara benda-benda jatuh terdengar lagi dari arah gudang. Tyra mendekat ke arah gudang, Ia tidak begitu parno dengan hal-hal seperti ini.
Begitu Tyra membuka pintu gudang, ia menemukan Jeno sedang duduk diatas tumpukan kardus di atas meja sambil bermain ponsel. Menyengir ketika menyadari keberadaan mommynya di depan pintu.
"Kamu ngapain di sini?"
"Jeno lagi chattingan sama gebetan Mom, di sini sinyal wifinya kenceng."
Salahkan Jefferson memang, memasang wifi di gudang.
"Kamu nda takut apa di gudang sendirian?" Tanya Tyra lagi.
"Demi Naiara Mom, Jeno rela."
Tyra menghela nafas, apa semua kaum lelaki di keluarganya adalah bucin?
——
Tbc
Sha's space
Kalian hebat banget, ff abal abal ini tembus 41k lebih read, 7k votes belum lagi masuk 10 besar rank Markhyuck, Markchan 😭💖
Btw, maaf ya ceritanya makin ngaco semakin kesini huhu 😭🙏🏻
Semangat puasanya semua 🤘
Jangan lupa vote comment 💖
![](https://img.wattpad.com/cover/217873177-288-k927248.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
√ Keluarga Masa Gitu?
Fanfiction[END] Ini cerita tentang keluarga Jung, besannya, dan menantu-menantunya. KMG side story > Pasutri Gaje Jaeyong, Johnten, Markhyuck, Nomin, Yuwin. 🏅#1 di tag #Nomin 130620 🏅#2 di tag #Markhyuck 260220 🏅 #1 di tag #Markhyuck 🏅 #1 di tag #nct 040...