2 chapter lagi mau fast update atau slow aja?
Happy reading-!
"Na..." Jeno memanggil kekasihnya itu dengan lembut.
Nana menoleh, "kenapa Juju?" tanyanya.
Jeno terlihat ragu untuk berbicara. Membuat Nana menjadi gemas karena merasa digantung.
"Kenapa ih Juju? Jangan bikin kepo 😠✊🏼!" Kata Nana.
Jeno masih terlihat ragu, "anu Na..."
Nana tambah bingung. Jeno kenapa?
"Eumm... itu anu Na..."
"Anu Juju kenapa?"
Jeno gelagapan, Nana sepertinya salah tangkap.
"Ehhh!" Nana menarik Jeno menuju kamar Jeno di lantai 2. Mereka memang sedang berada di rumah keluarga Djung. Ada acara keluarga membahas pernikahan Aa'nya. Keluarga Mahendra turut bergabung karena calon besan juga kiw.
"Kenapa ke kamar Naaa?"
Nana tidak menjawab, ia langsung mendorong tubuh Jeno ke ranjang milik laki-laki sipit itu.
"Naaaa!" Jeno memekik saat Nana tiba-tiba duduk di atas perutnya dengan posisi ia tidur terlentang di ranjang.
"Anu Juju kenapaa?" ulang Nana.
"Nggak papa! Nggak jadi!" Jeno berusaha mendorong tubuh Nana. Tapi Nana yang sekarang terlihat marah malah menahan tangan Jeno diatas kepala Jeno.
"Titit Juju kenapa?"
Jeno membelakan matanya kaget. Benarkan, Nana salah tangkap!
"Titit Juju nggak kenapa-napa!" Balas Jeno lalu mencoba melepaskan diri dari Nana.
Naas, mereka malah terjebak dengan posisi Jeno berada di atas Nana.
"Titit Juju sakit?" Tanya Nana lagi.
"Mau Nana bantuin?"
Tiba-tiba pintu kamar Jeno dibuka dengan keras, "JUPITER!"
Jeno dan Nana menoleh, sudah banyak orang di depan pintu kamarnya.
Habis sudah riwayatnya.
——
"Jelasin di sini sekarang. Semua, harus mendetail." kata Tyra. Mukanya memerah, antara marah dan malu. Calon besannya ada di sini semua, tapi malah mereka disuguhi tindakan pornografi Jeno.
Jujur saja, Yoshua terlihat paling tenang di sini. Ia malah sibuk bermain rubrik yang ia temukan di kamar Jeno tadi seusai acara penggrebekan.
Widya terlihat marah, bibirnya mengerucut lucu ke depan, "ayo Jujuman jelasin sekarang!" kata Widya.
Jeno melirik ke arah Aa'nya, meminta bantuan. Miris, Aa'nya malah hanya mengendikan bahunya.
"Ini semua nggak seperti yang dadd, mom, om, tante semua lihat!"
Jeff berdecak, "nggak usah belaga sinetron indosiar, jelasin aja udah!"
Nyali Jeno langsung menciut, ayahnya tampak seperti ayah sungguhan sekaran. Seram.
"Tadi Jeno mau ngomong sesuatu sama Nana. Tapi Jeno gugup, jadinya Jeno bilang nggak jadi aja. Tapi Nana salah tangkep, jadinyaa gituuuu. Ih paham kan yaa!"
"Gitu gimana?" Tyra hampir menjewer telinga anaknya jika tidak ingat saat ini ada banyak orang.
"Jeno kan tadi ragu Mom, terus bilang 'eumm itu anu...' terus Nana malah tarik tangan Jeno ke kamar terus ya posisinya kaya tadi..."
"Kok iso koyo ngono?" Ten bersuara. Ia heran juga dengan situasi saat ini.
"Nana kenapa tarik Jeno ke kamar?" Haechan yang berada di sebelah Nana mencoba bertanya kepada sahabatnya itu. Nana sedari tadi hanya diam dan menunduk, takut kena marah.
"Nana kira titit Juju sakit..."
"What?!" Mark berteriak. Semua yang ada di ruangan pun juga terkaget-kaget.
"Kok gitu sayang?" Tanya Widya.
"Kan Ayah sering gitu kalo sama Buna." Yoshua melotot, sepertinya ia paham apa maksud anaknya.
"Gitu gimana?" Jo yang sedari tadi mencoba cool ikut gregetan.
"Ayah kan sering bilang 'mau anu' sama Buna, terus masuk kamar lamaaaa banget! Waktu keluar kamar, Nana tanya ke ayah, ayah kenapa terus ayah jawab tititnya sakit."
Nana mencebik lucu, "ya makanya Nana bawa Juju kekamar, barangkali titit Juju sakit, Nana bisa bantuin..."
Yoshua langsung mendapat doorprize gebukan bantal oleh Widya. Tyra dan Ten dan Haechan merona malu, sedangan para kaum adam terbatuk-batuk.
Jeff berdehem untuk mencairkan suasana yang baru saja memanas karena celotehan polos Nana.
"Nana mau nikah sama Jeno? Kemarin Nana pernah bilang ke ayah Yosh kan kalo mau nikah sama Jeno?" tanya Jeff.
Nana langsung mengangguk-angguk semangat, tidak menyadari Jeno yang sudah pucat di sebelahnya.
"Oke, kalo gitu habis Mark sama Haechan nikah, Jeno sama Nana nyusul nikah secepatnya. Jeno harus cepet selesain kuliah." putus Jeff.
Tyra hanya bisa tersenyum canggung ketika Widya menatapnya. Yoshua masih tampak tak berdosa. Jo menggeleng-gelengkan kepalanya tak paham, sedangkan Ten malah bertepuk tangan heboh.
"No, jangan tegang-tegang nanti kepicirit." kata siapa lagi kalo bukan Mark?
Jeno hampir saja mengumpat. Mati-matian ia coba tahan.
"Jangan khawatir Dadd, skripsi Jeno mah udah diacc dosen juga. Tinggal wisuda terus cari kerja." Mark melirik Jeno dengan tatapan mengejek.
"Wah tapi masa mau nikah belum dapet kerja?" lanjut Mark.
"Oh ya? Kalau gitu Jeno kerja di tempat Daddy dulu sampe dapet kerjaan di rs." kata Jeff enteng.
Jeno mau menangis rasanya! Ia memang ingin segera menikah, tapi bukan seperti ini caranya!
"Gimana Na? Setuju?"
"Setujuuu!" balas Nana semangat.
Jeff dan Yoshua saling lirik melirik, lalu bersamaan bangkit dari duduknya, "semangat cari duit buat nikah." kata Jeff lalu menepuk bahu Jeno.
"Semangat, lalu cepet gantiin Om jagain Nana." Kali ini giliran Yoshua yang menepuk bahu Jeno.
Haechan dan Tyra meringis ngeri. Prihatin dengan Jeno.
——
Tbc
Sha's space
Jadi mau ucapin selamat atau semangatin Juju?
Udah ah, Sha mau makan es puter tong-tong 😘👋🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
√ Keluarga Masa Gitu?
Fanfiction[END] Ini cerita tentang keluarga Jung, besannya, dan menantu-menantunya. KMG side story > Pasutri Gaje Jaeyong, Johnten, Markhyuck, Nomin, Yuwin. 🏅#1 di tag #Nomin 130620 🏅#2 di tag #Markhyuck 260220 🏅 #1 di tag #Markhyuck 🏅 #1 di tag #nct 040...