Baby

40.1K 6.4K 1.4K
                                    

😠😠😠






Happy reading-!







"Nana..." Yoshua memanggil anaknya yang sedang tidur tengkurap dikasurnya.

"Kenapa ayah?" Jawab Nana.

"Ayah sama Buna ada hal penting yang harus dibicarain ke kamu." kata Yoshua.

"Apaaan tuh?" Tanya Nana, ia masih dalam posisi pw nya. Tidak beranjak satu inchi pun.

"Ayo kumpul di bawah, ini beneran serius."

Nana mulai penasaran, tumben sekali ayahnya seserius ini.

"Kenapaaa? Ada apaa?"

"Ayo makanya! Jangan nangis ya nanti Na..." Nana bangkit dari kasurnya, berjalan mendekati sang ayah.

"Apa si ayah?" Nana kan jadi takut kalau ayahnya seserius ini.

Wajah Yoshua terlihat sedih, "soal buna kamu..."

Begitu bunanya disebut, Nana langsung lari dengan kecepatan kilat untuk turun ke lantai 1 rumahnya. Ia lalu menemukan Buna nya sedang duduk di sofa depan tv sambil melamun.

Nana takut, bunanya kenapa?

"Bunaaaaaaa!"

Widya tersadar dari lamunannya begitu mendengar suara Nana.

Tanpa menunggu lama, Nana langsung memeluk tubuh sang ibunda dengan erat. Matanya sudah berkaca-kaca, padahal tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Buna kenapaa? Bunaa sakit? Kenapa Buna?" Nana mengecek suhu tubuh Widya, mengecek apa ada luka ditubuh bunanya.

"Buna ndapapa Nana." jawab Widya.

"Terus kenapa ayah mukanya serius banget kaya waktu ada demo mahasiswa?"

Widya terkekeh, ia lalu menyuruh Nana duduk diam di sampingnya. Yoshua yang baru saja sampai di ruang keluarga ikut duduk di depan mereka.

"Dengerin ayah ya sayang?"

Nana mengangguk seperti hiasan dashboard mobil.

"Nana jangan nangis yaa?" tanya Yoshua.

"Ih ayaah cepetann jangan gantungin Nana gini!"

Yoshua dan Widya tertawa.

"Ih kok malah ketawa?! Ayo cepetan apa! Nana bukan jemuran digantung-gantung!" Nana melonjak-lonjakan tubuhnya tidak sabar.

"Nana bakalan jadi kakak. Buna lagi hamil adek kamu."

Nana cengo, "h-hah?!"

Yoshua dan Widya tertawa lagi.

Widya menggenggam tangan Nana, lalu ditempatkannya diperutnya yang masih datar.

"Di sini ada dedeknya Nana. Masih kecil tapi."

"Kecil kaya semut? Atau kecil kaya bakteri?" tanya Nana.

"Kecil kaya biji kacang hijau Na." Yoshua yang menjawab, Widya masih berpikir memperkirakan sebesar apa janin diperutnya.

"Kaya burjo kesukaan Nana? Enak dong..." Nana bertanya lagi.

Yoshua mencoba bersabar, "iya Nana. Tapi cuma ukurannya yang sama. Dedeknya nggak enak dimakan."

Nana ber-oh ria, tapi lalu beberapa detik kemudian maniknya kembali berkaca-kaca.

"Nana mau nangis terharu, tapi Nana lagi puasa nda boleh nangis." katanya.

"Pinter, jangan nangis ya Na..." balas Yoshua.

"Kalo terisak boleh nda? Kan itu nda nangis yah?"



——

"Jadi Widya lagi hamil to?" tanya Ten kepada Tya. Mereka berdua sedang berada di rumah Ten. Mereka berdua adalah owner arisan tupperware dan hari ini adalah waktunya kocokan. Jadi terpaksa Tya dan Ten bertemu.

"Iya kalo kata Jupiter teh, baru sebulan katanya. Tadi Nana telfon sambil nahan nangis."

Ten mengangguk, "kalo Mark sama Echa, terus Jeno sama Nana, artinya kita bertiga calon besan ya Ty?"

"Iya juga ya Ten, kok rasanya dunia sempit banget."

"Nggak papa to ya, kalo jodoh emang ra nandi-nandi. Tapi yo aku mesakake karo Dery, mosok arep dilangkahi karo Echa." Kata Ten.

"Ten, aku sunda tulen, nggak paham Jawa."

Ten berdecak, "aku yo ra paham sunda."


——

"Mark bantuin tolong." Jeno tiba-tiba masuk ke kamar Mark. Mark yang sedang sibuk mengerjakan laporan pekerjaannya sampai terkejut.

"Tadi habis buka, Nana telfon gue sambil nangis."

"Loh kenapa? Lo apain anak orang? Serem loh, bapaknya anggota DPR."

"Bukan gara-gara gue. Nana nangis takut dia nggak doyan makan burjo lagi sehabis tau calon adeknya yang diperut bunanya masih sekecil kacang ijo."

Mark speechless.

"No, pacar lo kenapa sii?"


——

"Bunaaa pokoknyaa Nana nda mau makan burjo lagi! Huhu nda tega bayangin Nana makan adek bayi kecil!" Nana merengek sehabis berbuka puasa.

"Loh bukan gitu Nana sayang. Terus kalo adeknya udah sebesar buletan boba, Nana nggak mau makan boba lagi?" Yoshua bertanya.

Rengekan Nana semakin kencang, "huwee ya nda gituuu!"

——

Tbc

Sha's space

Kemusuhan pokonya kalo QnA di part sebelumnya flop, nda muk update lagi  😠✋🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemusuhan pokonya kalo QnA di part sebelumnya flop, nda muk update lagi 😠✋🏻

√ Keluarga Masa Gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang