Family 🐥

38.3K 4.8K 982
                                    

Happy reading-!












"Perut Buna besar banget uwah!" Nana menatap perut Widya dengan mata berbibar.

Usia kandungan Widya sudah genap 8 bulan, tinggal sebentar lagi dedek bayi kembar akan lahir.

Nana sudah menduga ini, perut Bunanya terlalu besar untuk satu bayi. Ternyata memang ada 2 dedek bayi di dalam perut Bunanya. Kembar, dan dua-duanya laki-laki.

Yoshua yang sedang melipat baju-baju bayi lalu menoleh, "untung adek-adek kamu cowo Na, bukan cewe."

"Emang kenapa kalo cowo Yah?"

"Apa kamu pikir ayah bakal kuat ngadepin 4 Widya? Bisa-bisa ayah mati muda."

Nana dan Widya hanya tersenyum meringis, benar juga apa kata Ayah Yoshua.

Belakangan ini Haechan memintanya untuk mengurangi kelemotannya.

Kalau kata Haechan, "kasian Jeno nanti Na. Kamu nda mau kan jadi janda?"

Nana tau kalau dia sedikit lemot. Tapi kan hanya sedikit! Otak pelanginya hanya tidak bisa bekerja selangkah lebih cepat dari otak orang lain!

"Buna, melahirkan itu sakit nda sih?" tanya Nana.

"Sakit Na, tapi Nana harus, biar jadi ibu, sama kaya Buna." balas Widya.

"Walaupun Buna operasi, tapi sakitnya tetep kerasa, bahkan bisa sampe 2 tahun."

"Ih Nana nda mau ngelahirin kalo gitu!"

"Terus Nana nggak mau punya baby bunny sama Juju? Juju pasti pengen punya baby unyu-unyu." Yoshua mendekat, menatap mata putranya itu.

Walaupun selama ini imagenya adalah ayah slengean, tentu saja masih ada jiwa kebapakan dalam dirinya.

Naiaranya sudah besar, sebentar lagi bukan tanggung jawabnya lagi. Di satu sisi ada rasa sedih, tapi ia tidak bisa berbohong jika ia juga senang.

Menjadi ayah dari seorang Naiara bukan pekerjaan yang mudah. Berkali-kali ia merasa urat kesabarannya mau putus.

Setelah puas menatap Nana, ia lalu berjalan menuju lemari untuk menyimpan baju bayi.

"Nana kalo udah nikah sama Jujuman boleh kok punya baby bunny. Yang banyak juga nggak papa. Tapi, tunggu adek Nana besar sedikit ya? Masa nanti baby bunny sama omnya seumuran?"

Mata Nana berkedip-kedip lucu. Sumpah, bulu matanya lentik sekali.

"Ohh iya jugaa ya Buna? Owkay! Nanti Nana bilang ke Juju harus pake kondom!"

Jari Yoshua terjepit lemari, apa kata Nana tadi?

Widya yang juga syok mencoba bertanya kepada anaknya itu, "Nana tau kondom...?"

Nana mengangguk-angguk semangat, "yang ada rasa-rasanya kaya permen karet itu kan Bun?"

Widya mengangguk kaku, Yoshua berdehem. Tenggorokannya gatal, "kok bisa tau? Nana tau dari siapa?"

"Eumm Echan pernah cerita dia nemu kondom di kamar tamu, terus Nana juga pernah nemu di laci deket kasur ituuu." balas Nana, telunjuknya menunjuk ke meja kecil di samping kasur.

"Terus Nana tanya Juju deh! Tapi Juju nda mau jawab, jahat! Jadinya Nana googling aja!" Nana bercerita dengan enteng. Enteng sekali, berbanding terbalik dengan Yoshua dan Widya yang wajahnya sudah pias pucat.

——

Siangnya, Jeno datang berkunjung ke rumah. Katanya membawakan mangga hasil panen kebun Mommynya. Aslinya? Modus brOou!

"Nana udah mam belum?" tanya Jeno

"Udah dong! Juju sudah mam juga belum?" Nana merangkulkan lengannya ke lengan Jeno, lalu menaruh kepalanya di bahu Jeno. Percayalah, mereka melakukan ini ketika Jeno baru saja masuk rumah. Mereka bahkan bermesraan sambil berjalan masuk.

Aih manis sekali.

"Udah juga."

Ketika Nana berbelok menuju arah kamarnya, Jeno langsung mengentikan langkahnya.

"Stop! Jangan kekamar!"

Nana merengut lucu, "ih kenapaa Juju?"

"Nana ingetkan apa yang terakhir kali terjadi waktu kita ada di kamar...?"

"Oh? Waktu titit Jeno sakit teru—"

"Jangan dibahas lagi!" Jeno buru-buru memotong, Nana yang terlalu polos kadang berbahaya.

"Waktu itu Juju sama Nana langsung mau dinikahin kan?" Nana mengangguk.

"Waktu itu Juju mati-matian nahan diri. Kalo sekarang, Juju nggak yakin. Juju mungkin malah bisa buat Nana langsung mlendung perutnya."

"Kok gitu?!"

"Nggak tau Na, Jujunior suka bangun tiba-tiba kalo liat Nana..." Jeno mendesah pelan. Sungguh ia tidak berbohong.

Tiba-tiba terdengar suara deheman dari belakang mereka.

"Ayah minjem Jenonya sebentar ya Na?" Awalnya Nana terheran, tapi akhirnya ia mau meminjamkan Jujunya kepada ayahnya.

Setelah Nana pergi, wajah Yoshua berubah serius.

"Jeno." panggilnya.

"Y-ya Om?" Jeno jadi ikut gugup.

"Kamu, punya kelainan ya?"

Jeno membeo, "hah?"

"Kamu, punya kink sama yang polos-polos?"

"hAH?!"

"Om juga punya kink kaya gitu No, ayo kita cerita-cerita."

Sejak saat itu, Yoshua dan Jeno terlihat sangat dekat. Akrab seperti kawan lama.

——

FIN

Sha's space

Dengan ini, work receh Keluarga Masa Gitu? Dinyatakan selesai-! 💖

Sha mau ngucapin terimakasih banyak-banyak buat kalian semua yang udah baca, vote, apalagi komen di work ini. Makasih udah nemenin Sha beberapa bulan ini di work ini, komen kalian such a mood banget buat Sha. Jujur, Sha nda nyangka work ini bakal banyak yang suka huhu 😭💖

Sha juga dapet temen banyak dari work ini, timakacii ayo temenan terus sama Sha 🐥💖

Oiya, ff ini nda ada bonchapnya ya. 36 chap sekiranya udah banyak banget 😥

Oiya, untuk hasil vote yang kemaren-kemaren, Nomin yang menang kan...

Jadi....

Gimana kalo kita pindah ke side storynya aja?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana kalo kita pindah ke side storynya aja?

√ Keluarga Masa Gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang