Bab 2

751 65 1
                                    

Aku tidak sepenuhnya baik, tapi aku selalu berusaha baik melakukan apapun dengan menyebut "Bismillahirrahmanirrahim"
- Atika

"Bismillahirrahmanirrahim" kalimat pertama yang disebut Atika sebelum melangkahkan kakinya masuk kedalam sekolah barunya.

Atika terus berjalan menyusuri lorong dengan pelan, sesekali tersenyum ke arah orang yang melihatnya seperti tatapan... entahlah, mungkin efek baru melihat anak baru kali ya. Positif thinking aja!

"Assalamualaikum Atika, ternyata kamu sudah datang" sapa seorang guru, yang Atika tau juga orang yang mengajari anak-anak dilingkungannya mengaji di masjid.

"Wa'alaikumussalam pak Abdul, saya bingung mencari ruangan kepala sekolah pak, apa bapak tidak keberatan menunjukkan saya jalan?" Atika tersenyum penuh harap.

"tentu saja. Ayo keruangan saya" jawabnya terkekeh membuat Atika sadar bahwa orang didepannya ini adalah kepala sekolah. Ya ampun Atika jadi gugup jadinya.

Setelah Pak Abdul mempersilahkan Atika masuk, Pak Abdul menyuruhnya duduk disofa saja biar nyaman.

"Kenapa kamu ingin pindah kesini, padahal pesantren sangatlah cocok untukmu" kata Pak Abdul bertanya layaknya orang yang sudah saling kenal mengenal.

"Karena saya gak punya biaya lagi buat di pesantren pak, walaupun begitu saya masih bersyukur karena masih bisa bersekolah disini." Jawab Atika tersenyum.

Pak Abdul pun juga tersenyum mendengarnya. "Baiklah, saya akan memanggil pak Ajal untuk mengantarmu ke kelas nya" akhirnya Pak Abdul berdiri menyudahi obrolan singkatnya tanpa introgasi lebih.

Atika mengangguk pelan dan berterima kasih dengan Pak Abdul.

"

Ayo, mau ngelamun disitu sampai kapan?" Tanya pak Abdul saat melihat Atika tidak kunjung beranjak dari tempatnya.

"Eh i iya pak" jawabnya gugup membuat pak Abdul menggeleng-geleng kan kepala.

Atika mengikuti langkah pak Abdul dari belakang, dia melihat betapa mewahnya sekolah ini, tapi entahlah untuk orang lain.

"Pak Ajal!" Seru pak Abdul ketika melihat pak Ajal masuk ke kantor.

Pak Ajal pun menghampiri pak Abdul. "Iya pak, ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya sambil melirik Atika sekilas.

"Saya ingin meminta bantuan anda untuk mengantar murid baru ini ke kelas anda, Atika ini adalah walas mu" kata pak Abdul.

Atika tersenyum lalu menundukkan kepalanya tanda hormat" saya Atika pak" sapanya sopan mengatupkan kedua tangannya didepan dada.

"Sudah lama kita tidak kedatangan murid baru sesopan dia" ucap pak Ajal dengan tersenyum.

"Ayo, saya antar. Mari pak" pamit Pak Ajal kepada kepala sekolah.

Atika pun mengikuti langkah pak Ajal yang begitu kencang, sehingga membuatnya sedikit kewalahan mengejarnya.

"Ini kelas mu Atika, ayo masuk!" Ajak pak Ajal ketika sudah sampai dikelas XI IPA 3.
Atika mengangguk patuh dan mengikuti pak Ajal dibelakang, rasa gugup seketika menghampirinya.

"Assalamualaikum anak-anak, kita kedatangan siswa baru, silahkan perkenalkan dirimu" Pak Ajal mempersilahkan Atika untuk mengenalkan dirinya.

Semua siswa yang awalnya heboh pun terdiam setelah melihat kedatangan pak Ajal dan siswa baru.

Atika pun maju dengan rasa gugup yang belum terkontrol. Atika menghembuskan nafas pelan dan mengucapkan bismillah dihatinya.

"Assalamualaikum semua" sapanya mengawali dengan salam.

"Wa'alaikumussalam" jawab siswa serentak kemudian kembali diam menunggu Atika melanjutkan kata-katanya.

"Perkenalkan Nama saya Atika Kaffah Islami, bisa dipanggil Atika atau Ika, salam kenal" ujarnya.

Ada yang menanggapi Atika tersenyum dan ada juga yang menatapnya penasaran sambil berbisik-bisik.

Atika hanya memasang senyum manisnya untuk menambah kesan baik.

"Baiklah Atika, kamu bisa duduk disamping Maya!" Suruh Pak Ajal dan Atika pun langsung menemukan Maya yang disebut pak Ajal karena Maya mengangkat tangannya menyuruh Atika menghampirinya.

"Hai, perkenalkan aku Maya Angela, Maya" kata Maya memperkenalkan dirinya.

Atika menjabat tangan Maya sambil tersenyum"Atika" balasnya.

"Semoga kamu betah disini" ucap Maya. Atika mengangguk" insyaallah" jawabnya.

***

4R asik bercanda dipojok kantin, ada-ada saja yang mereka bicarakan. Berawal dari es teh Mpok muti yang kurang manis sampai berubah haluan membicarakan siswa baru dikelas mereka.

Rahman tidak begitu tau, karena dia ketiduran saat sampai dikelas gara-gara main game sampai larut.

"Cantik iya, ramah iya, sopan iya,idaman banget, cuma mana bisa diajak pacaran" kata Refan menyeruput teh nya.

"Iya sih, type gue banget" timpal Reza.

"Istri idaman namanya" sahut Ravi menimpali.

"Penasaran gue Ama tu cewek, kayak apa sih?" Tanya Rahman penasaran karena tidak sempat melihat wajah Atika yang membelakangi nya dikelas tadi.

"Ya kayak cewek lah man, Lo kira kayak apaan?" Tanya Refan dengan wajah yang begitu santainya menjawab Rahman.

"Bego!! gue tau dia cewek. Maksud gue secantik apa sih?" Saking kesalnya Rahman ingin mencuci otak Refan yang menurutnya terlalu belagu.

"Kayak bidadari surga" timpal Reza membuat Rahman berpikir keras. Lalu setelah itu Rahman melemparkan kerupuk kulit ke arah Reza. "Gue belum pernah liat bidadari surga oi" seru Rahman.

Reza hanya mengedikkan bahunya tanda tidak peduli.

"Tuh dia bidadari surga, panjang umur" tunjuk Ravi dengan dagunya ke arah Atika dan Maya yang sedang berjalan masuk ke kantin.

Rahman pun memalingkan wajahnya ke arah orang yang dimaksud Ravi.

Jantungnya berdegup kencang tanpa alasan saat melihat Atika yang duduk mengobrol dengan Maya dilengkapi dengan senyuman manisnya.

"Tuh kan, gue udah ngira Rahman juga bakal sadar kalau bidadari itu ada" seru Refan yang ngakak melihat ekspresi Rahman yang berlebihan.

"Gak usah berharap man, dia tu gadis baik-baik, ga' cocok sama lo yang bar-bar" kata Ravi bercanda.

"Kalo udah jodoh mau gimana" balas Rahman dengan percaya diri.

"Mulai halu dah" seru mereka menanggapi Rahman. Mereka tahu Rahman type orang bercanda dalam urusan perempuan. Tidak terlalu mendalam dengan urusan cinta.

Ya dialah seorang yang single di antara mereka berempat, dengan alasan tidak ingin mengotorkan hatinya dengan kata cinta.

***
-Assalamualaikum antum.
Up nya lama gara-gara tugas numpuk dan masih banyak kegiatan lainnya. Makanya antum para readers beri vote sama coment nya biar ana semangat.

Rahman Atika||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang