Hati, Kau boleh terluka tapi jangan terlalu dalam. Kau boleh berteriak tapi jangan terlalu keras. Kau boleh retak tapi jangan patah.
---
"Maksud kamu?" Tanya Atika kepada Maya. mereka duduk di salah satu bangku taman dekat rumah Atika.
Maya menatap Atika" Rahman sebenarnya suka sama kamu Ka" ujar Maya hati-hati, takut jika Atika kaget. Tapi dugaannya salah, Atika masih biasa saja mendengarnya.
"Kamu gak kaget?" Tanya Maya.
"Kenapa harus kaget?" Tanya Atika bingung.
"Ya kan harusnya...arghh susah banget jelasinnya ke kamu".
"Bukannya Rahman berhak menyukai siapapun, aku gak akan kaget kalau dia suka sama aku karena dia emang gak bilang benci sama aku" ujar Atika membuat Maya ternganga. Ternyata Atika salah mengartikan ucapannya. Dia baru sadar kalau Atika itu masih polos-polos tanggung."Dengerin ya Ka, maksud aku adalah Kalau Rahman itu..." Maya sedikit menjelaskan ucapnya sehingga membuat Atika mengerutkan dahinya.
"Apa May?"
"Sebenarnya dia itu Ci..Cinta sama kamu" entah kenapa Maya merasa gugup mengucapkannya, seperti halnya ingin menyatakan cinta kepada seseorang.
Atika menghembuskan nafasnya pelan, sebenarnya dia bukan tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Maya. Hanya saja ada perasaan mengganjal di hatinya ketika membahas tentang itu."Terus tujuan kamu sebenarnya apa May ngasih tau ini sama aku?" Tanya Atika.
"Aku cuma mau kamu tau ka. Aku rasa Rahman gak akan pernah ngungkapin perasaannya karena dia sendiri takut sama hal-hal yang terjadi ke depannya".
"Aku gak tau mau ngomong apa May, selama ini aku hanya berdoa kepada Allah memberikan apa yang terbaik untukku."
Maya menganggukkan kepalanya mengerti. Dia tahu sahabatnya itu tidak akan pernah nyaman jika mempersoalkan masalah Cinta. Atika belum terbiasa. Maya pun penasaran apakah Atika masih menyukai kak Yusuf atau tidak lagi. Atika sangat tertutup tentang itu dan ia memahami, tidak semua hal harus di ceritakan kepada orang lain. Kadang hanya perlu antara kita dan Tuhan yang tahu."Yaudah, aku cuma mau kamu tau ka. Maaf ya Ka udah ganggu kamu cuma karena hal seperti ini. Mungkin tujuan Rahman mencintai dalam diam, tapi sepertinya itu menyiksa" ujar Maya.
Atika tersenyum "semua orang punya cara berbeda dalam mencintai May".~~~
Yusuf mendalami bacaan Al-Qur'an yang di bacanya. Setiap bacaan terdengar merdu dan menenangkan. Siapa yang akan menolak lelaki Sholeh sepertinya? Dia adalah idaman para kaum hawa.
Air mata jatuh dari pelupuk mata Yusuf, ayat-ayat Allah yang sangat indah membuatnya tenggelam dan merasa dunianya ada di situ.Seseorang menyaksikan itu dari celah pintu yang tidak tertutup sepenuhnya.
"Tidak ada cela darinya, perempuan mana yang akan berfikir menolaknya? " bathinnya.
Setelah Yusuf membaca Alqur'an dan meletakkan di tempatnya, dia menoleh saat seseorang memanggilnya.
"Di panggil papa ke bawah bang" ucap Rahman. Yusuf menganggukkan kepalanya.
Saat Rahman ingin berbalik, Yusuf memanggilnya.
"Kamu masih punya kesempatan" ucap Yusuf membuat Rahman menatapnya bingung. Karena tidak ada penjelasan apapun dari Yusuf, Rahman beranjak turun ke bawah.
"Semua orang punya kesempatan". Ucap Yusuf pelan menatap punggung Rahman yang menjauh.Pak Abdul menatap kedua putranya yang sekarang ada di depannya.
"Kamu sudah memikirkannya Yusuf? Waktu kamu tinggal beberapa hari lagi".
"Iya Pa, insyallah Yusuf akan memutuskan segera" jawab Yusuf. Pak Abdul hanya mengangguk-ngangguk.
"Bagaimana kuliah kamu Rahman?" Tanya Pak Abdul mengalihkan topik.
"Alhamdulillah baik Pa, sepertinya setelah kak Yusuf melamar Atika aku harus kembali lagi" ujarnya.
"Bukankah itu terlalu cepat?"
"Aku ingin menyelesaikan kuliah lebih cepat Pa"
"Ide yang bagus" tanggap Pak Abdul.
"Lebih cepat lebih baik"pikir Rahman."Papa teringat mendiang mama kalian" ucap Pak Abdul memecah keheningan. Rahman dan Yusuf menatapnya.
"Dulu waktu mama mengandung Yusuf, di malam hari dia selalu membaca surat Yusuf, berharap memiliki anak yang tampan dan Sholeh. Ternyata doa seorang ibu sangat manjur." Ujarnya sambil tertawa.
"Rahman, kamu tahu. Kamu juga seperti itu. Mama kalian sangat suka membaca Alqur'an saat mengandung kalian. Dia akan lebih banyak membaca Alqur'an lebih dari hari biasanya".
"Waktu kamu Rahman, ketika kamu sudah remaja.. Papa selalu memaklumi kenakalan kamu. Karena papa mengerti kamu tidak merasakan kasih seorang ibu setelah lahir di dunia ini. Papa berusaha menjadi ibu dan ayah untuk kalian. Tapi tetap saja Papa tidak pernah bisa menggantikan mama kalian. Dia wanita terbaik".
"Papa adalah orang tua terbaik. Papa sudah berusaha menggantikan mama untuk kita. Tidak akan pernah bisa kami membalas jasa Papa. Maafkan Rahman jika dulu membuat Papa kesulitan." Ujar Rahman.
"Kami bangga punya Papa" Pak Abdul tersenyum bangga melihat kedua putranya.
"Papa rasa sekali-kali berpelukan tidak ada masalah" ucapnya membuat Rahman dan Yusuf beranjak memeluknya.
Pak Abdul menepuk-nepuk punggung kedua putranya.
"Aku berharap kita akan berpelukan ber- empat seperti ini. Insyallah di SyurgaNya".~~~
Suara gadis yang dulu sempat berteriak di sini masih terngiang-ngiang. Suara tawanya, rengekannya dan segala ucapan yang keluar dari mulutnya masih terdengar. Seperti merasakan kehadirannya di sini, memeluknya dan menggandeng tangannya.
"Aku juga rindu sama dia kak" ucap Atika membuat Arif menoleh. Dia tersenyum menanggapi.
"Hari ini dia ulang tahun, aku rasa kita harus mendoakannya di sini" lanjut Atika.
"Harus".
"Aku berdoa kebaikan untuknya di sana, bertemu dengannya lagi di sebuah dimensi yang berbeda, bergandengan tangan menemui sang pencipta Langit"
"Aamiin"
"Kamu tau dek, aku selalu ragu jika kamu benar-benar sudah memaafkannya. Tapi keraguan adalah salah satu kesalahan terbesar. Kamu lebih sabar dari apapun"
"Ketika aku tiba di titik terendah. Tidak sanggup berteriak dan menangis, di saat itu aku hanya punya Allah. Dan aku selalu merasakan bahwa kesabaran itu pasti ada kebahagiaan di baliknya. Memaafkan adalah hal yang membuat masalah menjadi ringan. Dan itu juga membutuhkan ke ikhlasan".
"Kamu benar-benar seperti bidadari dek."
"Aku hanya manusia biasa, aku punya banyak kesalahan yang gak banyak di lihat orang."
"Kamu benar, tapi kesalahan kamu adalah selalu membuat orang lain memandang kamu seorang gadis yang lemah. Tapi buat aku kamu gadis terkuat" ujar Arif membuat Atika tersenyum.***
🌻سَهَّلَ اللهُ لَنَا خَيْرًا حَيْثُمَا كُنَّا-
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahman Atika||END
Teen FictionAtika, gadis cantik yang sederhana dikenal dengan keramahannya membuat banyak laki-laki terpikat padanya. Tapi karena ilmu agama yang dia teguhkan sehingga membuat orang segan untuk dekat dengannya. Rahman, cowok yang menggelar tinggi status MOST WA...