Bab 13

341 37 0
                                    

Tataplah masa depanmu dengan keyakinan diri bahwa masa depanmu Masih Suci walaupun masa lalumu sudah terkotori

3 Minggu berlalu dan libur sudah berakhir. Semua kembali aktif kembali. Begitupun dengan sekolah.

Rahman sudah selesai bersiap-siap dari 30 menit yang lalu dan sekarang tinggal menyudahi sarapannya.

Tidak lain dengan Yusuf yang juga ikut serta sarapan bersama.

Hanya denting sendok dan piring yang mendominasi. Semuanya sarapan dalam hening. Itu adalah bentuk sikap yang diterapkan keluarga Pak Abdul.

15 menit berlalu.

Rahman beranjak dari tempat duduknya setelah sarapan. "Aku duluan pa.. bang, assalamualaikum" pamitnya. "Wa'alaikumussalam".

Rahman memanaskan motor nya sambil mengelap motor gedenya itu.

"Hai Rahman" sapa seseorang membuat Rahman terkejut.

Rahman melihat Hani diluar gerbang rumahnya. Rahman mengernyit  melihat  Hani berdiri  disitu. Dia baru sadar kalau rumah Hani tidak jauh dari rumahnya. Dan yang paling dia sadari Hani pasti satu sekolah dengannya lagi.

"Aku nebeng ya man, soalnya bang Arif gak mau bangun" Ucapnya sedikit berteriak. Rahman sudah menduganya.

Rahman mengeluarkan hp nya dan memesan gojek. Rahman menaiki motornya, Hani tersenyum saat menduga Rahman akan menghampirinya.

Belum sempat Hani menaiki motor Rahman, Rahman pun mencegatnya. Hani menatapnya bingung.

Rahman tidak menjawab kebingungan Hani. Dia hanya diam. Akhir-akhir ini dia merasa bahwa Hani mendekatinya, bukan GR tapi kenyataannya memang begitu. Hampir setiap hari Hani datang kerumahnya dengan alasan melihat bi Inah memasak. Sungguh alasan yang tidak jelas bagi Rahman.

Gojek yang dipesan Rahman pun berhenti didepan mereka.
"Dengan Rahman?" Tanya tukang ojek yang dibalas anggukan oleh Rahman.

"Bang, antar teman saya ke sekolah Citra Kirana" Ucapnya membuat Hani melotot. Dia tidak menyangka bahwa Rahman akan memesan ojek untuknya.

Hani ingin protes tapi Rahman sudah menancap gas motornya.

Hani mengembuskan nafas pelan lalu terpaksa naik gojek yang dipesan oleh Rahman.

Yusuf yang melihat itu mengerti, kenapa Rahman tidak menanggapi Hani akhir-akhir ini.

"Yusuf, papa juga harus berangkat. Jagain rumah!" Yusuf mengangguk. "Assalamualaikum"pamit papanya.
"Wa'alaikumussalam".

~~~

Tidak butuh waktu lama, akhirnya Rahman sampai disekolah. Tidak ada yang berbeda baginya. Palingan hanya siswa baru.

Tanpa dia sadari bahwa dia membuat orang kagum dengan penampilannya. Padahal penampilannya sama seperti yang lainnya. Dia tidak sadar bahwa dia masih bergelar most wanted disekolahnya.

Rahman Atika||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang