Ketika aku ingin menghampirimu, tanahku bergoyang seakan tidak ingin aku menemui mu
-Senyum lebarnya membuat siapa saja yang melihatnya akan tertular. Kebahagiaan yang hampir tidak pernah bisa ia temui sekarang ada di depan mata. Jika dulu hanya tatapan sendu yang terlihat dari matanya, sekarang hanya keceriaan yang terlihat. Semudah itu Allah memutar kehidupan manusia.
"Ternyata sabar itu berbuah manis ya" ucap Maya mengejutkan Rahman yang sedang melamun. Maya terkekeh kecil melihat keterkejutan Rahman. "Lo ngapain? merhatiin Atika ya?" Tebak Maya sambil bersedekap. "Enggak" tukas Rahman. "Ealahh.. dari dulu suka banget boongin orang." Rahman menatap tajam arah Maya "sok tau lo" balas Rahman.
"Dari dulu lo gak berubah ya, judes banget kalo ngomong ama gue". Rahman hanya tertawa.
"Lagian lo yang ngomong bawa emosi mulu. Harusnya lo nyadar kalo lo yang paling cerewet di kelas dulu" lanjut Rahman.
"Enak aja, lo tu yang bawa masalah terus, kalo lo diem gue fine fine aja" ucap Maya sewot. Rahman hanya menganggukkan kepalanya."Btw, maksud ucapan lo tadi tentang sabar itu berbuah manis apaan?" Tanya Rahman.
"Gue ngomongin Atika, dia orangnya sabar banget. Dan sekarang ngerasain gimana bahagia yang sesungguhnya" jawab Maya sambil menatap Atika yang sedang duduk dengan seorang gadis kecil di bangku taman.
"Ooh..udah lengkap dong" ucap Rahman.
"Belum lah... Pelengkapnya kan elo" goda Maya. Rahman hanya tersenyum samar mendengarnya.
"Gue gak pantes buat dia".
"Jadi Kak Yusuf gitu yang pantes?". Rahman membeku sesaat. Maya tersenyum simpul melihatnya.
"Coba gue tanya, tujuan lo ke sini ngapain?" Rahman hanya diam.
"Ya karena Atika, karena apalagi. Lo boleh boong man, tapi mata lo gak bisa boongin kalo lo emang suka sama dia" lanjut Maya dan pergi menghampiri Atika. Rahman tidak merespon, pernyataan Maya memang benar adanya. Tujuan dia kesini memang hanya untuk itu. Tapi keraguan pada hatinya begitu mengusiknya."Lama banget si May?"
"Kamu kira pergi jalan kaki itu gak melelahkan? Aku bukan kamu kali Ka" jawab Maya. Atika hanya tertawa kecil mendengarnya.
"Pulang yuk May, udah mendung ini. Kayaknya bentar lagi hujan" ujar Atika berdiri. Maya menganggukkan kepalanya.
"Dek, ayo Kaka anterin ke mamanya. Kaka mau pulang dulu" gadis kecil itu hanya menganggukkan kepalanya patuh.Setelah menemui orang tua si gadis, Atika dan Maya segera pergi agar tidak terkena hujan nantinya. Belum beberapa langkah mereka pergi, hujan dengan lebatnya mengguyur mereka. Atika dan Maya pun buru-buru berteduh di sebuah minimarket.
Taman yang awalnya ramai akhirnya kosong melompong. Semua orang berlarian ke sana ke kemari.
"Ka, aku ambil mobil dulu ya,kamu tunggu disini oke" Atika menganggukkan kepalanya mengiyakan. Setelahnya Maya pun berlalu pergi menembus lebatnya hujan.Hujan deras di tambah angin yang kencang membuat Atika mulai kedinginan. Dia mencoba mengusap tangannya agar merasa hangat.
"Atika?" Seru seseorang memaksa Atika untuk menoleh.
"Kak Yusuf?"..
"Kamu ngapain disini?" Tanya Yusuf menatapnya heran.
"Numpang teduh kak, tadi hujannya lebat banget." Jawab Atika.
"Sendirian?" Atika menggeleng.
"Tadi ada Maya__ nah itu dia" ucap Atika saat melihat mobil Maya berhenti di depannya.
"Ka... Ayo pulang, nanti kedinginan"seru Maya dari dalam mobil. Atika menganggukkan kepalanya.
"Kak, aku duluan ya.. assalamualaikum" pamit Atika.
"Waalaikumussalam hati-hati" ucap Yusuf."Itu kak Yusuf?" Tanya Maya. Atika mengangguk mengiyakan.
"Kok bisa disini?" Atika mengedikkan bahunya tidak tahu.
"Kamu gak tanya?" Atika menggeleng.
"Dia ngapain ya?" Tanya Maya lagi.
"Kan aku gak nanya May" jawab Atika polos. Maya menghela nafas pelan mendengar jawaban Atika.~~~
Rahman tersenyum simpul melihat Yusuf berdiri di depan minimarket. Ia tau jika Yusuf juga mengikuti Atika. Mungkin kakaknya itu tidak lebih dari mencintai dalam diam, bukankah Yusuf bisa saja datang ke rumah Atika dan meminta restu orang tua Atika untuk menjadi pendamping hidupnya. Tapi mengapa dia tidak melakukannya. Memikirkannya saja membuat Rahman tidak bisa mengontrol hatinya jika itu bisa saja terjadi.
Yusuf menatap payung kecil di genggamannya yang tadinya untuk dia berikan kepada Atika. Dari awal dia sudah khawatir melihat gadis itu kehujanan, sehingga dia berniat untuk memberikan payung. "Mungkin lain kali" ucapnya lalu membawa payung tersebut ke mobilnya.
Rahman yang masih berdiri tidak jauh dari Yusuf pun ikut berlalu pergi dengan memberhentikan taksi.Abdul menatap heran anak-anaknya yang datang dengan keadaan basah.
"Kalian hujan-hujanan?" Tanyanya.
Yusuf melirik Rahman di belakangnya, tadi mereka memang bertemu di depan rumah. Ia melihat Rahman keluar dari taksi dengan pakaian yang basah.
"Hujan Pa" jawab Rahman.
"Kamu kehujanan juga? Bukannya kamu bawa mobil?" Tanya Abdul menatap heran Yusuf.
"Iya Pa, tadi tiba-tiba hujan waktu Yusuf ke minimarket" jawab Yusuf.
"Yaudah, sana ganti pakaian kalian." Ucap Pak Abdul mengibaskan tangannya.
Rahman menganggukkan kepalanya dan berlalu ke kamarnya. Yusuf pun ikut berlalu pergi ke kamarnya sambil mengusap wajah basahnya.Tangannya bergerak mengambil Handphone-nya yang berdering di atas nakas.
"Assalamualaikum May, ada apa?"
"Waalaikumussalam Ka, ini tas kamu ketinggalan di mobil aku. Aku anterin ya" ucap Maya di seberang sana.
"Astaghfirullah, baru nyadar aku. Aku aja yang jemput nanti May, kamu kan baru nyampe di rumah."
"Iya deh... Habis ujan berenti aja kesininya" ucap Maya.
"Oke May, makasih ya" ucap Atika tersenyum tulus.
"Sama-sama". Setelahnya Maya menutup panggilan sambil mengucapkan salam."Kenapa dek?" Tanya Arif mengintip di balik pintu kamar Atika. Dia tidak sengaja mendengar percakapan Atika dengan Maya.
"Ini kak, tas aku ketinggalan di mobil Maya."
"Oooo nanti kakak yang anter aja. Ini udah mau sore, gak baik keluar sendiri" ucap Arif. Atika tersenyum lalu mengangguk pelan.
"Tunggu.. kakak ganti baju dulu" seru Arif berjalan ke kamarnya.
Atika tidak sanggup menahan senyumnya saat melihat Arif. Doa yang ia utarakan kepada Allah di sepertiga malam akhirnya terkabulkan. Melihat saudara se-ayahnya kembali bangkit dari keterpurukan."Hani.. kamu sangat beruntung memilikinya".
🌻سَهَّلَ اللهُ لَنَا خَيْرًا حَيْثُمَا كُنَّا-
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahman Atika||END
Teen FictionAtika, gadis cantik yang sederhana dikenal dengan keramahannya membuat banyak laki-laki terpikat padanya. Tapi karena ilmu agama yang dia teguhkan sehingga membuat orang segan untuk dekat dengannya. Rahman, cowok yang menggelar tinggi status MOST WA...