Bab 18

397 35 0
                                        

Kamu tak pernah melihatku, kamu tak pernah merasakan diriku dihatimu, tapi aku akan selalu mencintaimu secara diam diam dari sini.

Semakin hari semakin terasa kosong dan semakin hampa. Wajah kusut Rahman sangatlah tidak enak untuk dipandang. Siapa sangka penyebabnya adalah gadis polos itu. Gadis yang diam-diam dia cintai.

"Ada kabar baik buat lu man" seru Refan riang gembira masuk ke dalam kamar Rahman. Rahman menatap malas sohibnya itu. Apalagi kedatangan kalau bukan buat ngehibur dia sama candaan garingnya itu.

"Kalo lo mau ngajak ribut gue, lebih baik lo pulang sana" usir Rahman.

Refan tidak menyerah begitu saja" siapa bilang gue mau ngajak ribut. Gue mau bilang.... Kalo Bidadari udah sadar" jelas Refan.

Rahman langsung membuka matanya lebar-lebar. Bukan, dia membuka telinganya lebar-lebar untuk memastikan bahwa dia tidak salah dengar.

"Lo bilang apa barusan?" Tanya Rahman antusias.
"Atika udah sadar. Gue dapet telpon dari Maya." Jawab Refan.

Dengan gerakan gesit Rahman berdiri dari tempat tidurnya dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Man.. mandinya lama-lama aja biar nanti wangi" teriak Refan dari luar.

"Gak perlu" seru Rahman yang dibalas gelengan kepala oleh Refan.

"Segitu ngaruhnya Atika sama Rahman. Baru 3 hari" Ucapnya pelan.

~~~

Atika menatap Bu Rini tersenyum. "Atika gak papa Bu, lihat nih Atika udah bisa senyum" ujar Atika saat melihat wajah khawatir bu Rini.

"May, tugas gak numpuk kan?" Tanya Atika bercanda. Maya terkekeh " keadaan kaya gini masih mikirin tugas kamu ka"  balas Maya.

"Oh iya__" kata-kata Atika terpotong saat seseorang mengetuk pintu.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap seseorang masuk ke dalam ruang rawat Atika. Ternyata Rahman bersama Refan.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab orang di dalam ruangan serentak.

"Eh.. ternyata nak Rahman sama nak Reza toh. Mari duduk".

"Iyaa Bu" jawab mereka berdua serentak dan duduk di salah satu sofa disitu.

"Keadaan Atika gimana?" Tanya Refan sopan.

"Udah lebih baik kok Fan. Semuanya berkat doa kalian. Makasih ya" ujar Atika.

Rahman diam tidak harus mau ngomong apa. Refan menyikut Rahman sehingga membuat Rahman menatapnya bertanya.
"Lo gak mau ucapin apa gitu?" Bisiknya.

Rahman pun juga bingung harus mengatakan apa kepada Atika.

Atika tau Rahman merasa canggung padanya. Dia juga merasa canggung saat tahu Rahman menyukainya. Apalagi dia tahu melewati seseorang yang melukainya.
Sampai saat ini Atika tidak tahu siapa yang sudah melukainya. Bu Rini bilang dia tidak perlu tahu. Karena mungkin akan membuat Atika tertekan.

"Makasih ya man.. udah nolongin aku waktu itu" ujar Atika membuat Rahman menoleh cepat.

Rahman tersenyum kaku dan menganggukkan kepalanya "sama-sama ka." Balasnya.

Maya tertawa kecil melihat ekspresi wajah Rahman yang menurutku sangat lucu. Tidak seperti biasanya yang sok cool.

~~~

Atika sudah di perbolehkan pulang dan sekarang dia sudah kembali masuk sekolah.

Banyak orang menyapa Atika dengan ramah. Rahman hanya balas tersenyum dan mengangguk.

Rahman Atika||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang