Bab 5

642 58 1
                                    

Andai seorang muslimah menghiasi dirinya dengan prilaku takwa, maka akan terpancar cahaya keshalihan dalam dirinya.

Semua orang yang bisa dibilang penggemarnya menyapanya dengan senyuman merekah. Yang disapa pun sesekali membalas tersenyum. Karena asik membalas sapaan penggemarnya, dia tidak sadar bahwa beberapa detik lagi dia akan menabrak seseorang.

Atika terkejut saat Maya terdorong ke arahnya. Botol minuman yang berisi air itu pecah seketika karena terjatuh dari tangan lembut Atika.

Maya meminta maaf kepada Atika lalu menatap nyalang seseorang yang sudah menabrak Maya.

"Lo lagi lo lagi..capek gue berurusan sama lo terus" sarkas Maya.

"Asal lo tau, gue GAK SENGAJA" Rahman membalas perkataan Maya dengan menekan kata Gak Sengaja.

"Hei mas, jalan disini dibuat seluas mungkin. Kalo dihitung bisa jadi 10 meter. Lah gue dari tadi berdiri di tepi 1/10 meter luas jalan ini dan lo menabrak gue? Tu kaki gak ada mata ya?" Ucap Maya dengan songongnya.

"Lo buta? Mata gue disini" Rahman menunjuk ke dua matanya seakan ingin mengeluarkannya.

Maya ingin membalasnya lagi, tetapi Atika memegang lengan Maya dan menggeleng untuk tidak meneruskan perdebatan itu.

Melihat tatapan sendu Atika, akhirnya Maya lebih mengalah mengehentikan perdebatan itu.

Rahman yang melihat itu akhirnya beranjak pergi juga tidak ingin melanjutkan perdebatan mereka.

Siswa siswi lainnya mengeluh kecewa saat perdebatan itu berhenti, senang banget lihat orang debat. Jangan lupa, itu dosa lho. Melihat saudara mu bertengkar tanpa dilerai gak boleh ya.

"Udah may, istighfar. Katanya mau berubah. Ingat marah itu datangnya dari iblis, jangan sampai kamu dikuasainya" ucap Atika menasehati.

"Iya ka, aku kebawa emosi. Lihat muka dia aja tuh udah bikin aku naik darah ka." Kata Maya.

***

Atika bingung melihat botol minuman plastik di atas mejanya. Dia melirik kiri kanan melihat siapa yang meletakkan itu di mejanya, tapi tidak ada tanda-tanda seseorang pun yang melakukannya.

"Ada apa ka, mukanya bingung kayak gitu?" Tanya Maya baru datang.

"Ini, ada botol minuman gak tau punya siapa may. Aku baru lihat tadi pas mau duduk" jawab Atika menunjukkan botol minuman yang bewarna merah muda.

Maya mengambil botol itu lalu melihatnya secara teliti. "Kayaknya ini masih baru deh" katanya yang dibalas anggukan oleh Atika.

"Itu dari Rahman" sahut Ravi berjalan disamping mereka.

"Rahman?" Maya melirik kursi Rahman yang sudah hadir karena dia melihat tas nya disitu.

"Rahman itu orangnya bertanggung jawab, kemarin kan botol minuman Atika pecah. Dia ganti dah" lanjut Ravi lagi.

Atika jadi tidak enak jadinya.Ingin dia mengembalikannya kembali. Tapi..

Rahman Atika||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang