Bab 6

550 50 0
                                    

Janga terlalu memperhatikan perkataan orang lain, tentang hijrahmu. karena sedikitpun mereka tak membantu menjawab pertanyaan di dalam kuburmu.

Semua orang tidak berhenti menatapnya. Andai saja boleh, dia ingin mencolok semua mata umat yang menatapnya.

"Ka, aneh banget ya aku ginian?" tanya Maya menunjuk hijab yang dia pakai. Atika menggeleng kepalanya. "Kamu lebih cantik jadinya" kata Atika tersenyum.

"Tapi orang-orang pada lihatin aku ka, malu aku" keluh Maya. Atika memegang tangan Maya. "Malu itu justru disaat kita gak pakai hijab may, kamu mau ayah kamu masuk neraka gara-gara anaknya gak pakai hijab?". Maya menggeleng kepalanya cepat.

"Istiqomah aja may, nanti kamu pasti terbiasa" Maya mengangguk mengerti.

Saat Maya dan Atika memasuki kelas. Semua hal-hal yang ditebak Maya akhirnya terjadi. Melihat semua tatapan yang tertuju padanya membuatnya jadi keki seketika.

"Woww.. siapa ini?" Seru Reza dengan tampang yang menyebalkan. Maya tidak menghiraukan ucapan Reza. Dia tetap berjalan lurus ke arah tempat duduknya.

Refan juga kaget melihat penampilan Maya. Bukan Refan saja, tapi seluruh siswa kelas.

"Aduh.. si monyong akhirnya dapet hidayah juga guys" seru Reza. Reza berjalan ke arah Maya ingin lanjut meledeknya.

"Reza, kamu jangan ganggu Maya!" Kata Atika saat Reza ingin memulai aksinya.

"Eh bidadari.. enggak kok hehe" kata Reza dengan cengirannya. Atika geleng-geleng kepala jadinya.

"Eh lu semua, jangan ganggu Maya. Kalo iya.. gue yang bakal kasih pelajaran pada lo semua." Teriak Reza yang dibalas cibiran oleh orang didalam kelas itu. Padahal dialah yang lebih dahulu mengganggu Maya.

Maya memutar bola matanya malas mendengar Reza. Seolah-olah dia akan jadi buronan dikelasnya.

Seseorang menepuk pundak Reza dari belakang membuatnya meringis. Dia ingin membalasnya tapi tidak jadi.

"Man, pagi-pagi udah bikin gue mau mati aja lu" Rahman mengedikkan bahunya acuh tak peduli. Ravi terkekeh melihat ekspresi wajah Reza yang lebay.

Arya menghampiri Atika dan itu dilihat oleh 4R. Atika yang sedang mengobrol dengan Maya pun mengalihkan perhatiannya kepada Arya.

"Ka, nanti kita ke perpustakaan sekolah aja cari materi tugas kelompok?" Tanya Arya. Atika berpikir-pikir mencari ide.

"Kita ke perpustakaan pemerintah!" Bukan Atika yang menjawab tapi Rahman. Arya menaikkan alisnya bingung menatap Rahman yang tiba-tiba muncul.

"Apa? Gue juga dikelompok ini" kata Rahman melihat Arya yang menatapnya bingung. Arya pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Sebaiknya kita ke perpustakaan sekolah aja dulu. Kalo bahannya masih kurang, baru kita ke perpustakaan pemerintah. Gimana?" Atika memberikan idenya yang dibalas anggukan oleh Arya. Sedangkan Rahman diam tidak berkutik setelah itu.

Rahman Atika||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang