Bab 7

557 52 0
                                        

“Jangan meremehkan orang lain karena Allah bisa merubah keadaan iman seseorang bahkan hanya dalam waktu satu malam”

Atika dan Maya berjalan menuju musholla untuk sholat yang khusus disediakan disekolah mereka. saat mereka melewati 4R yang sedang mengobrol, Reza menyapa Atika dengan sebutan bidadari. Atika hanya menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Sholat yuk!" Ajak Reza kepada teman-temannya. Sontak teman-temannya menatap aneh pada Reza.

Refan meletakkan tangannya di kening Reza. "Lo sakit?" Tanya Refan polos sehingga mendapatkan jitakan dari Reza.

"Sakit sakit pala lu.. gue serius. Gue mau tobat buat jadi imam yang baik buat bidadari"  kata Reza membuat teman-temannya menatap Reza terkejut.

"Elahhhh... Mulai halu dah. Mau gue ambilin seember air agar lo sadar?" Ravi berkata seolah-olah Reza sedang bercanda.

"Gue serius bego'. Gak percaya amat sama temen sendiri. Udah ah, gue sholat duluan kalau kalian gak mau. Doain gue biar cepat dapat bidadari" kata Reza lalu beranjak dari situ. Semua teman-temannya melongo mendengar Reza.

"Reza ada riwayat penyakit apa ya?" Tanya Refan mengusap dagunya berpikir.

Rahman yang tidak membuka suaranya sedari tadi ikut beranjak.

"Eh lo mau kemana man?" Tanya Ravi.
"Sholat" tukas Rahman. Lagi-lagi membuat Ravi dan Refan terkejut. Ravi dan Refan akhirnya mengikuti sohibnya itu untuk menunaikan sholat.

Setelah selesai sholat, 4R pergi ke kantin. Seperti biasa, mereka akan memilih tempat duduk dipojok kantin.

"Za, lo serius sama omongan Lo tadi?" Tanya Refan yang masih penasaran. Reza mengangguk pasti. "Gue rasa, sekarang saatnya gue berubah jadi pribadi yang lebih baik." Reza menyeruput teh es nya tanpa mempedulikan wajah sahabatnya sedang menatapnya horor.

"Tenang aja. Gue gak akan mutusin persahabatan kita kok" lanjutnya. Mendengarnya Rafi dan Refan ingin mual.

Reza menatap Rahman yang sedari tadi tidak mengeluarkan suaranya. Biasanya dia yang paling heboh jika menyangkut hal-hal penting seperti sekarang.

"Man, dari tadi lo gak mau ucapin apa gitu?atau lo lagi sariawan?" Tanya Reza.

Rahman menatap Reza lalu tersenyum miring."selamat" kata Rahman membuat suasana canggung seketika.

"Liat tuh bidadari lo za" tunjuk Refan memecahkan suasana hening itu.

Sontak kepala Reza menoleh tidak terkecuali Rahman yang ikut mengalihkan pandangannya ke arah Atika.

Dia melihat Atika yang sedang tersenyum bersama Maya. Senyum Atika sepertinya menular kepada Rahman. Dia menarik dua sudut bibirnya saat melihat pemandangan itu.

"Indah. Seperti matahari terbit" kata Reza saat melihat senyum Atika dari jauh.

Refan dan Ravi tertawa ngakak saat Reza mengatakan kata-kata mutiaranya.

Rahman Atika||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang