Wanita muslimah yang baik akhlaknya dan bijak pembawaannya, laksana mutiara di langit ketujuh. Tak sembarang orang bisa melihat dan menyentuhnya.
•
•
•
Rahman memutar bola matanya malas mendengar omelan guru cantik yang terkenal killer itu. Dia hanya terlambat 10 menit tetapi diomelin serasa setahun.
Siswa lainnya hanya diam mendengarkan apa yang diomelkan guru yang biasa mereka panggil dengan sebutan Bu Can.
Setelah sekian lamanya Bu Can ceramah, akhirnya Bu Can diam dan mengusap dadanya untuk mengatur nafas.
"Udah kan ceramah nya Bu, saya boleh dudukkan?" Rahman berjalan ke arah tempat duduknya tapi ditahan Bu Can dengan cepat.
"Siapa bilang saya gak akan kasih kamu hukuman, bersihkan WC kalian yang baunya nauzubillah itu" perintahnya.
"Aduh Bu, gak banget tuh Bu. Keliling lapangan aja ya bu" bujuk Rahman.
"Tidak bisa, saya gak mau tau kamu harus bersihin WC!", Tukas Bu Can.
"Atau kamu mau kepala sekolah saja yang menghukum kamu?" Tanya Bu Can dengan nada mengancam.
Rahman akhirnya mengalah dan beranjak pergi. Sedangkan teman-temannya memandang iba Rahman. Baru pagi udah dihukum, bersihin WC lagi.
Rahman melangkahkan kakinya ke arah kantin, ogah banget dia membersihkan Wc, gak laki banget baginya.
"Mpok, bakso sama teh es nya satu" teriak Rahman yang dibalas acungan jempol oleh Mpok Muti.
"Telat ya?" Tebak Mpok Muti saat membawa nampan pesanan Rahman.
"Biasa Mpok,buat kenang-kenangan" jawab Rahman membuat Mpok Muti geleng-geleng kepala. Setelah itu Mpok Muti kembali beranjak saat melihat seseorang yang melangkah ke arah mereka.
"Enak ya makan disini" ucap seseorang duduk diseberang Rahman yang sedang menyantap baksonya. Rahman mengangguk-anggukkan kepalanya tanpa melihat siapa yang didepannya saat ini.
Karena menyadari seseorang duduk didepannya, Rahman mengalihkan perhatiannya yang awalnya dari semangkuk bakso ke arah orang tersebut.
Saat itu juga tubuh Rahman menegang melihat siapa didepannya yang tak lain adalah kakak laki-lakinya.
"Eh bang Yusuf" Ucapnya gugup.
"Gak belajar?" Tanya Yusuf basa basi.
"Itu bang anu..lagi free hehe" jawabnya berbohong disertai cengiran khasnya.
"Kayaknya tadi pas lewat, sebelas IPA 3 belajar" kata Yusuf membuat Rahman tidak berkutik.
"Kamu kena hukuman bersihin wc tapi keluyuran di kantin?" Tanya Yusuf.
"Mmm.. iya bang, maaf tadi bohong" aku Rahman.
"apapun amanah yang diberikan padamu, kamu wajib menjalankannya. Walaupun itu adalah hukuman membersihkan Wc" ujar Yusuf menasihati layaknya kakak kepada adiknya.
"Iya bang, maaf maaf" kata Rahman tulus. Walaupun Yusuf adalah saudara laki-lakinya, tidak sekalipun dia melawan apa yang dikatakan kakak laki-lakinya itu. Setelah kedua orang tuanya, Yusuf adalah salah satu orang tempat dia bersandar. Rahman sangat menghormati kakak laki-lakinya itu.
"Btw, ada apa kesini bang?" Tanya Rahman.
"Nganterin hp papa yang ketinggalan" jawab Yusuf lalu dibalas anggukan oleh Rahman.
"Yasudah, aku pulang. Jangan lupa yang aku katakan tadi" pamitnya yang dibalas dua jempol oleh Rahman.
***
"Anehkan ka, adiknya astagfirullah tapi kakaknya subhanallah" kata Maya saat mereka duduk dikantin.
Atika memutar-mutar mie ayam dengan garpu lalu memasukkannya kedalam mulutnya yang kecil.
Merasa tidak didengarkan oleh Atika, Maya menatap kesal teman barunya itu.
"Ka, dengerin aku gak?" Tanya nya cemberut.
"Kita kesini buat makan may, bukan ngomongin orang" jawab Atika.
"Tapi yang aku katakan itu kan benar ka, kamu lihat kan tadi bang Yusuf. Udah genteng, sopan,ramah, Sholeh lagi" ujar Maya menerawang saat Yusuf datang ke kelas mereka.
"Kayaknya kamu udah kenal banget ya sama dia" kata Atika menebak.
"Dulu pas aku kelas sepuluh, bang Yusuf itu kelas dua belas disini. Dia yang menegakkan ekskul Tahfiz dan islami-islami gitu deh" ujar Maya.
Atika hanya diam mendengarkan, dia sebenarnya sangat tertarik dengan topik yang dibicarakan Maya, tapi tetap saja ada batasnya.
"Hmm kira-kira aku boleh gak ya doain kak Yusuf jadi jodoh aku?" Maya membayangkan bagaimana nanti dia akan bersama Yusuf.
"Terus aja berdoa may!" Atika memberikan saran.
"Tapi kan jodoh itu cerminan diri, aku sama kak Yusuf gak ada sama-samanya. Jauh banget bedanya" ucap Maya.
"Kalau kamu mau ngerubah diri untuk dekat dengan Allah, maka tidak ada yang tidak mungkin untuk bisa berjodoh dengan orang yang kamu impikan, insyaallah Allah akan mengirimkan seseorang yang juga dekat dengan Allah" ujar Atika memberi saran kepada Maya.
"Iya juga ka, selama ini aku selalu lupa dengan-Nya, kadang aku sempat lupa sama sholat gara-gara hal yang tidak ada manfaatnya" kata Maya dengan menyesal. Dia merasa malu karena meminta sesuatu begitu banyak tanpa melaksanakan perintah-Nya. Bagaimanapun juga, Allah adalah Dzat yang memiliki segalanya.
"Pintu taubat selalu terbuka seluas langit dan bumi may, tidak ada kata terlambat meminta ampun kepada-Nya" kata Atika membuat hati Maya menjadi lega.
"Kalau begitu aku akan mendekati-Nya dan meminta agar seperti mu" ucap Maya.
"Untuk apa seperti ku?" Tanya Atika bingung.
"Karena perempuan seperti kamulah yang sebanding dengan kak Yusuf, kalian mempunyai pribadi yang sama" jawab Maya membuat Atika tertegun mendengarnya.
***
🌻سَهَّلَ اللهُ لَنَا خَيْرًا حَيْثُمَا كُنَّا-

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahman Atika||END
Teen FictionAtika, gadis cantik yang sederhana dikenal dengan keramahannya membuat banyak laki-laki terpikat padanya. Tapi karena ilmu agama yang dia teguhkan sehingga membuat orang segan untuk dekat dengannya. Rahman, cowok yang menggelar tinggi status MOST WA...