06 || Makasih

260 47 14
                                    

Sudah lumayan lama sejak Jeff resmi jadi murid di SMA ini, dan menjadi anggota dari kelas sepuluh IPS dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lumayan lama sejak Jeff resmi jadi murid di SMA ini, dan menjadi anggota dari kelas sepuluh IPS dua.

Jeff orangnya friendly dan anak-anak sekelas seneng banget temenan sama dia. Bertolak belakang banget sama gue yang dijauhi dan ngga disukai sama mereka dengan alasan gue terlalu ambisius dan kelihatan sok. Padahal mereka nggak tau yang sebenernya.

Gue sadar, emang sikap gue yang bikin mereka gitu. Tapi sebenernya gue juga ngga bermaksud buat kaya gitu, kalian tau kan kenapa gue bersikap kaya gitu?

Iya, ayah.

Syukurlah ayah ngga pernah cari gue lagi setelah bunda dengan tegas mengambil jalur hukum dan mengambil hak asuh gue dari ayah.

"Cantik, yuk sini gabung!" ajak Jeff yang lagi ngumpul bareng anak-anak. Sejenak hening dan tatapan mereka kaget ditujukan ke gue.

Gue menggeleng lemah. "Ngga deh Jeff, kayanya gue mending sendiri aja." Karena mereka pasti nggak mau kalau gue ikutan ngumpul dan merusak suasana. Lanjut gue dalam hati.

Jeff langsung bangkit dan narik gue untuk kumpul bareng yang lain, dia dudukin gue di sebelahnya. Sontak anak-anak menatap gue kesel dan agak ngejauh.

"Apa yang bikin kalian ngga suka sama Aletta?" tanya Jeff kalem. Anak-anak berpandangan dan diem aja. Sementara gue cuma nunduk karena nggak enak.

Jeff menghela napas, "Cerita aja sama gue. Karena kesalahpahaman ini ngga boleh berlanjut terus." Salah.. paham? Bagian mananya?

Kayla buka mulut, "Dia itu sombong Jeff. Ngga pernah bersyukur dan dia itu pelit. Selalu negative thinking sama anak-anak padahal niat kita ke dia itu baik."

Gue tahan napas, wait, jadi selama ini gue juga salah paham ke mereka?

"Iya Jeff, padahal gue niatnya baik dan ngga mau membeda-bedakan, tapi gue malah dituduh pencitraan. Kesel ngga tuh?" sekarang Ajun.

Laisa juga ikut ngomong, "Padahal nilainya tertinggi, tapi dia malah nggak bersyukur dan merutuki dirinya sendiri. Kita kan ngerasa nggak nyaman karena nilai kita juga terbilang lebih kecil daripada dia."

Gue gemeteran karena gue ngaku gue salah, tapi ada alasan di balik itu semua. Jeff yang peka langsung mengelus punggung gue. "Gapapa cimol, lo tenang ya."

Dia beralih menatap anak-anak, "Sekarang giliran Aletta buat mengkonfirmasi semua keluhan temen-temen. Ayo, kasih tau mereka yang sebenernya." ucap Jeff tenang.

Gue menggeleng takut. "Gue nggak bisa Jeff. Nanti kalau mereka tau soal ayah gimana?" sebenci-benci nya gue sama ayah, gue masih sayang sama dia dan tau batasan banget.

Jeff senyum tenang. "It's okay Aletta. Gue percaya mereka bisa jaga rahasia, ya kan?" anak-anak langsung mengangguk-angguk sambil bilang, "Kita bisa jaga rahasia kok."

Gue dengan ragu menjelaskan semuanya. Tentu saja mereka kaget, tatapan mereka langsung berubah jadi sedih, kaget, ikut prihatin.

Gue membuka jaket yang selalu gue pake setiap sekolah, mata mereka nyaris mencolot karena lihat luka-luka yang ada di sekujur tangan gue. Beberapa juga ada di kaki tapi tinggal bekasnya aja.

Kayla hampir nangis. "Aletta, maafin gue ya. Gue nggak tau kalo lo diginiin." gue cuma mengangguk dan senyum.

Laisa mau mewek juga. "Aletta maafin gue juga ya, gue udah salah sangka sama lo."

Giliran gue yang minta maaf, "Maafin gue juga ya temen-temen. Gue udah keterlaluan banget. Mulai sekarang, gue nggak akan gitu lagi, gue janji."

Jeff senyum senang karena tau gue akhirnya nggak dimusuhi lagi sama mereka. "Yey!! akhirnya kalian baikan juga. alhamdulillah kalo gitu." Jeff tepuk-tepuk tangan kaya anak kecil. Kita semua ketawa, dan berpelukan kaya teletabis hihi.

[• WRONG •]

Jeff dan gue lagi duduk di taman sekolah, gue yang ajak dia kesini karena gue ngerasa hutang budi banget sama dia. Kalau bukan karena dia, gue nggak bakal baikan sama temen-temen gue, iya kan?

"Jeff, makasih banyak ya. Lo bener-bener udah ngerubah hidup gue jadi jauh lebih baik. Kalau bukan karena lo, gue pasti masih terjebak di kesalah pahaman ini terus." ucap gue sambil senyum ke dia.

Jarang-jarang loh gue senyum.

Jeff senyum juga. "Sama-sama. Kalau bukan karena Allah juga nggak bakalan gini kok. Kan gue cuma perantara aja." duh ngga tau lagi kok Jeff sebaik dan se-alim ini.

Jeff meluk gue erat banget, begitu juga dengan gue.

Thanks a lot Jaffrien.

Thanks for come to my life.

[• WRONG •]

Flanot:

untuk chap kali ini pendek dulu ya, hitung-hitung pemanasan sebelum konflik.

persiapkan segala kesabaran ya, aku mau kasih konflik kecil dulu😘

nanti bakalan ada konflik sebenarnya, dimana aletta bakalan hancur banget!

sementara jaehyun-nya pass.

hayoloh wkwkw.

with love💚:

-fla.

Wrong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang