10 || Sayang

244 38 30
                                    

Gue barusan pulang dari pasar, pintu rumah terbuka lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue barusan pulang dari pasar, pintu rumah terbuka lebar. Padahal bunda nggak suka ngebuka pintu selebar ini karena komplek bagian rumah gue itu sepi banget. Cuma ada tiga rumah yang ditempati dari sepuluh rumah.

Jelas ada yang janggal, makanya gue langsung lari masuk ke dalem dan cek apa ada sesuatu. "Bunda! Bun! Bundaa!!" gue kelimpungan cari bunda.

Sampai akhirnya gue denger suara piring pecah dari arah dapur. Langsung aja gue ke sana dan ada om Harry lagi marah-marah ke bunda. Gue langsung lari dan dorong om Harry supaya jauh-jauh dari bunda.

"Mau ngapain om kesini?!" tanya gue lantang, om Harry senyum licik dan mendekat ke arah kami berdua.

"Mau jemput bunda kamu dong sayang." gue langsung marah dan nunjuk dia dengan galak. Nggak perduli mau dibilang nggak sopan atau apalah, gue nggak sudi dia mau jemput bunda.

"Lo pikir lo siapa mau jemput-jemput bunda gue?" dia langsung marah dan menatap gue tajam sambil mendorong jari telunjuk gue. Dia ketawa sarkas, "Om? Mantan pacar sih. Tapi kan gapapa dong jemput bunda kamu. Toh udah cerai kan sama ayah kamu?"

Enak banget ni orang kalo ngomong ya. Dia pikir bunda masih suka sama dia? Orang dianya aja kaya orang sinting. Siapa coba yang mau balikan sama orang gila?

Gue menatap matanya tajam, "Emang bunda mau sama om? Om aja gila kaya gini. Nyeremin banget hih." ucap gue ngeremehin. Om Harry ini tempramental nya tinggi, itu yang ngebuat bunda dulu putus sama om Harry dan ngga lama nikah sama ayah.

Setidaknya itu info yang gue ketahui dari bunda.

"Jaga ya omongan kamu!" dia ngebentak gue.

Gue balas dengan senyum licik, "Kenapa om? Ngerasa ya? Ckckck. Makanya jangan bucin-bucin sama bunda. Jadi sinting gini hih." dia makin marah, "Kamu bicara sekali lagi, saya nggak segan-segan buat tampar kamu!"

Bunda yang ada di belakang gue langsung menepuk bahu gue pelan. "Gapapa, mending bunda ikut Harry aja daripada kamu disakiti nantinya." gue melotot nggak terima. Sekalipun gue disakiti, gue nggak masalah karena gue udah terbiasa. Asal bunda nggak ikut sama orang gila ini.

Gue menggeleng kuat-kuat, "Nggak boleh! Kalau bunda masih tetep mau ikut om, Aletta nggak mau ketemu bunda lagi."

Tentu saja bunda kaget dan mengurungkan niatnya. Tapi sayang, om Harry lebih cepat dan menarik bunda, membawanya keluar rumah.

"Bundaaa!! Bundaaa!! Om Harry, berhenti!!" gue kejar bunda sampe depan, gue nggak mau bunda dibawa sama orang gila tukang emosi itu!

Hampir aja om Harry keluar pagar rumah, Jeff langsung menghadang dan memukulnya sampe om Harry tersungkur dan syukurlah bunda selamat. Mereka berantem, gue langsung lari dan bawa bunda ke rumah Jeff, titip bunda ke mami supaya disembunyikan. Gue nggak mau om Harry narik bunda lagi.

Jeff mulai dipukuli om Harry, dengan cepat gue langsung pukul kepala om Harry pakai balok kayu yang gue temuin. Seketika dia pingsan dengan darah mengalir dari kepalanya.

Wrong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang