17 || Kenyataan

248 32 5
                                    

Entah apa yang membuat Kevin minta gue buat ketemu sama dia, nggak berdua melainkan bareng squad kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah apa yang membuat Kevin minta gue buat ketemu sama dia, nggak berdua melainkan bareng squad kita. Ajun, Rangga, Mikel, Haikal, Marko, dan Jeremy. Kayanya sih serius soalnya ini pagi buta sekitar jam lima dia bela-belain jemput gue dan jemput yang lain.

"Oke, ini udah kumpul semua kan?" tanya Kevin memastikan.

"Udah, hoahm emang ada apaansi?" tanya Marko greget. Dia ngantuk banget soalnya baru tidur jam dua dan tadi jam empat dia dibangunin buat subuhan. Baru 30 menit dia lanjut tidur, udah dijemput sama Kevin.

Kasihan banget sih dia. Itu dia tadi curhat sama gue di chat, kasian banget tapi suruh siapa dia jam segitu baru tidur.

"Gini, kalian tau kan nama akhir Meira itu Dewangga? Dan pasti kalian tau kalo nama akhir Aletta juga Dewangga. Apa kalian nggak ngerasa aneh dan ada yang ngeganjal?" ungkap Kevin. Sebenernya aneh juga sih, tapi nama Dewangga kan pasaran.

"Nggak cuma dia doang kali yang namanya Dewangga, kan itu pasaran." sahut haikal.

"Yeu tetep aja aneh. Nih ya, gue udah suruh bawahan bapak gue buat telusuri latar belakang Meira. Dan kalian tau nggak sih, dia punya ibu namanya Ardith Anathya. Dan---ekhem gue dapet fakta yang mengejutkan. Err ---ternyata dia anak dari om Ferdinan."

"Hah? Are u serious?"

"YANG BENER AJA LO SUMPAH?!"

"M-masa Meira yang kaya dedemit itu---saudaraan sama Aletta?"

"Jangan mengadi-ngadi lo Vin.."

"SAHA YANG MENGADI-NGADI EUY INI BENERAAANN!"

"Bentar bentar, bingung gue."

"Ya Tuhan kaget anjrit, pagi-pagi buta dapet kabar ginian!"

Gue terdiam, kaget campur bingung dan kesel. Reaksi yang lain juga sama. Gue agak nggak percaya, tapi info dari Kevin nggak pernah salah.

"Lo punya foto ibunya?" gue harus memastikannya sendiri.

"Punya. Nih," Kevin menyerahkan sebuah foto perempuan cantik yang membuat mata gue melebar, ini kan cewe yang waktu itu gue lihat ketemuan sama ayah di sebuah rumah deket jalan tikus sekolah gue.

Bahkan sudah bisa dipastikan kalo Meira ini anak kecil waktu itu. Kepala gue mendadak pusing, semuanya muter. Anak-anak pada kaget.

"Hei, hei, are u okay?"

"Lo pasti shock, ayo gue anter ke kamar lo." ujar Ajun.

"O-oke. Kevin, makasih ya infonya, buat kalian tolong jangan bilang siapapun." lirih gue, mereka langsung mengangguk.

"Gue bantuuu!!" ujar Haikal sambil lari nyusul gue dan Ajun yang udah jalan duluan.

"Tiati mapahnya!" teriak Jeremy.

Wrong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang