20 || Goodbye

248 34 8
                                    

Hari ini Esta di makamkan, tante Hana nggak berhenti nangis di pelukan om Derel, sementara kak Kinan udah nangis sambil megang payungnya kuat-kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Esta di makamkan, tante Hana nggak berhenti nangis di pelukan om Derel, sementara kak Kinan udah nangis sambil megang payungnya kuat-kuat.

Banyak banget orang yang dateng, termasuk anak-anak kelas 10 IPS 2. Ya, nggak terkecuali Jeff dan Meira. Gue udah nangis sesenggukan, Jeremy daritadi nemenin gue, ngusap-ngusap punggung gue, hibur gue, peluk gue, bahkan tangannya nggak pernah turun dari bahu kiri gue.

Good bye Esta..

[• WRONG •]

Keadaan mulai sepi, semua orang udah pulang. Kecuali gue dan Jeremy.

"Jer, lo nggak balik?" tanya gue menatap Jeremy yang berdiri sambil pegang payung. Gue jongkok, jadi dia nunduk.

"Nggak, gue mau nunggu lo dulu." jawabnya yakin. Nggak tau kenapa, ada sesuatu yang hangat dan menjalar di dada gue.

Suatu hal yang nggak pernah gue rasain sekalipun sama Jeff.

"Lo serius? Gerimis nya mulai deres loh," ucap gue sungkan. Dia senyum, "Nanti kalau gue balik, siapa yang mayungin dan tenangin lo? Gue yakin pasti besok lo nggak masuk sekolah gara-gara sakit."

Gue termangu, selain bunda, mami dan Esta ternyata Jeremy juga khawatir dan peduli sama gue. Duh, gue terharu.

Gue langsung beralih ke sebuah nisan dengan nama 'Argadino Kaesta' yang di ukir dengan indah. Ngapain sih nulis bagus-bagus buat ngehias nisan? Mau sebagus dan seindah apapun, nisan ya tetep nisan. Papan identitas orang yang udah meninggal.

"Ta.." gue mulai mengusap nisan itu dengan lembut. "Andai lo masih ada disini, mungkin lo udah jagain bunda dari kemarin, ya kan?" air mata gue mulai berlinang, gue tahan supaya nggak jatuh.

"T-tau nggak sih Ta.. om Harry j-jahat sama bunda. Masa dia p-perkosa bunda kemarin, padahal kemarin kan---ulang tahun g-gue." gue udah nggak kuat dan akhirnya nangis tersedu-sedu.

"P-padahal kemarin harusnya ulang t-tahun pertama yang bisa gue rayain b-bareng sama bunda," ucap gue sesenggukan.

[• WRONG •]

Jeremy.

"T-tau nggak sih Ta.. om Harry j-jahat sama bunda. Masa dia p-perkosa bunda kemarin, padahal kemarin kan-ulang tahun g-gue."

Deg!

Gue kaget banget waktu denger Aletta bilang gitu. Setelah gue inget-inget, emang sih kemarin itu tanggal 20 September yang merupakan hari lahirnya.

Dia nangis, gue ikut nggak tega lihatnya. Berasa banget rapuhnya, karena dia nangis secara langsung. Sumpah kalau gue lupa ini masih tempat pemakaman dan keadaan udah sepi, gue udah meluk Aletta daritadi.

"O-padahal kemarin harusnya ulang t-tahun pertama yang bisa gue rayain b-bareng sama bunda."

Hah?

Wrong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang