08 || Kontrak

228 41 7
                                    

Malam-malam gini Jeff tiba-tiba dateng sambil senyam-senyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam-malam gini Jeff tiba-tiba dateng sambil senyam-senyum. Nggak jadi ngambek kalau gini mah.

"Mau ngapain lo kesini?" tanya gue ketus. Ya walaupun mukanya udah melas banget, tetep aja lah ya. Jeff nyamperin gue yang duduk selonjoran di sofa sambil nyemilin rengginang.

Dia ndusel-ndusel, "Ii princess-nya Jaffrien kenapa? Kok ngambek sii."

Gue pura-pura ngambek dan menguatkan hati biar nggak luluh. Jeff gemes banget sih ya Allah mau misuh aja rasanya.

"Apaan sih, jauh-jauh sana lo!" gue langsung pindah ke dapur buat ambil minum. Tapi sialnya Jeff ngekorin sambil nggak berhenti tanya-tanya. "Cimooll, gue bikin salah ya? Jawab doong."

Gue nyaris keselek waktu dia meluk gue dari belakang dan nyembunyikan wajahnya di ceruk leher gue yang geli banget sial.

"J-Jeff ge-li." gue berusaha buat bikin dia minggir tapi dia tetep kekeuh dan langsung ngebalik badan gue untuk ngehadap ke dia. Gue kaget, dia menatap gue dengan raut sedih sambil mewek gitu. "Cimol kenapa? Bilang dong, gue ngga tenang nih."

Gue menghela napas mengaku kalah. "Lo kemana aja Jeff? Udah empat hari kita lost contact. Lo sama sekali nggak bales chat gue nggak kaya biasanya dan nempel mulu sama Meira. Kena pelet mampus!"

Gue langsung pergi ke kamar dan berniat nutup pintu, tapi ditahan Jeff dan dia langsung nyelonong masuk ke kamar. Gue menatapnya jengkel. "Dih, apa lo? Keluar sono." ketus gue. Dia langsung nunduk.

"Maaf.. gue---eum.. gue.." Jeff bikin gregetan, pengen banget nginjek kakinya biar nggak kumat gagapnya.

"Apa sih Jeff? Yang jelas gitu kalau ngomong." desak gue kesal.

"Gue suka sama Meira, jadi gue berniat buat pdkt sama dia." jelasnya secara terang-terangan. Napas gue tercekat, nah kan bener.. batin gue. "Lo.. serius?" tanya gue ragu. Dia mengangguk mantap, "Iya. gue serius."

Tuh, kan, gue bilang juga apa. Dia tuh cuma main-main sama gue, setiap perkataan nya itu cuma bercandaan aja. Harusnya dari awal gue nggak baper sama perlakuan dia, harusnya gue nggak suka sama dia.

Sekarang gue bingung harus bereaksi kaya gimana. Rasanya sekujur tubuh gue mati rasa, bahkan untuk sekadar napas aja seseknya astagfirullah.

"Halo? Cimol? Lo denger gue kan?" Jeff melambai-lambai. Gue langsung senyum, nggak tau, otomatis aja gitu padahal hati gue udah keiris-iris.

"Iya, denger. Btw apa tujuan lo kesini? Nggak mungkin kan lo kesini cuma buat ngomong gitu doang." ucap gue mengganti topik. Jeff cengengesan sambil duduk di atas kasur, "Hehe. Tau aja si cantik."

Gue rolling eyes dan ikut duduk di sebelah Jeff. "Buruan Jeff, gue ngantuk banget asli." Bohong. Bahkan biasanya gue tidur jam 2 pagi.

Jeff nyengir, "Meira bilang ke gue kalau ditembak Leo tadi, dan dia udah official sama Leo. Jadi gue pengen lo jadi pacar pura-pura gue, gimana?" mata gue membulat sempurna.

Hah?

Jeff, lo kayanya udah gila.

"P-pacar.. pura-pura?" tanya gue bingung, dia ngangguk antusias sambil megang kedua tangan gue. "Plis.. lo mau ya? Ya ya ya? Ya cimol?"

Gue nggak tega sama dia, tapi gue juga nggak mau nanti harus baper sendirian lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue nggak tega sama dia, tapi gue juga nggak mau nanti harus baper sendirian lagi. Gue capek.

Yaudah lah bodoamat gue nggak mau.













"Oke." argh otak sama hati nggak mau sinkron.

"Yey!! Makasihh cimolll i love you so muchhh!!" halah basi. Tapi gue cegukan.

Bangsat.

[• WRONG •]

Flanot:

masih jembatan penyeberangan antara konflik awal ye.

persiapkan emosi klean nanti hwhwhw.

i hope u guys like this story and this chap!

tetep betah ya sama cerita ini!

with love💚:

-fla.

Wrong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang