31 || Bimbang

222 26 12
                                        

Fla pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fla pov.

Setelah satu jam ditenangkan Jaffrien, akhirnya Aletta sudah tidak menangis lagi. Ia hanya sesekali sesenggukan sembari menyeruput teh hijau buatan Jaffrien.

Helen? Ia sedang pergi kencan. Tentu saja dengan suaminya.

"Jeff.. g-gue..."

Jaffrien langsung menatap Aletta yang entah kenapa tiba-tiba kembali terdiam, dengan penuh tanda tanya.

"Iya, kenapa cantik?"

Cantik, batin Aletta miris.

"Apa Meira nggak marah kalau gue ada disini? Bareng lo? Berdua?" ucapnya dengan lancar.

Jaffrien terdiam, ah ya Aletta bener. Harusnya gue ngabarin Meira hari ini. Tapi gue malah lupa. Batin nya sembari menatap ponsel yang tergeletak dengan layar mati di atas meja.

"Gue.. lupa."

Aletta nyaris tersedak kalau saja ia lupa Jaffrien tengah memperhatikannya, tentu saja ia harus menjaga imejnya.

"Ah, ya. Makasih udah bawa gue kesini." ucap gadis itu sembari mengikat rambutnya yang tergerai bebas. Bahkan ia baru sadar kalau karet gelangnya hilang.

Jaffrien yang mengetahuinya mendekat ke arah Aletta dan menyentuh rambut gadis itu.

Tunggu dulu, jarak mereka terlalu dekat!

Deg deg deg!

Wajah Jaffrien hanya berjarak dua senti dengan wajah Aletta. Setelah selesai, ia menjauh dan terkekeh melihat wajah Aletta yang merah padam dan cegukan.

"Iya, sama-sama. Btw itu karet gelang lo ada di gue daritadi."

Dengan cepat, Aletta memegang rambutnya. Lihat, dia bahkan tidak sadar kalau Jaffrien hanya mengikat rambutnya saja. Tapi jantungnya sudah seperti diskoan, tidak mau diam.

Aletta langsung melempar Jaffrien dengan bantal sofa, membuat lelaki itu otomatis menghindar.

"Eh eh, kok lempar bantal sih?" Aletta menjawab dengan bersungut-sungut, "Ya lo pikir sendiri lah!"

Jaffrien menatapnya bingung, apa yang salah?

Belum sempat lelaki itu protes, tiba-tiba Aletta berdiri dengan bertumpu pada lutut sembari mengangkat bantal sofa tinggi-tinggi.

"Hiyaaaatt!!" Aletta baru saja akan memukul Jaffrien dengan bantal itu.

"Eh eh eh!!" sayangnya, keseimbangannya hilang dan ia limbung menimpa Jaffrien.

Eyy bibir mereka bersentuhannn!!

Demi tuhan bibir gue, batin Aletta.

Baru saja gadis itu akan bangun, Jaffrien langsung menahan pinggang gadis itu sehingga ia tak bisa bergerak kemanapun. Kedua kakinya dikunci oleh kaki Jaffrien juga.

Wrong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang