Gue baru sampai di rumah jam 21.22 karena tadi keasikan main air, salahin pantainya tuh kenapa bagus banget huhu.
Gue masuk ke rumah dengan mengendap-endap, takut banget ntar ketahuan bunda. Semoga aja bunda udah tidur, gue masih agak down nih hehe.
Lampu tiba-tiba nyala, gue berjengit kaget begitu lihat ada bunda pas di sebelah gue sambil menatap gue datar. Di tangan bunda ada beberapa berkas gitu, bahkan kacamata bunda masih bertengger manis di hidungnya yang bangir. Kalau dilihat-lihat, bunda barusan ngurus kerjaan deh.
Gue nyengir, sementara bunda menghela napas kesal. "Kamu darimana aja kok baru pulang?" bunda jalan ke arah ruang tamu, gue ngekorin bunda dengan rasa bersalah. Ternyata disana juga ada mami dan Jeff yang menatap gue khawatir.
Oh, ralat. Jeff nunduk dan nggak ngomong apa-apa. Kenapa sih harus ada dia?
"Maaf ya bun, tadi Aletta pergi sama Ajun." nggak mungkin gue bilang ke bunda kalo alasan gue ya karena Jeff tadi sore.
"Gara-gara Jaffrien ya?" pertanyaan mami bener-bener bikin gue tercekat, gimana ya? Gue harus jawab apa kalo gini?
"Jaffrien udah cerita semuanya." ucap bunda dengan tenang sembari menaruh berkas-berkasnya di atas meja. Gue cuma nunduk sambil mainin tangan gue. Nggak lama, sebuah tangan mendarat di atas kepala gue.
Ternyata tangan bunda. "Tadi kamu sama Ajun ngapain kok pulang malem? Nggak macem-macem kan?" tanya bunda dengan tenang, tersirat kekhawatiran di matanya. Gue jadi ngerasa bersalah sama bunda.
"Aletta nggak ngapa-ngapain kok bunda. Cuma main di pantai sambil cerita-cerita. Ajun baik kok bunda, jangan salah paham ya?" ujar gue agak panik, takut bunda salah paham ke renjun juga.
Bunda senyum, "Yaudah kalau gitu. Lain kali pamit ya sayang, bunda takut kamu kenapa-napa."
Gue senyum dan mengangguk nurut, "Iya, maafin Aletta ya bunda." bunda balas senyum.
"Mami juga bingung loh tadi, sampai Jaffrien dimarahin karena nurunin kamu di pinggir jalan. Untung tadi Jaffrie kabur kesini." bunda terkekeh geli sembari melirik Jeff. Atensi gue berpindah ke mami yang menatap gue penuh harap.
"Maafin Jaffrien ya Aletta, mami nggak tau kenapa dia bisa kaya gitu ke kamu. Maaf ya." gue senyum dan menggeleng nggak enak. "Gapapa mami, Aletta juga salah kok. mungkin tadi Aletta lancang ke Jeff jadi dia tersinggung."
"Nggak, lo nggak salah. Tadi gue yang salah, emang gue yang salah. Maaf ya, maafin gue. Andai gue nggak kebawa emosi, maaf ya. Gue nggak akan maafin diri gue sendiri kalo sampe lo kenapa-napa, maafin gue Aletta.." gue nggak kuat lihat Jeff yang mohon-mohon sambil meluk kedua kaki gue penuh melas. Gue nangis dan meluk Jeff.
"G-gapapa kok Jeff, g-gue gapapa. Maafin gue ya t-tadi juga lancang. U-udah ya, jangan bilang maaf t-terus." ucap gue di sela-sela tangis. Jeff ngangguk dan mengusap air mata gue dengan lembut, dia senyum dan meluk gue erat. "Gue bakal jagain lo, gue janji ini terakhir kalinya gue bikin lo nangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong ✓
Jugendliteraturft. Jung Jaehyun ❝𝘭𝘰𝘷𝘦 𝘪𝘴 𝘢 𝘣𝘭𝘦𝘴𝘴𝘪𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘥 𝘤𝘶𝘳𝘴𝘦.❞ Aletta hanya ingin menemukan kebahagiaan sejatinya, namun apa yang ia dapat? Perlahan ia masuk ke dalam lingkaran 'kesalahan' banyak orang. Part of; (i) Senandika Kita. #8 - jef...