32 - Painful Memories

9.8K 869 34
                                    

~ Happy Reading ~

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Setelah lima hari festival DES berlangsung, malam ini adalah penutupan festival tahunan sekolah swasta terbesar di Jakarta itu. Berbeda dari pembukaan yang kental akan aroma nusantara, penutupan kali ini lebih ke modern. 

Masih sama seperti pada pembukaan yang diisi dengan penampilan dari berbagai ekskul seni—begitu pun pada penutupan. Dari segi dekorasi gedung dibuat berbeda dari pembukaan. Tampak langit-langit gedung theater dipenuhi dengan lampu LED, yang dapat berubah warna dan bergerak mengikuti alur penampilan pengisi acara. Itu karena pada penutupan kali ini diisi dengan penampilan drama.

Tepat di depan terdapat panggung besar yang tampak jelas. Gedung ini sudah dipenuhi oleh tamu undangan.

Penampilan drama telah berlangsung. Drama yang mengambil tema cerita rakyat berjudul, Rara Mendut yang ditulis oleh Y. B Mangunwijaya ini sukses mengambil kepelikan penonton.

Baru awal-awal, decak kagum penonton tak ada henti-hentinya. Cerita rakyat terkenal yang diberi bumbu modern ini pun sukses ditampilkan.

Di sela-sela drama juga diisi dengan penampilan lain, seperti musikalitas dan tarian tradisional yang dimodif menjadi modern. Tepuk tangan meriah penonton menjadi akhir dari pertunjukan ini. Drama dengan akhir kisah yang haru. Rara Mendut dan kekasihnya—Pranacitra, akhirnya mati bersama demi cinta mereka.

Kini saatnya penampilan terakhir, sekaligus penutupan dari serangkaian acara festival tahunan DES. Seluruh lampu gedung dimatikan. Menyisakan lampu utama yang menyorot terang ke arah panggung.

Seorang perempuan berjalan menuju panggung utama. Perempuan itu duduk di sebelah piano. Tepat di sebelahnya sudah ada laki-laki dengan penampilan kasual.

Sorak tepuk tangan mulai menggema di setiap sudut-sudut ruangan. Sebelum memulai apa yang akan ditampilkan, kedua orang itu saling adu pandang. Menatap satu sama lain sebentar, sampai perempuan itu menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyum—menandakan bahwa dia telah siap.

Levi dan Gerald sama-sama menarik napas, sebelum akhirnya jemari Gerald mulai menari indah di atas deretan tuts piano.

Menciptakan alunan nada yang membawa semua orang tidak dapat berpaling dari mereka. Intro pun mulai dimainkan. Setelah intro dimulai, Gerald mulai bernyanyi lebih dulu.

A# Gm D# D G D Em D C D

Pernah aku jatuh hati. Padamu sepenuh hati. Hidup pun akan kuberi. Apa pun akan kulalui. Tapi tak pernah kubermimpi. Kau tinggalkan aku pergi. Tanpa tahu rasa ini. Ingin rasaku membenci.

D E T A K [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang