16 - Bicycle and Levi's Story

10.1K 903 20
                                    

~ Happy Reading ~

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kalau bisa diucapkan dengan lisan, kenapa harus dipendam? Hidup bukan sinetron, yang kalau berucap di dalam hati bisa terdengar.— Shanata Levi Azzura.

LIMA list memorable Levi telah terpenuhi. Tersisa dua list lagi yang akan mereka lakukan.

List memorable yang ditulis oleh Gerald. List keenam adalah olahraga. Bisa dikatakan olahraga atau tidak. Pasalnya mereka hanya akan mengunjungi dermaga di tepi pantai.

Semalam Gerald telah mengirimi Levi pesan, laki-laki itu akan menjemput dirinya pukul 15.00. Gerald menyeru Levi agar menggunakan pakaian olahraga.

Jadilah sekarang Levi menggunakan pakaian semi-olahraga miliknya. Atasan yang berupa jaket berwarna hitam dengan aksen garis-garis merah pada bagian lengannya. Juga celana berwarna dan bermotif sama.

Ia memang sengaja menggunakan pakaian seperti ini. Bagaimana mungkin dia menggunakan pakaian olahraga pada umumnya. Mengunjungi dermaga pantai menggunakan pakaian seperti itu sangat tidak cocok. Gerald benar-benar aneh. Apa mungkin cowok itu hanya mengerjai dirinya? Awas saja kalau sampai seperti itu!

Levi menatap diri sebentar pada pantulan kaca. Rambut panjangnya dikuncir satu. Tidak menggunakan polesan apa pun, hanya bedak tabur dan minyak bibir agar tidak kering. Baru saja Levi ingin keluar kamar tiba-tiba seseorang mengetuk pintu.

Levi tersenyum, mengetahui siapa orang yang barusan mengetuk pintu itu. “Masuk, Pa…”

Pintu dibuka. Menampilkan sosok pria berusia sekitar empat puluh tahun. Memiliki wajah khas asia timur kental. Dengan kedua bola mata berwarna cokelat serta bentuk mata menyerupai sebuah senyuman. Dia adalah Shanata Hideyoshi—ayah Levi. Hideyoshi memberi Levi kejutan dengan pulang lebih awal.

Lelaki paruh baya yang masih terlihat tampan itu biasanya pulang sebulan sekali, atau bahkan dua bulan sekali. Tapi karena pekerjaan yang lenggang, membuat Hideyoshi mencuri kesempatan ini untuk bisa pulang. Menemui dua wanita yang sangat ia cintai. Levi dan istrinya.

“Wah, kawaii... anata wa kirei na. Putri Papa cantik sekali.” Hideyoshi memuji penampilan Levi sembari memeluk putrinya.

“Arigatou gozaimasu,” balas Levi tidak kalah erat membalas pelukan Hideyoshi.

Hideyoshi mengecup pipi Levi dengan sayang. “Kamu mau ke mana?” Kini tangan Hideyoshi mulai mengelus rambut putrinya penuh kasih.

“Maybe—kencan??” jawabnya dengan nada pelan.

Hideyoshi belum mengetahui kalau putri kesayangan satu-satunya ini telah memiliki pacar. Ada rasa takut di dalam hati Levi. Jangan sampai Hideyoshi akan melarangnya berpacaran.

D E T A K [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang