38 - Jangan Pergi, Lev...

10.6K 845 39
                                    

~ Happy Reading ~

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

SUDAH satu minggu Levi menutup matanya. Belum ada tanda-tanda kapan gadis itu akan bangun dari tidur panjang. Matanya masih beku untuk dibuka. Tangannya masih kaku untuk bergerak. Tidak ada tanda-tanda apa pun yang membuat nalurinya segera kembali pada raga.

Tidak pernah absen. Setiap hari semua orang terdekat Levi datang menjenguknya. Mengajaknya berbincang, meskipun tahu tidak akan pernah mendapat balasan apa pun darinya.

Lain dengan Levi yang masih setia menutup mata. Sudah satu minggu juga DES mencari tahu tentang di balik insiden kebakaran laboratorium, yang merugikan pihak sekolah dan hampir merenggut nyawa salah satu siswinya.

CCTV yang terletak di koridor jalan selatan kelas sebelas dan lorong penghubung antara laboratorium, memperlihatkan ada salah satu murid yang dicurigai. Ya, murid itu adalah Melati. Melati Anaya. Siswi DES yang hampir empat bulan meninggalkan sekolah dan kini datang kembali.

Di setiap CCTV yang terdapat di sekitar laboratorium memperlihatkan dengan jelas Melati berjalan masuk ke dalam laboratorium utama. Waktu kedatangannya pun hanya berkisar beberapa menit sebelum kebakaran itu terjadi.

Kini gadis berambut panjang itu berada di ruang kepala sekolah setelah dipanggil olehnya. Beberapa pertanyaan telah diberikan kepada perempuan itu. Melati menjawab semua pertanyaan yang diberikan kepadanya dengan sangat tenang. Sehingga tidak ada kecurigaan yang terlihat di mata kepala sekolah.

“Apa masih ada yang perlu saya jawab?” tanya Melati setelah menerima pertanyaan terakhir dari kepala sekolah. Pria dengan wajah blasteran Jerman itu mengangguk samar kepadanya. Menandakan bahwa tidak ada lagi yang ingin dia tanyakan kepada Melati. Diam-diam Melati bernapas dengan lega. Karena secerdas apa pun ia menutupi rasa gugupnya, tetap saja introgasi ini membuat dirinya merasa terganggu. Belum lagi dengan seluruh murid DES yang dibuat gempar karena dirinya yang dipanggil kepala sekolah untuk diintrogasi.

“Tidak ada lagi yang ingin saya tanyakan kepada kamu. Tapi,” Kepala sekolah menjeda ucapannya. Memberi perintah kepada Pak Kenni yang juga berada di ruangan itu untuk mengeluarkan korek api gas yang mereka temukan di laboratorium.

Pak Kenni meletakkan korek api gas berukuran sedang itu di atas meja. “Kamu harus melakukan sidik jari,” lanjut kepala sekolah.

Melati tersenyum hambar menatap kepala sekolah. “Jadi, saya masih dituduh sebagai dalang dari kebakaran ini?” Melati masih mempertahankan sikap tenangnya.

“Semua orang yang dicurigai akan diperiksa. Dan hanya kamu yang masuk ke dalam laboratorium selain Levi dan Izi,” jelas Pak Kenni.

D E T A K [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang