~ Happy Reading ~
***
Jangan khawatir. Aku sudah terbiasa dengan semua tingkah laku kamu yang tiba-tiba berubah.— Shanata Levi Azzura.
KEDUA anak itu terus berlari sekuat tenaga. Sesekali menoleh ke belakang, melihat para penculik yang tak ada henti-hentinya mengejar. Setelah berhasil keluar dari gedung tua yang sudah tidak terpakai lagi, mereka berhasil lolos dari gedung tua tersebut. Tapi sayangnya salah satu penculik melihat mereka yang berhasil kabur.
Dengan napas tersengal-sengal, mereka terus berlari menjauhi para penculik. Mengabaikan teriakan dua orang laki-laki bertubuh besar yang terus meneriaki agar berhenti.
Jalan setapak tanpa aspal menjadi jalan mereka berlari. Samping kiri dan kanan yang hanya terdapat tanah tanpa bangunan, serta pohon-pohon yang mulai gersang—menjadi pemandangan tempat menyeramkan ini.
Senyum mulai ada, ketika melihat tepat di depan sana mulai terlihat persimpangan jalan raya. Anak laki-laki itu terus memegang kuat tangan dari anak gadis di sebelahnya. Wajahnya sudah semakin pucat. Mereka berlari sekencang mungkin menjauhi para penculik. Hingga tanpa sadar ketika berlari tepat di persimpangan jalan, tidak sengaja kaki anak gadis itu tersandung batu sampai membuatnya terjatuh.
Anak laki-laki itu membantunya untuk berdiri. Bertepatan saat itu mobil dari arah utara melaju dengan kecepatan yang tinggi. Melintas tepat di jalan tersebut.
Dan...
CIIITT!
Suara bunyi gesekan antara ban mobil dengan aspal menyelengking, memekakkan telinga, saat mobil tersebut berusaha menghentikan lajunya. Anak laki-laki itu mendorong tubuh si anak gadis agar menjauh.
Sayangnya, tabrakan tidak bisa dihindari. Tubuh si anak laki-laki terlempar jauh beberapa meter dari jarak mobil ketika berhenti. Semua yang melihat kejadian itu terbelalak dengan mata melebar sempurna. Saking shock, anak gadis itu sampai tidak bisa mengeluarkan suaranya. Dia hanya bisa melihat kejadian itu dengan mata yang terbuka lebar.
Para penculik memilih untuk pergi meninggalkan tempat kejadian agar tidak disalahkan. Mobil yang menabrak mereka pun kembali melaju tanpa berniat bertanggung jawab.
Gadis kecil itu berjalan mendekati anak laki-laki tersebut dengan kaki gemetarnya. Banyak darah mengalir di sana. Tubuh anak itu dipenuhi dengan banyak darah. Terutama pada bagian kepala terus mengeluarkan cairan kental berwarna merah pekat.
Gadis kecil itu jatuh berlutut tepat di sampingnya. Dia melihat anak laki-laki itu masih dengan raut terkejut. Ia mengambil tangan anak itu lalu mengecek denyut nadi. Jantungnya masih sedikit lega ketika merasa masih ada denyut nadi yang berdetak.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E T A K [COMPLETE]
Fiksi RemajaHidup bercukupan dan mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orangtuanya tak lantas membuat Shanata Levi Azzura bahagia menjalani kehidupan sebagai anak-anak normal. Menderita penyakit jantung di saat usianya yang baru menginjak enam tahun, membua...