44 - Melati

9.4K 733 43
                                    

~ Happy Reading ~

~ Happy Reading ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Cinta yang sesungguhnya seharusnya bisa menjadi hal yang sederhana. Bahagia dan indah. Bukannya menjadi hal yang menyakitkan.

BUNYI getar dari ponsel Levi menghentikan kegiatan yang mereka lakukan saat ini. Levi mengambil ponselnya, lalu mengecek siapa yang baru saja mengirimkannya pesan singkat. Alisnya menaut bingung saat membaca isi pesan itu berasal dari nomor yang tidak dikenal. 

Temui gue di kaffe seberang. Sekarang!

“Dari siapa?” tanya Gerald, melihat muka Levi yang bingung.

“Gak tahu, nomor baru.”

Levi hendak memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas dan tidak berniat membalas ataupun meladeni pesan itu. Pikir dia tidak dikenal lalu mengajak bertemu seperti ini. Kalau pun itu pesan dari kedua sahabatnya, Davina dan Melinda pasti akan menaruh nama mereka di akhir pesan. Sebelum ponsel Levi hendak ia masukkan kembali, tangan Gerald menahannya.

“Biar gue lihat.”

Levi mulai membuka kembali pesan dari nomor yang tidak dikenalinya tersebut, lalu memperlihatkannya kepada Gerald.

Gerald melihat pesan dari ponsel Levi. Dahinya berkerut tipis setelah membaca isi dari pesan Levi. Merasa ada yang janggal, Gerald membuka ponsel miliknya. Memastikan apakah nomor itu sama atau tidak. Ia seperti mengenali angka-angka nomor yang baru saja mengirim pesan pada pacarnya ini.

“Vannesya?” Gerald mencocokkan kembali nomor yang berada di ponselnya. Ia melihat secara bergantian ponsel miliknya dan milik Levi. “Ini nomor Vannesya,” kata Gerald setelah yakin kalau itu memang nomor ponsel Vannesya.

“Vannesya?” Levi bingung.

“Iya, itu nomor Vannesya.”

Levi melihat kembali ponselnya dengan wajah tidak percaya.

“Ngapain dia ngajak gue ketemu?” Tatapan Levi kemudian beralih ke Gerald. Ia memberi tatapan menilik kepada cowok itu. “Terus kenapa lo nyimpan nomornya Vannesya?” tanya Levi, jealous.

Gerald tertawa geli melihat air muka pacarnya yang mulai berubah. Gerald menepuk-nepuk pelan punca kepala Levi dengan gemas. “Gak usah mikir yang macam-macam. Nanti gue jelasin.”

“Tapi kok—” Belum selesai Levi melanjutkan apa yang ingin ia tanyakan, ponselnya kembali berdering. Nomor baru yang Gerald katakan adalah nomor Vannesya.

D E T A K [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang