Wanita adalah kelemahanku. -
Jungkook tahu itu, tapi dia tidak pernah melanggar aturan untuk gadis manapun sebelumnya.
Setidaknya hingga tadi malam.
Keringat mengaliri wajah tampannya saat dia memegang bola, mengangkat tangan, dan mengambil satu tembakan. Terkutuklah saat ia gagal memasukkan bola ke ring untuk kedua kalinya.
Apa yang mengganggu pikiran pemuda Jeon itu?
Jungkook sudah memutuskan akan memberikan uang pada Jennie agar wanita itu bisa menyewa tempat sendiri, tapi saat Jungkook melihat wanita itu pada pagi hari untuk kedua kalinya, pembangkangan terlihat jelas di mata kucing nya, tetapi yang terpenting, kesedihan yang berusaha wanita itu sembunyikan. Rencana Jungkook untuk menyuruh wanita itu pergi dari apartemennya hilang begitu saja. Seperti kepulan asap.
Menangkap handuk baru yang dilemparkan Jimin padanya dalam perjalanan kembali ke loker, menyeka wajahnya dengan itu. Pikiran Jungkook terganggu, dan latihannya kacau.
Taehyung muncul di depan Jungkook, melakukan jogging mundur. "Apa ibumu lupa untuk menyusuimu pagi ini, Jeon? Permainanmu payah, Bung."
Jungkook melemparkan handuk ke wajah Taehyung.
"Kemana kau pergi tadi malam?" tanya Jimin, mengabaikan keluhan cengeng dari Taehyung.
"Ya. Aku melihatmu berbicara dengan wanita seksi di klub. Apa kau mencetak gol?" tanya Taehyung, dengan kalimat frontalnya.
Jungkook benar-benar ingin meninju wajah tampan itu. Taehyung selalu berbicara seperti mulutnya berasal dari tempat sampah. Itu tidak mengganggu Jungkook sebelumnya, tapi pria Jeon itu menemukan bahwa dirinya tidak suka ketika pria Kim itu berbicara seperti itu tentang Jennie. Walaupun ia tau bahwa temannya tidak tau siapa Jennie.
Jungkook melepas bajunya yang basah oleh keringat, meremasnya di tangan dan, tanpa rasa bersalah, melemparkannya lagi ke wajah Taehyung.
"What the fuck, Dude!" teriak Taehyung.
Jimin tertawa, tetapi dia sadar saat dia berbalik ke Jungkook. Jungkook selalu terkagum Jimin memiliki mata biru paling indah yang pernah dilihatnya pada manusia.
"Everything is good?" tanya Jimin.
Membuka loker, Jungkook meraih tasnya dan duduk di bangku untuk mencari-cari kemeja dan jins baru.
"Ya. Hanya butuh bercinta."
Taehyung mendengus. "Sepertinya kau akan punya masalah di departemen itu."
Jika Taehyung tahu betapa sulitnya Jungkook menahan hormonnya tadi malam, dipastikan pria Kim itu akan tertawa terbahak-bahak.
Jungkook sedang menuju kamar mandi ketika teleponnya bergetar.
Kim Yerim-
Hai tampan. Ingin datang? Teman sekamarku tidak ada di sini malam ini.Jungkook mengerutkan kening. "Siapa Kim Yerim?"