🌺
🌺
🌺Jungkook POV
Hal terakhir yang aku pikir akan kulakukan adalah menjadi seorang kekasih yang posesif.
Aku berkencan, bergaul, dan tidur dengan banyak wanita, tetapi hanya itu saja. Tidak pernah ada orang yang benar-benar dekat denganku, dan aku baik-baik saja dengan itu. Aku baik-baik saja dengan kesendirian, karena ketika aku bosan, banyak wanita yang akan mengajukan dirinya untuk bermain denganku.
Ketidaktahuan adalah kebahagiaan dan semua omong kosong itu.
Jennie membuatku menginginkan lebih. Dia membuatku melihat duniaku secara berbeda dan betapa kosongnya hidupku sampai dia datang dalam hidupku. Jennie adalah gadis paling cantik yang pernah ku lihat, terlepas dari paras luarnya, apa yang ada di dalam dirinya yang menarik ku untuk mendekat.
Aku melihatnya bekerja keras, setiap hari, dan aku tidak pernah mendengarnya mengeluh, bahkan sekali pun. Dia bekerja keras tanpa mengharapkan banyak balasan dan ketika dia menerima lebih dari yang ia harapkan, dia akan curiga. Rasanya seperti menyaksikan seseorang berperang dengan dunia setiap hari. Dan mungkin memang begitu. Mungkin itu sebabnya dia mengokohkan pertahanannya begitu tinggi, tidak pernah menjatuhkannya sama sekali. Mungkin dia sudah terbiasa dengan pertahanannya, dan tidak tahu bagaimana melewatinya.
Jennie seperti puzzle yang hilang beberapa keping. Mungkin aku akan mengukir karyaku sendiri untuk menyelesaikannya. Jennie tidak ingin berkomitmen denganku. Dia belum siap, dan aku akan menunggu.
Aku seperti sedang menjelajahi perairan yang berbahaya dan tidak mengerti bagaimana suatu hubungan yang sebenarnya bekerja, tapi aku tidak pernah mudah menyerah ketika aku benar-benar menginginkan sesuatu. Dan aku ingin menjalin hubungan yang nyata dengan gadis ini.
Beberapa minggu telah berlalu dan aku telah meyakinkan Jennie untuk membiarkanku mengantarnya ke kampus. Keinginanku nyaris tidak tercapai. Jennie tidak memberikan satu inci pun kelonggaran. Jika dia melakukannya, dia membuatku bekerja keras untuk itu. Pagi-pagi sekali, aku menemukannya sudah pergi jadi aku memastikan untuk bangun lebih awal dari biasanya.
Aku bukan orang yang suka bangun pagi. Tidak sama sekali. Tapi aku akan melakukannya untuknya.
"Apa yang kau lakukan setelah kelas malam ini? Dan jangan katakan kau bekerja karena aku tahu ini malam liburmu."
Jennie menggigit bibirnya. Kenapa dia terlihat ragu? Seolah dia sedang berdebat dengan dirinya sendiri apakah akan mengatakan yang sebenarnya atau tidak.
"Aku belajar untuk ujian."
"Ujian apa?"
Jennie menghela nafas. "Tentang apa ini?"