JEON POV
"Buat aku lupa, Jeon." Jennie menutup matanya, bibirnya yang terbuka sangat menggoda. "Aku ingin kau merobekku-"
Kring! Kring!
Dering alarm membuat mataku terbuka. Sial, itu hanya mimpi. Setelah mematikan alarm aku kembali berbaring, menutup mataku dengan lengan.
A very, very good dream.
Seringaianku tumbuh, seharusnya itu tidak hanya sekedar mimpi. Baiklah, mungkin sekarang aku bisa mewujudkan mimpiku itu, aku harus menemui Jennie dan menciumnya. Tapi.....
Dimana dia? Aku ingat Jennie mengatakan padaku bahwa ia akan mandi.
Tunggu. Berapa lama aku tertidur?
Duduk, melihat ke sekeliling kamar yang sederhana, terlihat rapi, dan ada beberapa tumpukan buku yang tertata rapi diatas mejanya, dilantai dan bahkan diambang jendela. Aku tahu jika Jennie tidak disni maka tidak aka nada buku dalam kamar ini, karena aku tahu bahwa Chaeng sangat tidak suka belajar, dia hanya suka merapatkan tubuhnya dengan Jimin ketika mereka masih bersama.
Nanti, ketika aku membangunkan rumah untuk kami, aku akan memastikan bahwa ada perpustakaan kecil untuknya disalah satu sudut ruangan dan dapur berukuran besar yang dilengkapi oleh peralatan canggih karena Jennie-ku sangat suka memasak.
Lamunanku dibuyarkan oleh suara ketukan pada pintu kamar.
"Red?"
"Teruslah bermimpi, Nak. Ini Chaeng."
"Oh, hey Chaeng."
Kemudian pintu terbuka sedikit, tapi Chaeng tidak memperlihatkan dirinya. "Kau telanjang?"
Aku tertawa pelan. "Hanya dalam mimpiku," gumamku pelan.
"Hah?"
"Tidak. Aku berpakaian lengkap. Kau aman untuk masuk."
"Okay," Chaeng mendorong pintu agar menjadi sedikit lebar. "Jadi, kutebak bahwa semalam tidak ada sex untuk kalian?"
Aku menggelengkan kepala sebagai jawaban. Sangat terbiasa dengan mulut gamblangnya.
Chaeng menatapku dengan kasihan. "Benarkah? Dan kupikir kau seorang master dalam hal itu."
Aku tertawa. "Dimana Red?"
"Kampus. Sepertinya kau pingsan. Dia mengirimiku pesan dan berkata untuk memberimu makan. Kemarilah." Setelah mendapatkan anggukan dariku, dia berlalu pergi.
Bangkit, aku melihat sebuah catatan dari Jennie disamping jam alarm dan tersenyum konyol. Aku membacanya. Melipatnya dengan rapi dan memasukkannya kedalam dompet untuk menambah koleksiku.
Setelahnya aku mengikuti Chaeng ke dapur. Dia baru saja menempatkan sekotak Lucky Charms dan sekotak Cheerios disamping susu diatas meja.