A/N: Ini adalah salah satu Chapter favorite ku :) Enjoy my lovelies! Love, Nana 💕
🌼
🌼
🌼Jennie POV
"Jadi, Chaeng...." Chanyeol memulai. "Apa ceritamu?"
Aku melihat Joy memutar mata dan menghela nafas malas. "Dia selalu seperti ini. Hati-hati. Chanyeol bahkan bisa memancing rahasia seorang pendeta. Sebelum kau menyadarinya, kau akan mendapati dirimu memberi tahukan semua perbuatan paling kotormu." ucap Joy menyeringai.
"Benarkah?" Chaeng bertanya, suaranya genit.
Aku senang bahwa Chaeng bersenang-senang, atau dia tampaknya berusaha keras untuk tidak sedih. Di sampingku, aku memperhatikan Joy menggeliat di kursinya. Dia tampak gelisah, seperti ingin menerkam antara Chanyeol dan Chaeng untuk memisahkan mereka. Aku menahan tawa. Gadis itu gila tentang Chanyeol.
Apakah mereka kakak dan adik? Rasanya tidak seperti itu ketika aku memperhatikan caranya memandang Chanyeol. Dia menatapnya seperti .... Jeon menatapku.
Aku menghela nafas. Pikiran tentang Jeon tidak diizinkan malam ini. Aku terdiam sebentar sampai aku mendengar suara Joy yang kesal.
"Jadi kau menggunakan Chanyeol sebagai rebound karena mantanmu putus denganmu?" ucapnya kesal. Tangannya melindungi bahu Chanyeol.
"Joy." sela Chanyeol.
Chaeng terkekeh. "Tenang. Chanyeol adalah pria yang baik dan aku hanya jatuh cinta pada pria jahat. Dia milikmu, girl."
Chanyeol mengerang pada saat yang sama dengan ucapan Joy. "Good." lalu ia menambahkan. "Aku tidak selalu menyebalkan. Aku kadang-kadang juga tenang, kau tahu. Seperti manusia normal."
Ketegangan menghilang. Chaeng dan aku tertawa, Chanyeol mendengus.
"Chanyeol sangat baik. Orang-orang memanfaatkannya setiap saat karena dia pria yang baik. Dia membutuhkan aku untuk melindunginya." ucap Joy.
"Aku lebih tua darimu, dan aku adalah pria, akulah yang akan melindungimu." ucap Chanyeol dengan nada kesalnya.
"Lihat." ucap Joy, menjentik telinga Chanyeol. "Katakan aku benar atau katakan kau salah, Chan. Pilih saja."
Chaeng dan aku tetap diam sementara kami menikmati menonton mereka untuk sementara waktu. Mereka seperti pasangan tua yang sudah menikah.
Chanyeol memarkir mobilnya di depan toko minuman keras dan meminta kami untuk tetap di dalam mobil dan menunggunya.
"Lihat bagaimana dia bisa membuatmu melakukan sesuatu untuknya? Maksudku, wanita seperti apa di zaman sekarang ini yang mau menerima lelaki yang memerintahnya seperti itu? Itu bakat, kukatakan padamu! Dia sangat menyebalkan." Joy mengamuk, wajahnya mencerminkan ketidaksenangannya. Tapi matanya menceritakan kisah yang berbeda saat mengikuti wujud Chanyeol sampai pria itu menghilang di dalam toko.
Chaeng dan aku berbagi pandangan sok tahu. Joy maju ke antara kursi depan sehingga ia bisa mengganti stasiun radio.
"Kurasa itu karena dia pria yang sangat baik." ucapku. "Dia tidak memberitahumu apa yang harus dilakukan, dia bertanya dengan caranya sendiri yang manis. Aku suka Chanyeol-mu."
Joy kembali duduk di kursinya, tersenyum. Dia sepertinya puas ketika aku mengatakan Chanyeol-mu.
"Jadi, Chaeng." Joy harus memanggilnya tiga kali karena yang dipanggil sedang menatap ke angkasa.
"Ya? Maaf." Chaeng menghela nafas, menyisir rambut dengan jarinya. Dia terdengar lelah.
"You got it bad for the ex, girl." ucap Joy bersiul.