Jeon POV
Aku seharusnya menciumnya sebelum aku pergi.
Ini tidak baik. Ini bukan bagaimana aku membayangkan malam yang indah bersama Jennie.
Aku hanya ingin menghabiskan malam bersama Jennie. Berduaan. Menonton salah satu film horror yang akan aku rekomendasikan padanya. Memesan pizza. Menciumnya, menyentuhya jika ia mengizinkanku. Aku tidak pernah merasa puas jika bersamanya.
Aku bertanya-tanya apakah dia adalah salah satu dari wanita yang akan menutup matanya dan menjerit ketika menonton film horor. Atau tidak membuat suara sama sekali dan menatap layar tanpa berkedip. Apa pun reaksinya, aku tidak akan mengetahuinya malam ini.
Aku melirik Tzuyu yang sedang menatap keluar jendela mobil tanpa suara, ada senyum kecil di bibirnya. "Apa kau merasa lebih baik?"
Dia tersenyum padaku. "Ya, Jeon. Kau ada disini sekarang. Aku merasa jauh lebih baik, terima kasih."
Aku mengerutkan kening. Ada satu kalimat yang membuatku kurang nyaman. Kau ada disini sekarang.
"Aku merindukanmu." Gumamnya pelan.
Aku merasa tidak nyaman. Aku tidak yakin apakah aku harus mengatakan padanya untuk berhenti berbicara padaku seperti itu. Jika ada orang lain yang berbicara kepada Jennie seperti ini .... aku mungkin akan membunuh orang itu.
"Aku merindukan teman baikku." dia menjelaskan.
Aku bahkan tidak menyadari betapa kerasnya tanganku mencengkeram kemudi sampai aku mengendurkan tangan. Ya, dia menganggapku sebagai sahabatnya.
Para wanita datang dan pergi dalam hidupku, tetapi Tzuyu seperti sebuah keharusan. Dia telah terbiasa untuk bergantung padaku. Di satu sisi, itu salahku. Aku membiarkannya untuk bergantung padaku. Itu menjadi kebiasaan baginya. Dan juga untukku.
Tapi sekarang berbeda. Aku tidak pernah menyangka Jennie akan datang dalam hiduku. Dia membutakanku. Dan sekarang yang aku inginkan hanyalah Jennie, bukan yang lain.
Aku bisa mengatakan bahwa Tzuyu adalah gadis pertama yang membuatku terpesona. Saat anak-anak, kami dipaksa menghabiskan waktu bersama di ruang bermain. Sleeping Beauty adalah film favoritnya.
Aku tidak bisa menghitung berapa kali aku menonton film sialan itu dengannya. Aku bertaruh otak kiriku masih bisa melafalkan sepenggal kalimat film itu bahkan saat aku tidur.
Itu tidak luput dari pikiran mudaku bahwa Sleeping Beauty adalah tipe gadis yang rentan, rapuh. Tipe wanita yang bisa membangkitkan insting pelindung pria hanya dengan penampilannya, caranya berbicara dengan lembut. Seperti anak domba yang lemah lembut, anak kucing yang tidak berbahaya. Dan setelah kau membunuh naganya, dia akan menatapmu dan membuatmu merasa seperti pria.
Dalam banyak hal, Tzuyu mengingatkanku pada Sleeping Beauty. Dia selalu datang padaku untuk perlindungan, untuk keselamatan. Dan itu terasa menyenangkan karena dia membuatku merasa seperti pahlawan. Dia membuatku merasa kuat. Mungkin cara berpikir tiap manusia berbeda ..... tapi seorang pria perlu merasa seperti pria. Dan ego seorang pria adalah suci baginya.
Tzuyu sangat, sangat cocok untuk egoku.
Berkaca pada hal itu, aku menyadari itu adalah tipe-tipe wanita yang selalu kutemui. Wanita-wanita yang membutuhkan pertolongan, yang membutuhkan perlindungan, yang membuatku merasa dibutuhkan. Hasrat perasaan yang dibutuhkan ini mungkin datang dari masa kecilku ketika tidak ada yang membutuhkan atau menginginkanku, tetapi pada akhirnya tidak terlalu penting, bukan? Karena aku merasa malu sekarang, sangat malu, merasa ditelanjangi, karena sepertinya rasanya sangat jahat saat aku mengencani wanita-wanita itu hanya karena mereka memberi makan egoku. Memberi kepuasan untuk egoku. Untuk ego seorang pria dalam tubuhku.