36

1.1K 176 23
                                    

Dengan kepala tertunduk, aku berdiri di depan gedung apartemen Jeon, berdebat dengan diriku sendiri apakah harus masuk atau tidak.

Aku tahu hal-hal yang baik tidak akan bertahan lama .... Setiap kali sesuatu yang baik terjadi, itu akan diikuti dengan sesuatu yang buruk.

Terakhir kali aku memasuki apartemen ini, saat aku baru saja membeli ponsel dan hadiah untuk Jeon. Tapi, apa Jeon sudah melihat hadiahnya? Apa Jeon menyimpannya atau membuangnya

Jantungku berdebar kencang, menggenggam kedua tanganku dan berusaha untuk tidak memerasnya. Apa Jeon ada dirumah? Apa Jeon akan membiarkanku masuk? Bagaimana jika Jeon melarangku untuk masuk?

Jika Jeon menolakku, aku tidak tahu lagi apa yang akan kulakukan.

Kau-lah yang menolaknya terlebih dahulu. Apa hak mu untuk memintanya agar tidak menolakmu?

Nothing.

Aku ingin kau berjuang untukku seperti aku berjuang untukmu. Tapi kau tidak melakukannya.

Memejamkan mata serapat-rapatnya. Rasanya sakit setiap kali aku mendengar suaranya di kepalaku. Sebelumnya aku belum siap, tapi sekarang aku siap untuk mendengar semua yang akan dia katakan. Tzuyu mengatakan bahwa mereka tidur bersama lalu berciuman dan menyiratkan bahwa mereka melakukan sesuatu yang lebih setelahnya. Jeon mengatakan bahwa mereka tidak tidur bersama.

Sekarang kemarahan itu tidak lagi mengaburkan pikiranku, menyadari bahwa Jeon tidak pernah berbohong padaku sebelumnya. Jeon terlalu jujur. Tapi apa dia akan berbohong tentang sesuatu yang serius seperti ini? Dan dia .... Jeon adalah satu-satunya orang yang tidak pernah menyerah terhadapku.

Jangan minta aku untuk melepaskanmu. Aku tidak bisa ......

Mengambil napas dalam-dalam, berusaha menyingkirkan rasa takutku. Aku sudah cukup membiarkan mereka mengambil alih diriku .... dan aku tahu itu tidak benar.

Mengumpulkan segala keberanian, melangkah maju untuk memasuki lobi. Dan seketika membeku saat aku melihat Tzuyu sedang berjalan keluar dari lift, langkahnya terlihat cepat dan tergegas. Apa yang wanita itu lakukan disini?

Tidak ada orang asing yang diizinkan naik kecuali resepsionis menelepon para penyewa, dan penyewa memberikan izin. Jadi, Jeon pasti menyuruhnya naik. Pikiran itu membuatku mundur selangkah.

Bagaimana jika ada sesuatu yang terjadi di antara mereka? Bagaimana jika Jeon menyerah padaku dan menyadari bahwa aku tidak layak untuk diperjuangkan?

Tidak, tidak. Bukankah kau hanya perlu mengatakan bahwa kau percaya padanya? Bahwa kau juga akan berjuang untuknya.

Benar sekali, aku akan berjuang untuknya.


Mungkin Tzuyu sedang berusaha memanipulasinya lagi, berpura-pura terluka dan tak berdaya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Jika dia mencoba sesuatu dengan Jeon lagi, dia akan mendapat lebih dari sekadar tamparan kali ini.

Tentang ciuman semalam, itu bukan salahnya. Itu salahku, katanya.

Apa Jeon benar-benar menciumnya? Aku harus tahu, dan satu-satunya orang yang bisa memberitahuku adalah Jeon.

Mataku menyipit saat aku melihatnya naik ke salah satu taksi. Wanita itu tampak seperti burung merpati yang tidak bersalah, dia mengenakan dress boneka bayi putih sebatas lututnya, rambutnya diikat, memperlihatkan wajahnya yang cantik dengan ikat kepala hitam.

Kau tidak pernah tahu bahwa dia adalah seekor ular di balik wajah cantiknya.

Berdoa kepada Tuhan agar Jeon tidak menghapusku dari daftar izin, aku dengan santai berjalan menuju lift dan menghela napas lega ketika petugas keamanan tersenyum padaku dan tidak menghentikanku.

Red  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang