22.Lingkaran-amanat

89 12 12
                                    














22.LINGKARAN-AMANAT




Jika selalu ada pelangi setelah turun hujan,seharusnya kita juga yakin bahwa selalu ada kebahagian setelah datangnya kesedihan

🕊🕊🕊

Minggu pagi yang cerah ini seperti biasa Lingka pergi ke tempat ayahnya. Tapi kali ini tidak dengan wajah yang murung karena minggu pagi ini sedikit spesial karena Agam juga ikut menemaninya menemui sang ayah.

"Bang udah belom?! Lo mandi lama banget deh?!" Teriak Lingka dari lantai bawah.

"Sabar napa punya adek bener-bener banyak bacot!" Timpal Agam tak kalah ngegasnya.

"Buset lo wangi banget bang." Puji Lingka saat aroma maskulin tercium dihidungnya.

"Yaiya lah emang nya lo bau asem." Ledek Agam pada adiknya. Memang dari dulu Agam selalu terlihat rapih dan steril walaupun dia seorang laki-laki. Lingka jadi takut dengan kejombloan abangnya yang sudah berkarat ini apa ada hubungannya sama kerapihan dan kesterilan Agam yang membuatnya terkesan kaku. Tapi kalau menurut Lingka abangnya ini perfect ko. Mungkin Agam terlalu pilih-pilih dalam memilih orang yang tepat untuk menjadi kekasihnya.

Agam mengendarai mobil sport warna merahnya menuju rumah sakit jiwa dimana ayahnya dirawat disana. Sebenarnya Agam dan Lingka tidak tega melibat ayahnya dirawat disana tapi demi kesahatan sang ayah mau tidak mau mereka berdua harus rela.

"Bang ayah kapan sembuhnya sih?" Tanya Lingka sedikit pasrah.

"Gak tau dek,kita doain aja supaya ayah cepet sembuh ya." Agam tersenyum dan mengelus puncak kepala adiknya itu.

Tak lama kemudian,mobil sport yang dikendarai Agam tiba di area parkir yang sudah disediakan oleh rumah sakit tersebut. Lingka dan Agam berjalan menuju ruangan ayahnya.

"Ayah?" Panggil Lingka dan Agam.

"Agam baru pulang yah. Agam janji bakal ngejaga Lingka dan ngurus perusahaan ayah sebaik-baiknya." Lanjut Agam. Sebagai anak pertama.apalagi dirinya adalah seorang laki-laki, Agam mempunyai tanggung jawab yang berat.

Mario hanya diam menatap kosong ke arah lain. Ada rasa sakit dam kecewa karena Mario tak kunjung sembuh juga.

"Ayah lapar gak?" Tanya Lingka.

"Ini Lingka bawain bubur buat ayah,ayah makan ya." Lanjut Lingka dan menyuapkan bubur ayam itu kepada sang ayah. Mario ternyata mau memakan bubur yang disuapkan oleh Lingka. Lingka sedikit bahagia karena Mario mau memakan pemberian darinya.

"Kita pamit yah,ayah baik-bail disini ya. Nanti minggu depan kita kesini lagi." Agam dan Lingka menyalami Mario dan meninggalkannya walau dengan berat hati.

Mereka berjalan menuju parkiran untuk kembali pulang ke rumah.

"Lingka!" Panggil seorang pria yang ternyata dia adalah Navin. Satu-satunya orang yang Lingka percaya untuk tahu sebuah rahasia yang dirinya tak pernah mengatakannya walau kepada kedua sahabatnya. Malvin sebenarnya teman SMP Lingka juga. Mereka sudah akrab sejak SMP. Bahkan dulu mereka sering dicomblangin oleh teman-teman mereka karena kedekatan mereka.

LingkaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang