37.LINGKARAN-CEMBURU
Kamu ingat ini. Kamu adalah milik ku. Kamu tau artinya apa? Aku tidak akan pernah mau berbagi apalagi terbagi soal apa yang sudah menjadi milik ku,termasuk kamu. Jika ada orang lain yang ingin merebutmu dari ku. Aku pastikan dia akan menyesal.
-Alingka Azrenia-🕊🕊🕊
"Selagi kami selalu bersyukur. Hidup kami pasti akan bahagia. Dan kami percaya bahwa Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan," sambung Jingga. Anak itu berusia 7 tahun. Dua tahun lebih muda dari Denis,kakaknya.
Lingka dan Karan kembali dibuat tertegun oleh jawaban Jingga. Anak sekecil ini bisa mempunya kesabaran yang luar biasa dalam menjalani hidup. Kehidupan mereka yang sebelumnya sudah terbiasa hidup mewah tidak membuat kedua anak itu menjadi seorang yang manja. Pasti orang tua mereka berdua adalah orang yang hebat hingga mampu mendidik anak-anaknya dengan baik. Dan Lingka yakin bahwa kedua orang tua Denis dan Jingga pasti sudah bahagia di surga sana.
"Yaudah ya dek,kami berdua pamit pulang dulu karena hari sudah malam," pamit Lingka.
"Iya kak,terima kasih sudah memberi ketoprak ini pada kami," balas Denis menyinggungkan senyumnya.
Denis dan Jingga menyalami Lingka dan Karan dengam sopan. Lingka jadi sedikit malu dengan mereka. Kehidupan Lingka jauh lebih baik daripada mereka tetapi Lingka selalu saja merasa dia adalah orang paling menderita di dunia.
Lingka dan Karan keluar dari rumah Denisdan Jingga dan berjalan menuju motor Karan yang terparkir di luar kolong jembatan.
"Kamu kok tumben ngasih makanan ke mereka?" tanya Karan heran.
"Aku ikutan kamu," balas Lingka singkat.
"Ikutan aku?maksudnya?" tanya Karan lagi.
"Kamu kan juga sering bagi-bagi makanan kepada anak jalanan. Jadi aku juga ingin merasakan apa sih hikmah dari berbagi kepada yang membutuhkan. Dan aku sudah tau jawabannya," panjang Lingka tersenyum tulus.
"Apa yang bisa kamu simpulkan dari cerita hari ini?"
"Dari Denis dan Jingga aku bisa memetik sebuah pelajaran berharga dari hidup ini. Bahwa hidup tak selamanya bahagia dan hidup juga tak selamanya baik-baik saja. Tapi yang perlu kita lakukan adalah bersyukur dengan apa yang ditakdirkan oleh Tuhan," perjelas Lingka. Hari ini Lingka mendapat pelajaran yang begitu berharga.
"Sepertinya,sekarang kamu udah mulai pinter," celetuk Karan.
"Jadi selama ini kamu nganggep aku itu bodoh?" sewot Lingka.
"Aku gak ngomong gitu loh. Kamu yang ngaku sendiri." Karan terkekeh.
"Makasi," ujar Lingka.
"Untuk?"
"Jika kamu menganggap aku telah merubah hidupmu yang kelabu menjadi lebih berwarna,maka kamu juga telah membuat hidupku yang tersesat lebih terarah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lingkaran
Teen Fiction-Terimakasih untuk cerita cinta di akhir nyawa- Cerita ini mungkin akan membuka mata kalian dari cara kalian menilai seseorang. Hal paling berat dalam hidup Lingka adalah ketika melihat ayahnya yang masuk rumah sakit jiwa dan ibunya yang malah memil...