15. Lingkaran-tokoh Antagonis

109 12 8
                                    

 




15.LINGKARAN-TOKOH ANTAGONIS



mengapa Tuhan selalu menciptakan seorang pembenci kepada setiap manusia? Karena terkadang tokoh antagonis dibutuhkan untuk membuat diri kita menjadi lebih baik lagi.

    

🕊🕊🕊

"B o d o h!" Maki seorang pria pada segerombol orang itu.

"Melenyapkan seorang wanita saja kalian tidak bisa! Memalukan." Sambung pria itu sambil membanting gelas kaca yang dipegangnnya menandakan bahwa dirinya sedang marah.

"Maafkan kami tuan, kami hampir melenyapkannya tapi tiba-tiba ketiga temannya datang dan menyelamatkannya." Jawab salah seorang dari gerombolan itu.

"Kalian semua tidak berguna!" Bentak pria itu.

"Apa perlu gue juga ikut turun tangan bang?" Tanya seorang wanita yang tiba-tiba muncul.

"Tidak perlu. Tugas lo cukup jadi serigala berbulu domba. Ambil kepercayaanya baru kita tusuk dia dari belakang." Pria itu tertawa puas akan rencana liciknya.

"Apa kami boleh pergi tuan?" Tanya seorang anak buah pria itu.

"Pergilah." Jawabnya. Keenam orang itu pergi meninggalkan gudang sepi itu.

"Gue gak ngerti deh bang sama jalan pikiran lo. Lo benci sama nyokapnya. Terus kenapa lo malah mau melenyapkan anaknya?" Tanya wanita itu heran.

"Lo tau gak kalau kelemahan seorang ibu adalah anaknya. Abang gak mau langsung membunuh wanita itu langsung. Abang mau dia merasakan rasa sakit kehilangan orang yang kita sayang seperti yang kita alami dulu." Pria itu mengeluarkan alasannya mengapa dia melakukan hal itu. Wanita itu hanya mengangguk mengerti.

"Bay the way  gimana hari pertama menjalankan misi lo?" Tanya pria itu.

"Berjalan lancar bang. Lingka sepertinya tidak tahu kalau gue mau membalaskan dendam kita bang." Wanita itu tersenyum licik.

"Bagus." Pria itu memberi apresiasi kepada wanita itu.

"Lo intinya tenang aja. Gue bakal bikin dia menderita selama gue menjalankan misi ini." Ujar wanita itu melipat kedua tangannya di dada

  🕊🕊🕊

Hari ini Lingka berangkat sekolah diantar supirnya. Karena kondisi kaki Lingka yang sempat terluka akibat pengeroyokan kemarin membuatnya sulit jika untuk mengendarai mobil.

Lingka turun dari mobilnya. Banyak pasang mata yang melihat ke arah Lingka. Luka di lengan dan keningnya masih perih sehingga Lingka memutuskan untuk masih menggunakan perban. Untungnya Lingka bertemu dengan Nayla di pintu gerbang sekolah sehingga dia jadi ada teman untuk mengobrol setidaknya memgalihkan perhatian murid-murid lain yang sedari tadi menatapnya.

"Ya ampun Lingka lo kenapa lagi sih?" Tanya Nayla saat melihat perban di lengan dan plester di kening Lingka.

"Nanti gue ceritain di kelas Nay." Lingka dan Nayla kembali berjalan menuju kelas mereka yang terletak di lantai dua.

LingkaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang