39. Lingkaran-rencana penculikan

55 5 1
                                    























39.LINGKARAN-RENCANA PENCULIKAN







Banyak orang yang tak menyukaimu. Banyak orang yang masih menyimpan dendam padamu. Yang perlu kamu lakukan hanyalah diam. Biar semesta yang bertindak mengajari mereka untuk bertaubat.
-Alingka Azrenia-

🕊🕊🕊

Karan membuka gordennya,dia menghirup udara pagi yang segar. Aroma tanah yang tercampur dengan tetesan air hujan adalah aroma favoritnya.

Karan berjalan menuju kamar mandi untuk mandi dan setelahnya dia sudah siap dengan seragam sekolahnya.

Karan menuruni anak tangga dengan tenang. Seperti biasa sudab ada Astrid dan Fadlan yang tengah menunggunya disana.

"Pagi mah,pah," sapa Karan yang kemudian duduk di bangku makannya.

"Pagi sayang," balas Astrid tersenyum.

"Mamah masak apa?" tanya Karan tak sabar menyantap makanan yang dibuat Astrid. Entah mengapa setiap makanan yang di masaknya selalu terasa menggiurkan di lidah Karan. Mantul!

"Memangnya kamu pernah nolak makanan yang mamah masak," goda Astrid. Tak terasa putra nya ini sudah besar.

"Mamah emang terbaik. Luv u mom," ujar Karan.

Astrid menyiapkan nasi goreng di piring Karan dan Fadlan. Mereka makan sambil berbincang-bincang banyak hal. Fadlan yang biasanya cuek dan dingin kini berubah menjadi peduli dan hangat,itu semua karena mimpi beberapa minggu yang lalu. Ketika dia mimpi bahwa Karan meninggal karenanya. Mungkin itu mimpi terburuk untuk Fadlan!

"Mah,pah. Karan pamit pergi ke sekolah dulu ya,"pamit Karan.

"Iya hati-hati sayang." Astrid mengecup puncak kepala putranya dengan lembut. Walau putranya itu bukanlah anak kecil lagi.bagi seorang Astrid,Karan adalah putra kecilnya. Begitulah pandangan ibu terhadap anaknya.

Karan menyalami Astrid dan Fadlan bergantian,setelah itu dia mengambil kunci mobilnya. Karan hari ini memilih membawa mobil karena takut hujan kembali mengguyur daerah sini lagi.

Karan melajukan mobilnya dengan tenang sambil menikmati perjalanan pagi yang masih sepi dan asri karena belum banyak kendaraan bermotor yang beroperasi.

Mobil Karan memasuki area parkir SMA Pandhu,dan seperti biasa dia selalu saja menjadi pusat perhatian semua orang. Statusnya sebagai anak ketua yayasan membuatnya semakin terkenal di kalangan para siswa dan guru-guru di sekolahnya.

"Pagi pacar," sapa Lingka yang kebetulan berpapasan dengan Karan di koridor. Tetapi Karan malah tak mengubrisnya.

"Hei aku ngomong sama kamu!" sewot Lingka.

"Iya tau," singkat Karan.

"Terus kenapa gak jawab?"

"Ya malas aja."

"Nyebelin banget jadi orang."

"Iya maaf."

"Oke aku bakalan maafin kamu asalkan kamu nemenin aku ke kantin,gimana?"

LingkaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang