19. SEMU

31 2 0
                                    

19. SEMU

"Pertama diawali awal. Terakhir diakhiri akhir"

Grindra dan Sailendra baru saja datang. Sagara, Abi dan Gemi langsung menyambut mereka. "Woww, siapa tuhh?!!" Ucap Abi sedramatis mungkin

"Uwaww sekali!" Lanjut Sagara

"Rapi banget" Sambung Gemi

Sailendra yang merasa di puji langsung tersengir lebar. "Berlebihan banget. Tapi makasih" Ujar Sailendra percaya diri

"Siapa muji lo!!" Abi langsung menghentikan kepede-an Sailendra

"Terus lo muji siapa?" Tanya Sailendra

"Enggak tau gue muji siapa?" Jawab Abi sambil mencari-cari seseorang

"Lo muji siapa?" Tanya Abi kepada Sagara

"Enggak tau juga gue"

"Lo?" Tanya Abi kepada Gemintang

"Gue sih muji Grindra" Jawab Gemintang. Grindra langsung terkejyt di puji seperti itu. "Jadi kalian muji Grindra?" Tanya Grindra

"Iya lah, emang siapa lagi?" Jawab Abi

"Lah, gue kirain gue!" Ucap Sailendra dengan memutar kedua bola matanya

"Kaga usah kepedean deh lu" Balas Abi

"Kenape lu?" Balas Sailendra

"Kalian bisa diem gak?" Ujar Sagara yang mampu membuat Abi dan Sailendra berhenti bertengkar

"Btw, Lentera di mana?" Tanya Sagara

"Iya juga ya"

"Bentar lagi juga dateng kok" Jawab Grindra. "Grindra kesana dulu ya?" Pamit Grindra kepada teman-temannya

"Oke!"

Grindra dan Sailendra pun akhirnya berjalan menuju ke tempat Papanya dan Mamanya berdiri. Banyak orang yang memberikan selamat kepada Papa Grindra atas hasil kerja sama dan kerja kerasnya. Grindra dan Sailendra pun ikut bersalaman dengan orang-orang

Grindra tiba-tiba menoleh ke arah perempuan cantik pujaan hatinya yang sedang memandangnya. Grindra cukup tersihir oleh kecantikan perempuan yang melihatnya. Tapi, Papa Grindra mengajarinya agar tidak terlihat memalukan di depan umum

Grindra hanya di paksa untuk bersikap layaknya orang dewasa dengan pemikiran yang layak serta tersenyum yang terlihat bermakna di depan semua orang. Tapi, Grindra melanggarnya di sekolahan. Grindra malah mengejar seorang perempuan yang dari awal sudah tidak ingin akan kehadirannya

Grindra langsung mengalihkan pandangannya dari Jingga agar ia tidak bersikap tidak pantas yang mengakibatlan ia dihukum saat pulang ke rumah nanti

Jingga melihat ke arah Grindra dengan tatapan yang cukup berbeda. Di sisi lain semua cowok akan terlihat tampan dan mempesona jika menggunakan pakaian hitam. Tapi Grindra memang mempunyai kharisma tersendiri, Grindra memang berbeda dari orang kebanyakan. Ia menggunakan pakaian serba putih, seperti hatinya yang putih tanpa coretan lain

Grindra sedang sibuk berdiri di samping Papanya dan bersalaman dengan orang-orang yang mengucapkan selamat untuk Papa Grindra serta Lentera juga berdiri di sampingnya

Pitaloka sedari tadi berpose untuk berfoto, dan dia meminta Alardo yang memfotokannya. Tapi baginya Alardo tidak terlalu bagus mempotret, jadi harus beberapa kali ulang

"Jingga?!" Panggil Pitaloka yang seketika membuyarkan lamunan Jingga dengan menatap Grindra

"Kenapa lo bengong gitu?" Tanya Pitaloka yang melihatnya dengan dahi yang berkerut

GRINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang