31. SAILENDRA
Grindra berjalan menuju kelasnya, pakaiannya masih sedikit basah, badannya yang sakit, dan wajah bagian sudut matanya yang berwarna merah karena dipukul oleh Sagara.
"Eh Grindra," sapa Jerri ketika berpapasan dengan Grindra.
"Kenapa lo Grin?" tanya Jerri.
"Nggak kenapa-napa," jawab Grindra sedikit ketus.
"Kalau orang nanya baik-baik, harusnya lo jawabnya baik-baik dong!" kata Jerri dan meju selangkah karena mendengar jawaban Grindra yang sedikit tidak enak untuk didengar.
"Emangnya gak boleh ya?" tanya Grindra.
"Enggak!" jawab Jerri ketus.
"Lo nggak belajar ya? Lo itu cuma dibela sama Sagara dan temen-temennya yang sialan itu!"
"Belajar kok, tapi Sagara dan temen-temennya nggak sialan," jawab Grindra.
"Gue udah tau ya cerita lo dibogem sama Sagara," kata Jerri langsung membuat Grindra terdiam.
"Gimana enak rasanya?" tanya Jerri dan setengah tertawa bersama Connor.
"Enak lah," jawab Connor dan tertawa bersama Jerri.
"Sekarang lo mau apa? Dibela sama mereka lagi?"
"Jangan ngarep deh lo," lanjut Jerri lalu meninggalkan Grindra sendirian.
Grindra akhirnya melanjutkan berjalan ke kelasnya, setelah sampai di dekat kelasnya, Grindra akhirnya memasuki kelasnya dan berjalan menuju meja yang ia duduki bersama Sailendra. Sailendra juga masih sedang melanjutkan catatannya yang ketinggalan. Grindra sempat melihat Sailendra berkutat pada ponselnya sebentar, lalu ia melanjutkan tulisannya.
Grindra duduk di samping Sailendra dengan sedikit tidak berisik agar tidak mengganggu Sailendra yang masih menulis.
Sailendra menoleh ke arah Grindra sebentar. Sailendra tentu terkejut dengan sudut mata Grindra yang memerah, ini bukan pertama kalinya ia mendapatkan pukulan dari orang lain, tapi ini disekolahan, dan yang memukulnya tentu bukan Papa Grindra.
"Grindra? Sudut mata lo kenapa? Dan pakaian lo kenapa belakangnya basah gitu?" tanya Sagara heran dan kaget.
"Ini karena jatuh aja tadi di lorong kelas sebelas," jawab Grindra.
"Gue nggak percaya,"
"Beneran, Grindra tadi nggak ngeliat ada papan tulisan bahwa lantai itu licin, Grindra malah lari, akhirnya Grindra jatoh deh,"
Sailendra tidak mencurigai bahwa Grindra sedikit berbohong dalam mengatakan itu, Grindra juga orang yang ceroboh, maka Sailendra tidak mencurigainya.
"Tunggu bentar, Lendra bakal cari obat buat ngobatin sudut mata lo," ujar Sailendra dan akhirnya bangkit lalu berjalan keluar kelas untuk mencarikan Grindra obat.
Sebagai gantinya, Grindra melanjutkan catatan Sailendra yang sedikit lagi akan selesai. Grindra mulai menulis tanpa halangan karena ia memang suka menulis.
TING!
Ponsel Sailendra yang berada di bawah meja ternyata tidak ia bawa, dan ponselnya mendapatkan satu notifikasi. Grindra masih berfokus kepada catatannya dan mengabaikan notifikasi itu.
TING!
Tidak mebutuhkan waktu yang lama, ponsel Sailendra berbunyi lagi yang menandakan Sailendra mendapatkan dua notifikasi.
Grindra memberanikan diri untuk mengambil ponsel Sailendra yang berada di bawah mejanya. Grindra lalu menyalakan ponsel Sailendra untuk sekedar melihat notifikasi apa itu.
Om Sadam:
Iya.Om Sadam:
Lendra, pastikan Grindra tidak melakukan hal buruk dan bisa mencemarkan nama baik keluarga.Grindra membacanya sambil mengerutkan dahinya. Apa yang sedang Papanya dan Sailendra lakukan?
Grindra mulai membuka ponsel Sailendra yang tidak berkunci, lalu ia membuka pesan dari Sadam-Papa Grindra.
Grindra terkejut bahwa Sailendra sering berkirim pesan bersama Papanya dan Papanya terus mengingatkan untuk selalu memantau apa yang dilakukan Grindra.
Grindra melihat banyak sekali screenshot dari ponsel Grindra yang Sailendra kirim kepada Papa Grindra sendiri. Pesan-pesan dari Sagara, Abi, Gemintang, Lentera, Pitaloka hingga Jingga. Semuanya dikirim secara lengkap oleh Sailendra.
Dan Grindra baru menyadari bahwa Sailendra sering meminjam ponselnya. Grindra hanya berfikir bahwa Sailendra sekedar meminjamnya, tapi ternyata Sailendra mengirimkan semua hal penting atau berharga bagi Grindra ke Papa Grindra.
Hati Grindra langsung remuk, bagaimana bisa Sailendra, sahabat Grindra sendiri ternyata selama ini mengikuti Grindra dan memantau Grindra hanya untuk informasi bagi Sadam.
Sailendra ternyata membohongi dan mengkhianati Grindra. Sailendra tidak ingin bersekolah disini, tapi karena paksaan dari Sadam, Sailendra harus pindah sekolah. Papanya adalah dalang dan dorongan dari semua perbuatan Sailendra.
Sailendra kembali ke kelas dengan membawa beberapa peralatan medis dari ruang UKS. Sailendra kemudian duduk di sebelah Grindra, sedangkan Grindra hanya menatap wajah Sailendra dengan penuh tanda tanya.
Saat Sailendra ingin membuka kotak P3K, Grindra menutup kembali kotak P3K itu. Sailendra tentu keheranan.
"Maksud pesan ini apa?" tanya Grindra yang ingin mendapatkan kebenaran. Sailendra yang melihatnya segera mengambil ponselnya yang berada di tangan Grindra.
"Sial!" batin Sailendra.
"Papa lo cuma mau gue jagain lo kok, itu doang," jawab Sailendra sedikit lebih jujur.
"Bukan itu, yang lain?"
"Cuma itu doang, Grin,"
"Kenapa ada foto pesan Grindra sama temen-temen Grindra?"
Sailendra tidak berniat menjawab pertanyaan Grindra, ia hanya membuka kotak P3K dan mengambil kapas dan obat kuning.
"Grindra butuh penjelasan," kata Grindra lagi.
"Luka lo itu diobatin dulu,"
"Enggak,"
"Grindra!"
"Grindra udah percaya sepenuhnya sama Lendra! Tapi kenapa Lendra tega gini ngirim semua pesan pribadi Grindra ke Papa Grindra? Kan ini pesan pribadi! Kalau Lendra mau baca, ya silahkan. Tapi jangan Lendra kirim ke Papa Grindra!"
Sailendra terdiam mendengarkan perkataan Grindra, tidak seharusnya ia melakukan hal itu, tapi Sadam meminta sendiri bantuan Sailendra. Sailendra saat itu bingung ingin memilih siapa, apakah Papa Grindra atau Grindra sahabatnya sendiri?
"Maafkan gue Grin,"
"Grindra butuh penjelasan, bukan minta maaf,"
Grindra bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan Sailendra yang masih duduk dengan memegang kapas dan obat kuning.
"Grindra!" panggil Sailendra.
Grindra tetap pergi meninggalkan Sailendra, Ia sekarang ingin pergi untuk bercerita kepada seseorang.
~~~
Jangan lupa untuk vote, komen dan share, juga jangan lupa untuk Follow akun Wattpad ini!
Jangan menjadi silent readers.
Follow instagram:
AlbericgilbranWpricc
Gringgawattpad
Youtube:
AlbericGilbran
KAMU SEDANG MEMBACA
GRINGGA
TeenfikceGrindra Samudra Atlanta, adalah siswa yang sangat Hiperaktif dan pakaiannya yang kelewatan rapi. Sejak Masa Orientasi Siswa ia bahkan belum mendapatkan teman di sekolah barunya, satu orang pun tidak mau berteman dengannya serta Aksi Bullying dari te...