4. AWAL MULAI

68 6 2
                                    

4. AWAL MULAI

"Sama halnya magnet dengan kutub yang sama"-Grindra Samudra Atlanta

"JINGAAAA!" Panggil Grindra sambil melambaikan tangannya

"JINGGA?"

"Jingga gak denger?"

"JINGAA!" Panggil Grindra lagi. Jingga hanya menatapnya dengan tidak peduli

"JIINGAAA!" Panggil Grindra sambil berjalan ke arahnya. Jingga yang melihatnya langsung buru-buru pergi tapi Grindra lebih dulu berdiri di depannya

"Jingga gak denger tadi Grindra panggil?" Tanya Grindra

"Enggak!" Balas Jingga singkat

"Jingga mau ke mana?" Tanya Grindra sambil mensejajarkan langkahnya dengan Jingga

"Bukan urusan lo!" Ketus Jingga

"Ke kantin bareng yuk?" Tanya Grindra

"Enggak!" Balas Jingga sangat ketus

"Ke kantin ya?"

"Hmm"

"Laper kan?"

"Hmm"

"Pasti haus kan?"

"Hmm"

"Yuk bareng!"

"Hmm"

"Oke!"

"Tunggu sebentar. Gue barusan ngebolehin si culun ini ikut bareng gue?. Demiii apaaa?!!" Gerutu Jingga di dalam hati

Tibalah Grindra di kantin bersama dengan Jingga. Di meja yang setiap hari Grindra duduki sudah ada Sagara, Gemintang, Abi, dan Lentera yang tengah makan

"Jingga mau duduk di mana?" Tanya Grindra ramah

Tidak ada balasan dari Jingga. Jingga hanya meneruskan langkahnya untuk memesan makanan, dan Grindra masih saja mengikutinya

"Mpok Yanti, bikinin es teh satu ya, dan nasi gorengnya satu piring" Ucap Jingga memesan makanan

"Grindra juga sama ya mpok" Ujar Grindra

Jingga menoleh ke arah Grindra dan menatapnya sinis. Bagaimana bisa satu cowok gila ini mengikutinya terus-menerus?

Jingga membawa minuman dan makannya ke meja yang sudah di duduki oleh Pitaloka sendirian. Grindra pun masih mengekorinya

"Ehh Grindra?" Ucap Pitaloka setelah melihat Grindra duduk di meja yang sama dengan mereka

"Hai Pitaloka" Balas Grindra

"Kalian kenal?" Tanya Jingga

"Kenal dong!" Jawab Pitaloka. Jingga tidak bisa berkata-kata lagi, semua ini seakan membuat hidupnya terusik

"Jingga?" Panggil Grindra. Jingga hanya menoleh ke arah Grindra meski wajahnya tidak bersahabat, tapi Grindra tidak terganggu akan hal itu

"Nama Jingga indah ya. Orang tua Jingga gak salah pilih nama" Ucap Grindra basa-basi

"Nama gue memang indah, cantik, anggun, menawan, baik, kurang apa lagi coba?!" Jawab Jingga

"Kurang nya itu, Jingga gak sebaik namanya" Ucap Grindra

"Maksud kamu gak sebaik namanya itu apa?!" Balas Jingga kesal

"Jingga suka marah-marah gak jelas sih"

GRINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang